Kesaksian-kesaksian langsung atas penistaan terhadap perempuan, anak-anak dan orang tua dalam Pembantaian Srebrenica
Peristiwa dramatis terjadi di mana-mana. Orang-orang berumur dibunuh. Anak-anak direnggut dari tangan ibu mereka dan orang tua bunuh diri karena putri mereka dibawa pergi dan diperkosa.
Aku melihat bagaimana anak berusia sembilan tahun ditarik paksa dari lengan ibunya. Sang ibu berteriak minta tolong. Para prajurit (Kristen) Serbia menyeret rambutnya dan memukulinya di tanah. Wanita itu dilemparkan ke dalam truk. Si anak kecil tergeletak di tanah di sisi kirinya. Bahkan setelah lebih dari sebelas tahun saya tidak bisa melupakan bagaimana ia berteriak untuk ibunya." (Zumra Šehomerović)
(…)
Pada suatu waktu, saya melihat bagaimana seorang anak kecil -sekitar sepuluh tahunan, dibunuh oleh orang-orang Serbia yang berseragam tentara Belanda. Hal ini terjadi di depan mata saya sendiri. Sang ibu duduk di tanah dan anak kecil itu duduk di sampingnya. Ia ditempatkan di pangkuan ibunya. Anak kecil itu dibantai. Kepalanya dipotong. Sedang tubuhnya tetap di pangkuan si ibu. Prajurit (Kristen) Serbia menancapkan kepala anak laki-laki tadi pada pisaunya dan menunjukkan kepada semua orang… Pada saat itu ada tentara Belanda (PBB) di sekitarnya. Mereka berdiri dan tidak melakukan apa pun. Mereka tampak sepenuhnya acuh tak acuh. Wanita itu histeris dan mulai berteriak minta tolong. Seorang tentara Belanda yang berdiri di situ hanya berkata, "Tidak, tidak, tidak." Saya berpikir bahwa itu adalah seorang prajurit Belanda. Lalu tentara Serbia memaksa sang ibu untuk meminum darah anaknya. Kekacauan pecah di antara para pengungsi.
Saya melihat bagaimana seorang wanita hamil dijagal. Tentara (Kristen) Serbia menikam perutnya, membelahnya terbuka dan mengambil dua anak kecil (belum lahir) keluar dari perutnya dan kemudian membanting mereka ke tanah sampai mati. Saya melihat ini dengan mata saya sendiri. Tentara Serbia ini diikuti oleh sejumlah tentara Belanda. Saya bersaksi bahwa ada tentara Belanda hadir. Aku mengenali mereka. Saya tidak sedang mengesankan bahwa mereka takut atau dipaksa untuk hadir. Saya cukup yakin bahwa mereka bersenjata. Tentara Belanda tidak melakukan apa-apa sama sekali. "(Ramiza Gurdić)
(…)
Ada seorang wanita muda dengan bayi dalam perjalanan ke bus. Bayi itu menangis dan seorang tentara Serbia berkata bahwa ia harus memastikan agar bayinya diam. Kemudian prajurit tadi mengambil si anak dari ibunya dan menyembelih tenggorokannya. Saya tidak tahu apakah tentara Belanda melihat itu.
