SURIAH (Jurnalislam.com) – Rusia pada hari Ahad (22/10/2017) melaporkan koalisi pimpinan AS di Suriah telah meratakan Raqqa dengan operasi pengeboman yang serupa dengan pengeboman Dresden dan menutupi kehancuran tersebut dengan bantuan kemanusiaan.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian pertahanan mengatakan bahwa Raqqa – ibukota Khalifah IS yang memproklamirkan diri sendiri – “mewarisi nasib Dresden pada tahun 1945, diratakan pemboman oleh gerombolan agresor Amerika Serikat.”
Begini Pernyataan Donald Trump Setelah Kejatuhan Benteng IS di Raqqah
Pasukan pimpinan Kurdi yang didukung AS pekan lalu merebut Raqqa, markas besar terakhir IS di Suriah.
Pejabat AS memuji kemajuan tersebut, dimana Presiden Donald Trump mengatakan “akhir dari kekhalifahan IS sudah terlihat.”
“Pernyataan perayaan oleh perwakilan resmi pemerintah AS mengenai ‘kemenangan yang luar biasa’ atas IS dalam kebingungan cepat di Raqqa,” kata kementerian Rusia tersebut lansir AFP.
AS terlalu berlebihan menanggapi jatuhnya Raqqa, kata Rusia.
Jenderal Rusia Tewas di Suriah Timur
Pada kenyataannya, Raqqa adalah “kota provinsi” yang jauh lebih kecil daripada Deir Ezzor, di mana operasi rezim Suriah yang didukung Rusia sedang berlangsung, kata kementerian tersebut.
Rusia mengatakan negara-negara Barat memompa bantuan ke Raqqa untuk menutupi tingkat kerusakan yang ditimbulkan di kota tersebut.
Moskow, katanya, sebelumnya hanya menerima penolakan dari Barat saat meminta bantuan kemanusiaan internasional.
Rusia Telah Membunuh 5.233 Warga Sipil Suriah, Termasuk 1.417 Anak-anak dan 886 Wanita
“Hanya ada satu (alasan) – tujuannya adalah untuk menyingkirkan jejak ribuan warga negara yang damai yang ‘dibebaskan’ dari IS yang dikuburkan di reruntuhan Raqqa akibat pemboman barbar oleh pasukan udara AS dan ‘koalisi’,” kementerian tersebut mengklaim.
Demikian juga Rusia telah mengoperasikan sebuah operasi pengeboman di Suriah sejak tahun 2015, ketika mereka melangkah untuk mendukung pemerintahan rezim Syiah Nushairiyyah Bashar al-Assad. Pemantau hak asasi manusia mengatakan bahwa pengeboman tersebut telah mengakibatkan banyak korban sipil.