ASTANA (Jurnalislam.com) – Pembicaraan perdamaian Suriah ke-11 dalam format Astana dimulai pada hari Rabu (28/11/2018) dengan pertemuan antara wakil-wakil Rusia dan rezim Bashar al-Assad Suriah di ibukota Kazakhstan.
Menjelang pertemuan, Alexander Lavrentiev, utusan khusus presiden Rusia untuk Suriah, mengatakan kepada wartawan bahwa pembentukan komite konstitusi untuk konstitusi baru, gencatan senjata di Suriah barat laut provinsi Idlib, masalah pengungsi dan perang melawan kelompok teror akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
Kelompok Kerja Astana yang dibentuk untuk membebaskan tahanan diharapkan juga akan mengadakan pertemuan.
Pertemuan tersebut akan mengevaluasi sebuah proyek percontohan untuk pelepasan tahanan Suriah secara timbal balik dan bersamaan baik dari rezim Assad maupun pihak oposisi pada hari Sabtu.
Proyek Pelepasan Tahanan /Penculikan, Penyerahan Jenazah dan Identifikasi Orang Hilang dibentuk sebagai bagian dari proses Astana dengan partisipasi Turki, Rusia dan Iran – tiga negara penjamin dari proses Astana – serta PBB, menurut Kementerian Luar Negeri Turki.
Baca juga:
-
Perancis: Kesepakatan Istanbul atas Idlib, Cegah Suriah Jadi Buruk
-
Bahas Zona De-Eskalasi Idlib, Turki, Rusia dan Iran akan Bertemu di Astana
-
Langgar Perjanjian Astana, Jet Tempur Rusia Bombardir Zona de Eskalasi di Idlib
-
Beginilah Laporan Pertemuan Pertama Pembicaraan Damai Suriah di Jenewa
Pada hari Selasa, PBB mengatakan utusan Suriah, Staffan De Mistura, akan bertemu dengan pejabat tinggi dari negara penjamin di Astana untuk bekerja membentuk komite guna menulis konstitusi baru bagi negara yang dilanda perang itu.
Sebelumnya pada hari Rabu, Kementerian Luar Negeri Kazakhstan mengumumkan kedatangan semua pihak di Astana.
Mengepalai kelompok atas nama oposisi utama Suriah, Ahmed Tuma, mantan perdana menteri pemerintah sementara Suriah, akan menekankan kurangnya lingkungan yang berkelanjutan bagi repatriasi pengungsi Suriah dan rekonstruksi negara, serta penundaan rezim yang sedang berlangsung di pembicaraan dengan PBB dan Rusia, menurut sumber-sumber oposisi.
Delegasi Turki – diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Sedal Onal – diperkirakan akan mengadakan pertemuan dengan kelompok oposisi, perwakilan Rusia dan Iran.
Negara penjamin diharapkan mengadakan pertemuan pada hari Rabu menjelang sesi utama hari Kamis – di mana semua pihak akan bertemu dan deklarasi akhir akan dibacakan.
Iran diwakili oleh Hussein Gabri Ansari, asisten menteri luar negeri untuk urusan Arab dan Afrika, sementara Rusia diwakili Alexander Lavrentiev, utusan khusus presiden Rusia untuk Suriah.
Rezim Suriah akan diwakili oleh Bashar Jaafari, perwakilan permanen rezim untuk PBB.
Konflik di Suriah dimulai pada 2011 ketika rezim Syiah Nushairiyah Assad membantai para demonstran dengan keganasan militer yang tidak terduga.
One thought on “Inilah Pembahasan Pembicaraan Damai Suriah ke-11 Kemarin”