Ada semacam pagar berduri di sisi kiri jalan menuju Potocari. Aku mendengar kemudian seorang wanita muda menjerit sangat dekat (4 atau 5 meter). Saya kemudian mendengar wanita lain memohon: "Biarkan dia, dia baru berusia sembilan tahun." Jeritan tiba-tiba berhenti. Aku begitu sangat terkejut hingga aku hampir tidak bisa bergerak. Aku tidak bisa melihat wanita itu karena terlalu banyak pengungsi yang berdiri di depan. Saya tidak tahu apakah pada saat itu tentara Belanda ada di sana. Tentara (PBB) Belanda benar-benar mondar-mandir melewati kerumunan orang sepanjang waktu. Rumor ini kemudian dengan cepat beredar bahwa seorang gadis berusia sembilan tahun telah diperkosa. "(Kada Hotić)
(…)
"Kemudian [Jenderal Serbia Ratko] Mladic datang dan semua orang panik. Para prajurit (Kristen) yang bersama Mladic bersenjata berat dan berjalan di antara orang-orang (propaganda untuk mengesankan para pengungsi itu berbahaya, pent). Semua ini difilmkan oleh kru kamera. Mladic kemudian mulai mendistribusikan cokelat dan permen di kalangan anak-anak di sana. Dia membiarkan orang tahu bahwa tidak ada yang perlu takut dan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Begitu kamera berhenti syuting adegan ini berubah. Dia menanyakan seorang anak muda berapa umurnya. Anak itu mengatakan kepadanya bahwa dia sebelas tahun. Untuk hal itu Mladic mengatakan bahwa dalam enam tahun dia bisa menjadi seorang tentara dan bahwa ia harus pergi bersama mereka. Anak muda itu kemudian ditarik, dibawa keluar, dan dibawa pergi. Saya mengatakan hal ini kepada suami saya dan dia menyampaikannya lagi dalam bahasa Inggris ke salah seorang prajurit Belanda bahwa anak-anak sedang dipindahkan. Tentara (PBB) Belanda memandangnya dan hanya bilang, "Jadi kenapa".
Orang-orang (Kristen) Serbia pada titik tertentu mulai mengambil anak-anak gadis dan wanita muda dari kelompok pengungsi. Mereka diperkosa. Perkosaan sering terjadi di hadapan orang lain dan kadang-kadang bahkan di depan mata anak-anaknya sendiri. Seorang tentara Belanda berdiri dan ia hanya melihat sekeliling dengan walkman di kepalanya. Dia tidak bereaksi sama sekali dengan apa yang terjadi. Itu tidak terjadi hanya di depan mata saya, karena saya melihat itu secara pribadi, tetapi juga di depan mata kita semua. Para prajurit (PBB) Belanda berjalan di mana-mana. Tidak mungkin bahwa mereka tidak melihatnya.
Ada seorang wanita dengan bayi kecil berumur beberapa bulan. Seorang Serbia mengatakan kepada si ibu bahwa anaknya harus berhenti menangis. Ketika anak itu tidak berhenti menangis ia merenggut anak itu dan memotong tenggorokannya. Lalu ia tertawa. Ada seorang tentara Belanda di sana yang sedang menonton. Dia tidak bereaksi sama sekali.
Saya melihat lebih banyak lagi hal-hal yang mengerikan. Sebagai contoh, ada seorang gadis, dia pasti telah berusia sekitar sembilan tahun. Pada saat tertentu beberapa orang (Kristen) Serbia menyuruh saudara lelakinya agar ia memperkosa gadis itu. Dia tidak melakukannya… Kemudian mereka membunuh anak laki-laki tersebut. Saya pribadi melihat semua itu. Saya benar-benar ingin menekankan bahwa semua ini terjadi di dekat markas (PBB).
Dengan cara yang sama saya juga melihat orang lain yang dibunuh. Beberapa dari mereka disembelih tenggorokannya. Lainnya dipenggal kepalanya. "(Munira Subasic)
(…)
Ketika kita diusir dari pabrik oleh orang-orang (Kristen) Serbia, sekelompok Serbia datang mengatakan bahwa mereka sedang mencari seorang gadis tertentu. Gerombolan Serbia itu mengenal gadis tersebut dari sebelum perang. Ibu saya takut bahwa yang mereka cari itu adalah kakak saya dan dia menutupi kepala dan wajahnya dengan syal. Para gadis secara terus menerus dibawa keluar dari kelompok dan mereka diperkosa. Saya sangat takut. Saya mengenal seorang wanita yang putrinya dibawa keluar dari kelompok dan tidak pernah terlihat lagi. Putrinya itu satu tahun lebih tua dari saya.
