WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Tiga remaja didakwa karena berencana untuk menyerang wilayah Muslim di New York dengan bom dan senjata api, kata polisi pada hari Selasa (22/1/2010).
Polisi memulai penyelidikan atas rencana tersebut di Greece, New York, setelah seorang siswa menunjukkan foto kepada siswa lain dan mengatakan orang di foto itu “terlihat seperti penembak sekolah.”
Setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan komplotan untuk menyerang komunitas Muslim di Islamberg, New York.
“Ada rencana untuk menyerang komunitas ini dengan senjata,” kata Kepala Polisi Greece Patrick Phelan pada konferensi pers.
Departemen Kepolisian Greece menangkap Brian Colaneri, 20, Vincent Vetromile, 19, dan Andrew Crysel, 18, pada hari Sabtu. Ketiganya didakwa dengan tiga tuduhan memiliki senjata berbahaya tingkat pertama dan satu tuduhan konspirasi tingkat keempat.
Polisi juga menangkap dan menuduh seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sehubungan dengan rencana itu dan berdasarkan undang-undang baru anak tersebut akan diadili sebagai seorang remaja.
Polisi menemukan tumpukan 23 senjata api serta tiga alat peledak improvisasi (IED), yang ditemukan di rumah anak yang berusia 16 tahun tersebut.
IED saat ini sedang diproses di laboratorium FBI di Virginia.
Baca juga:
-
Kelompok Hak Muslim AS Gugat Negara Bagian Mayland
-
Muslim AS Minta Waktu Operasi Masjid Diperpanjangan
-
100.000 Warga AS Masuk Islam Pertahun, Muslim akan Menjadi Umat Terbesar di Amerika
-
Muslim AS di DNC Ambil Sikap Lawan Islamophobia
Dewan Hubungan Amerika-Islam (The Council on American-Islamic Relations-CAIR) menuntut dakwaan federal.
“Siapa pun yang dituduh merencanakan tindakan kekerasan terhadap minoritas agama harus menghadapi kejahatan kebencian negara bagian dan federal dan tuntutan hak-hak sipil yang sepadan dengan keseriusan tindakan mereka,” kata Direktur Eksekutif CAIR-New York, Afaf Nasher dalam rilis berita.
Islamberg didirikan pada 1980-an oleh Mubarak Ali Gilani, seorang ulama yang berasal dari Pakistan, sebagai daerah kantong bagi Muslim yang melarikan diri dari kejahatan dan kemiskinan yang ada di daerah perkotaan. Komunitas ini sebagian besar terdiri dari Muslim kulit hitam.
Kelompok-kelompok sayap kanan mengklaim bahwa kota itu adalah surga bagi para ekstremis dan teroris, namun, tidak ada bukti yang mendukung dugaan tersebut.
Analisis kontra-terorisme 2008 dari Akademi Militer AS di West Point menyimpulkan tidak ada bukti bahwa Islamberg adalah bagian dari jaringan “tempat pelatihan paramiliter.”