ANKARA (Jurnalislam.com) – Di tengah penarikan mundur pasukan AS dari Suriah, Turki akan mendesak perjuangan melawan kelompok IS untuk membersihkannya dari tanah Suriah, kata presiden Turki pada hari Rabu (16/1/2019).
“Turki akan melanjutkan perang melawan IS dan melenyapkan kelompok ini di Suriah,” kata Recep Tayyip Erdogan dalam konferensi pers gabungan bersama dengan Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic yang sedang melakukan kunjungan di ibu kota Ankara.
Pada serangan hari Rabu di Manbij, Suriah, dimana laporan awal mengatakan menewaskan tiga tentara AS, Erdogan mengatakan bahwa ia tidak percaya Presiden AS Donald Trump akan diam saja menghadapi serangan ini, karena ini berarti kemenangan bagi IS.
Baca juga:
-
Oposisi Bersenjata Anti Syiah Assad di Idlib Dukung Operasi Militer Turki
-
Idlib: HTS Sepakat Gencatan Senjata dengan NLF
-
2 Anggota Komando Pusat AS, 1 Staff Pentagon dan 1 Kontraktor Tewas Dihantam Bom
-
Menlu AS: Kurdi Suriah akan Kami Lindungi dari Ancaman Militer Turki
Erdogan menambahkan bahwa serangan itu bisa saja dimaksudkan untuk mencegah AS meninggalkan Suriah.
Manbij tetap di bawah kendali PYD/YPG, afiliasi Suriah dari organisasi teroris PKK.
Selama aksi teroris 30 tahun melawan Turki, PKK telah merenggut sekitar 40.000 jiwa. PYD / YPG adalah cabang Suriahnya.
Serangan itu terjadi setelah pengumuman mengejutkan Trump bulan lalu tentang penarikan pasukan Amerika dari Suriah.
Keputusan penarikan pasukan muncul saat panggilan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dimana kedua pemimpin sepakat tentang perlunya koordinasi yang lebih efektif atas negara yang dilanda perang itu.