Ibu saya diambil oleh orang-orang Serbia dari kelompok pengungsi pada malam 12-13 Juli 1995. Dia kemudian diperkosa. Saya tidak bisa berbicara lebih dari itu. Dia tidak pernah pulih dari itu dan setahun kemudian meninggal karena kanker rahim. Dia saat itu berusia 37 tahun. "(Penggugat No. 10)
(…)
Aku melihat sekelompok (Kristen) Serbia memegangi seorang ibu berusia sekitar 65 tahun, sementara salah seorang Serbia memasukkan lengannya ke dalam kemaluan ibu tersebut dan merobek rahimnya. Setelah ini terjadi dia masih hidup. Dia selamat dari itu. Saya melihat bahwa dengan mata saya sendiri. Sekitar empat atau lima tentara Belanda berdiri di dekat lokasi kejadian. Mereka tidak melakukan apa pun. (Sabra Kolenović)
(…)
Ada gunungan pakaian dekat dengan tempat tentara Belanda. Saya berpikir bahwa pakaian ini berasal dari warga sipil. Pakaian itu berlumuran darah. Saya sendiri tidak melihat pembunuhan tapi aku melihat bahwa pakaian itu sangat berlumuran darah. Saya dengan jelas mendengar seorang wanita muda berteriak bahwa dia sedang dibunuh. Aku ingin melihat apa yang terjadi tapi ditahan oleh beberapa prajurit (Belanda/PBB). Aku tidak tahu lagi apakah ini adalah tentara Belanda atau Serbia. Saya kemudian melihat genangan darah di tempat itu. Ini adalah dekat dengan pagar di sekitar kompleks. Saya melihat ini ketika saya harus meninggalkan kompleks, dalam perjalanan ke bus. "(Penggugat Nomor 7)
Jagal Serbia Ratco Mladic bersalaman hangat dengan seorang pasukan PBB Belanda.
Kesaksian-kesaksian diatas diterbitkan lagi dari:
Surat perintah panggilan (4 Juni 2007) yang diajukan oleh firma hukum Belanda Van der Kroef Diepen Van Advocaten
"Zarfa Turkovic mengatakan dia melihat dengan mata setengah tertutup, pura-pura tidur, berharap dia tidak akan menjadi yang berikutnya, empat orang Serbia memperkosa seorang wanita Muslim berusia 28 tahun … Dua dari mereka mengambil kakinya dan mengangkatnya ke udara, sementara yang ketiga mulai memperkosanya. Orang-orang diam, tidak ada yang bergerak. Dia menjerit dan berteriak serta memohon mereka untuk berhenti. Mereka menyumbatkan kain lap ke dalam mulutnya, dan kemudian kami hanya mendengar isak tertahan yang keluar dari bibirnya yang disumbat. Ketika mereka selesai memperkosanya, wanita itu ditinggalkan di sana. "
Kutipan dari putusan Pengadilan Internasional untuk Bekas Yugoslavia dalam kasus Radislav Krstic juga menetapkan bahwa pasukan Serbia memperlakukan perempuan dan anak-anak dari Srebrenica dengan cara yang paling mengerikan:
43. Terjadinya pembantaian.
Di akhir pagi tanggal 12 Juli 1995, seorang saksi melihat tumpukan 20 sampai 30 mayat menumpuk di belakang Gedung Transportasi di Potocari, bersama semacam-mesin traktor. Yang lainnya bersaksi bahwa, pada sekitar jam 12:00 pada tanggal 12 Juli, ia melihat seorang tentara membunuh seorang anak dengan pisau di tengah kerumunan orang-orang yang diusir. Ia juga mengatakan bahwa ia melihat tentara Serbia mengeksekusi lebih dari seratus orang Muslim Bosnia di daerah belakang Pabrik Seng dan kemudian memuat jasad mereka kedalam truk, meskipun jumlah dan sifat metodis alami pembunuhan dibuktikan oleh saksi ini berhdapan kontras dengan “Bukti lain” di Rekam Sidang (persidangan yang dijalankan kaum kuffar Kristen Eropa, pent) yang menunjukkan bahwa pembunuhan di Potocari yang bersifat sporadic.
