JAKARTA(Jurnalislam.com)— Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut kedatangan Calon Panglima TNI yang juga Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono ke Kantor (MUI) Pusat di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022).
Kedatangan calon Panglima TNI pengganti Jenderal Andhika Perkasa ke kantor MUI itu dilakukan dalam rangka menjalin silaturahim dengan para pengurus teras MUI, sekaligus meresmikan Buku Doa Khusus Prajurit TNI AL yang digagas TNI Angkatan Laut bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kedatangannya disambut Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, Sekjen MUI KH Amirsyah Tambunan, serta segenap pengurus teras Dewan Pimpinan MUI.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud memberikan sambutan. Dia mengajak untuk menjaga integrasi nilai dan bisa menjawab bahwa negara kita sejatinya sudah sesuai dengan panduan agama.
“Apakah kita bernegara sesuai dengan agama kita? Banyak pertanyaan yang muncul di antara kalangan milenial. Maka itu harus kita jawab, kita telah memutuskan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Pancasila,” katanya.
Selain itu, Kiai Marsudi juga memberikan apresiasi kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) yang telah menjalin kerja sama dengan MUI.
“Mudah-mudahan dalam kerja sama TNI AL dengan MUI ini bisa diteruskan Panglima TNI Republik Indonesia untuk menjaga NKRI ini. Dalam hal agama dan negara ini sangat penting bahwa nilai-nilai agama melalui Majelis Ulama Indonesia terus berupaya mengajarkan nilai terintegrasi ini,” ujarnya.
MUI memberikan buku doa khusus untuk prajurit TNI AL, buku doa tersebut diharapkan menjadi spirit untuk prajurit yang menjalankan tugas dalam menjaga NKRI.
“Alhamdulillah hari ini telah jadi buku saku doa untuk menjadi tetap semangat dan selamat menjadi Tentara Republik Indonesia dalam menjaga NKRI ini. Maka dengan doa-doa ini nantinya akan mempunyai spirit yang tinggi untuk melindungi negara ini. Dengan nilai ikhlas maka bisa juga dinilai sebuah jihad. Jika Indonesia ini utuh, damai dan tidak ada konflik tentunya para ustadz, kiai aman dalam berdakwah untuk menjaga keutuhan negara kita tercinta merupakan tanggung jawab kita,” kata Kiai Marsudi.
Sementara itu, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, dirinya selaku pimpinan TNI Angkatan Laut mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh para kiai dan ulama MUI atas dukungannya untuk memperkuat keimanan para prajurit TNI Angkatan Laut yang setiap hari bertugas di lapangan.
Hal ini dilakukan dengan membuatkan buku saku, yaitu Buku Doa Khusus Prajurit TNI AL yang dapat menjadi pegangan seluruh prajurit TNI Angkatan Laut dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Yudo meyakini, Buku Doa Khusus Prajurit TNI AL itu dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri seluruh prajurit TNI Angkatan Laut, khususnya yang beragama Islam dalam menjalankan tugas di wilayah tugasnya masing-masing, khususnya yang bertugas di atas kapal perang Republik Indonesia atau KRI.
“Tentunya buku doa ini sangat penting bagi prajurit karena membutuhkan pegangan bagi prajurit dalam melaksanakan tugas, supaya mereka lebih mudah ketika doa apa yang akan dibaca ketika mereka menghadapi situasi dalam melaksanakan tugas, khususnya tugas di kapal perang, tugas di pasukan, maupun tugas di pulau terluar. Karena memang tugas TNI Angkatan Laut banyak di kapal perang, di pulau terluar juga, maupun di pasukan,” kata KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Yudo pun berharap, pembuatan buku doa khusus bagi prajurit TNI Angkatan Laut oleh MUI tersebut dapat meningkatkan keimanan serta menjadi pegangan bagi seluruh prajurit TNI Angkatan Laut dalam menjalankan tugas sehari-hari.
“Tadi saya liat banyak sekali doa-doa di situ, baik doa menghadapi musuh, doa ketika dikepung musuh, doa ketika naik kapal perang, doa ketika menghadapi situasi yang buruk di laut semuanya ada disitu,” ujarnya.
Sementara itu, KH M Cholil Nafis menyampaikan kegiatan ini memperkuat apa yang disampaikan para bapak bangsa Indonesia bahwa negara ini didirikan dua kekuatan besar, yaitu kekuatan nasionalisme dan kedua kekuatan religius atau keagamaan.
Dia juga meyakini buku kumpulan doa khusus para prajurit TNI AL itu dapat memperkuat keimanan prajurit TNI AL dalam bertugas, sehingga lebih manusiawi dan lebih bisa mengedepankan kemanusiaan dalam bertugas.
“Kami ingin prajurit kita yang setiap hari bertugas tidak hanya memiliki kemampuan atau skill pertahanan, tetapi kita juga ingin prajurit kita memiliki kekuatan yang mana dalam kondisi tertentu itu yang hanya bisa diubah hanya dengan doa. Setelah doa itu diserap, dia juga bisa punya rasa ketangguhan dan kekuatan,” kata Nafis. (mui)