ANKARA (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron membahas mengenai krisis kemanusiaan di wilayah Ghouta Timur yang dikepung Suriah, kata satu sumber kepresidenan, Ahad (4/3/2018).
Percakapan telepon terjadi saat serangan pasukan rezim Syiah Bashar al-Assad terus berlanjut pada warga sipil di daerah oposisi di dekat ibukota Damaskus meskipun ada keputusan untuk melaksanakan gencatan senjata yang dibuat secara terpisah oleh Rusia dan Dewan Keamanan PBB, lansir Anadolu Agency.
Kedua pemimpin sepakat untuk mengintensifkan perundingan tingkat tinggi untuk menerapkan gencatan senjata dan untuk membuka jalan demi memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di wilayah tersebut, kata sumber, yang meminta tidak disebutkan namanya karena pembatasan untuk berbicara dengan media.
Terus Digempur Syiah Assad Ribuan Warga Pinggiran Damaskus Tinggalkan Rumahnya
Selama percakapan telepon, Erdogan menyebutkan pertemuan puncak pemimpin Turki, Rusia dan Iran, dijadwalkan pada awal April, dan menekankan pembentukan Komite Konstitusi, yang diputuskan di Kongres Sochi, untuk berkontribusi pada kebangkitan kembali proses Jenewa.
Kedua pemimpin sepakat untuk melanjutkan dialog bersama mengenai Suriah.
Berbicara tentang Operasi Olive Branch yang terus berlanjut, Erdogan mengatakan bahwa operasi tersebut akan memberantas ancaman terhadap keamanan nasional Turki serta memberikan kontribusi pada perdamaian rakyat di wilayah tersebut.
Pada 20 Januari, Turki meluncurkan Operation Olive Branch untuk membersihkan teroris dukungan militer AS, YPG/PKK dari Afrin, Suriah barat laut.
Erdogan juga mengecam serangan teror hari Jumat di pusat kedutaan dan budaya Prancis di Burkina Faso.