Komandan jagal pasukan kristen Serbia Ratko Mladic (paling kiri) terlihat akrab bersama komandan pasukan Belanda Jendral Thom Karremans, saat pasukan Belanda berkhianat menyerahkan terima camp pengungsi Srebrenica pada Serbia.
Hingga sekarang (pen) Jendral Thom Karremans -sekutu pasukan kristen Serbia- tidak tersentuh hukum sama sekali dan bebas bepergian.
44. Saat malam tiba, teror semakin kejam.
Jeritan-jeritan, suara tembakan dan suara menakutkan lainnya yang terdengar sepanjang malam dan tak seorang pun dapat tidur. Para tentara Kristen Serbia memilih orang dari kerumunan tahanan sipil dan membawa mereka pergi: beberapa kembali; lainnya tidak. Saksi (berinisial) T menceritakan bagaimana tiga bersaudara – satunya hanya anak kecil dan lainnya berusia remaja – dibawa keluar di malam hari. Ketika ibu anak-anak itu pergi mencari mereka, ia menemukan anak-anaknya dengan tenggorokan mereka sudah menganga.
45. Malam itu, seorang perawat medis Belanda berjalan melintasi dua tentara Serbia yang sedang memperkosa seorang wanita muda:
"Kami melihat dua tentara Serbia, salah satu dari mereka berjaga-jaga dan yang lain berbaring pada gadis itu, dengan celananya yang diturunkan. Dan kami melihat seorang gadis tergeletak di tanah, diatas sejenis kasur matras. Ada darah di kasur, bahkan dia berlumuran darah. Dia memar di kakinya. Bahkan ada darah turun kakinya. Dia sangat terguncang. Dia benar-benar menjadi gila."
46. Pengungsi Muslim Bosnia di sekitarnya bisa melihat pemerkosaan, tapi tidak dapat melakukan apa-apa karena tentara Serbia bersenjata berdiri di dekatnya. Orang lain mendengar wanita menjerit, atau melihat wanita diseret. Beberapa orang begitu ketakutan hingga mereka melakukan bunuh diri dengan cara menggantung diri mereka sendiri. Sepanjang malam dan keesokan paginya, cerita tentang pemerkosaan dan pembunuhan menyebar melalui kerumunan dan teror di kamp (tawanan sipil) meningkat.
…. … …
150. Pada tanggal 12 dan 13 Juli 1995, setelah kedatangan pasukan Serbia di Potocari, para pengungsi Muslim Bosnia yang berlindung di dalam dan di sekitar kompleks menjadi sasaran kampanye teror yang terdiri dari ancaman, penghinaan, penjarahan dan pembakaran rumah- rumah di dekatnya, pemukulan, pemerkosaan, dan pembunuhan.
… … …
517. Lebih penting lagi, pemerkosaan dan pembunuhan dilaporkan oleh saksi yang kredibel dan beberapa orang melakukan bunuh diri agar tidak kena teror. Seluruh situasi di Potocari telah digambarkan sebagai kampanye teror. Yang menjadi penderitaan utama, beberapa wanita yang akan naik bus, anak-anak mereka yang masih muda diseret dari mereka, dan tidak pernah terlihat lagi.
Menurut Laporan Sekretaris Jenderal, A / 54/549:
389. Pada hari yang sama [17 Juli 1995], salah seorang tentara Belanda, selama waktu singkatnya di Zagreb setelah kembali dari wilayah-yang dicaplok Serbia, tercatat sebagaimana dikutip seorang wartawan berkata, "musim berburu [sedang] dalam ayunan penuh … tidak hanya laki-laki yang diduga menjadi bagian Pemerintah Bosnia saja yang ditargetkan … perempuan, termasuk yang hamil, anak-anak dan orang tua tidak luput. Beberapa ditembak dan terluka, yang lainnya telinga mereka dipotong dan kaum wanita (muslim) telah diperkosa.
Faris | bosniangenocide | Jurniscom