Erdogan: Kerahkan Semua Kemampuan untuk Hentikan Kekejaman Myanmar di Rohingya

Erdogan: Kerahkan Semua Kemampuan untuk Hentikan Kekejaman Myanmar di Rohingya

ASTANA (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Ahad (10/9/2017) mendesak negara-negara Muslim untuk “kerahkan semua kemampuan” untuk menghentikan “kekejaman” yang dilakukan terhadap etnis muslim Rohingya di Myanmar.

“Kami ingin bekerja sama dengan pemerintah Myanmar dan Bangladesh untuk mencegah keadaan buruk kemanusiaan di kawasan ini,” katanya pada sesi pembukaan pertemuan Organisasi Kerjasama Islam-OKI (Organisation of Islamic Cooperation-OIC) di ibukota Kazakhstan, Astana, lansir Anadolu Agency.

Erdogan mengatakan Turki telah menawarkan bantuan dan mengatakan bahwa dia berharap agar pemerintah Bangladesh mengakui dan membantu Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar.

“Organisasi internasional, dan kita sebagai negara Muslim pada khususnya, harus berjuang bersama dengan segala cara yang ada untuk menghentikan kekejaman itu,” katanya.

Erdogan sebelumnya berjanji untuk mengangkat isu Rohingya pada pertemuan tahunan Majelis Umum PBB akhir bulan ini.

Sebuah pernyataan terakhir disepakati pada hari Ahad pertemuan puncak OKTO – pertemuan puncak pertama tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mengatakan terima kasih atas upaya delegasi Turki mempersiapkan pernyataan semacam itu.

Erdogan meminta “saudara-saudara di sekeliling meja” untuk mengikuti dan melaksanakan keputusan.

“Pertemuan tersebut meminta pemerintah Myanmar untuk menerima misi pencarian fakta Dewan HAM PBB melakukan investigasi menyeluruh dan independen atas semua dugaan pelanggaran undang-undang hak asasi manusia internasional dan untuk membawa pelaku ke pengadilan,” kata pernyataan tersebut.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan kekerasan sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

Oktober lalu, setelah serangan terhadap pos-pos perbatasan di distrik Maungdaw Rakhine, militer Myanmar melancarkan tindakan keras selama lima bulan dimana, menurut kelompok Rohingya, sekitar 400 orang terbunuh.

PBB mendokumentasikan perkosaan kelompok massal, pembunuhan, penyiksaan – termasuk bayi dan anak kecil – penyembelihan, pemukulan brutal dan penghilangan yang dilakukan oleh militer Budha Myanmar.

Dalam sebuah laporan, penyidik ​​PBB mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan berat.

Kekerasan baru meletus di negara bagian Rakhine, Myanmar, hampir dua pekan yang lalu ketika militer melancarkan operasi terhadap kaum Muslim Rohingya.

Bangladesh, yang telah menjadi tuan rumah sekitar 400.000 pengungsi Rohingya, telah menghadapi masuknya pengungsi baru sejak operasi keamanan diluncurkan.

Pada hari Sabtu, PBB mengatakan sedikitnya 290.000 orang Rohingya mencari perlindungan di Bangladesh.

Erdogan tiba di ibu kota Kazakhstan pada hari Sabtu untuk kunjungan dua hari.

Setelah pertemuan puncak tersebut, presiden Turki tersebut juga mengadakan pertemuan tertutup dengan Presiden Bangladesh Abdul Hamid dan juga para pemimpin lainnya.

Bagikan