Biadab, Jet Tempur Rezim Assad dan Rusia Kembali Bunuh Warga Sipil Aleppo, 92 Tewas

Biadab, Jet Tempur Rezim Assad dan Rusia Kembali Bunuh Warga Sipil Aleppo, 92 Tewas

ALEPPO (Jurnalislam.com) – Sembilan puluh dua warga sipil tewas dan 273 lainnya terluka hari Sabtu oleh rezim Suriah dan serangan udara Rusia pada daerah pemukiman di wilayah yang dikuasai oposisi di kota Aleppo di barat laut Suriah, kata seorang pejabat pertahanan sipil.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Sabtu (24/09/2016) Najib Ansari mengatakan pesawat-pesawat tempur menargetkan distrik Bustan al-Qasr, Mashhad, al-Kallasa, Salihiya, dan al-Fardos, Sheikh Haider, Ansar, Bustan al-Basha, Ard al-Hamra, Sohr, Tariq al-Bab, Karam Hamud, Mesir, yang semuanya saat ini dikepung oleh rezim Syiah Bashar al-Assad.

Korban termasuk perempuan dan anak-anak. Korban tewas diperkirakan akan meningkat karena terbatasnya kapasitas penyelamat untuk membantu korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Pada hari Jumat, 86 orang tewas oleh pesawat tempur rezim dan Rusia.

Aleppo baru-baru ini mendapat serangan intens dari pasukan rezim Assad dan Rusia.

Sejak 19 September, ketika rezim Nushairiyah menyatakan berakhirnya gencatan senjata yang telah berlangsung selama seminggu, sedikitnya 359 warga sipil telah tewas dan 1.407 lainnya terluka oleh serangan udara rezim Assad dan Rusia di Aleppo, menurut pejabat pertahanan sipil dan sumber-sumber medis di kota.

Serangan telah menargetkan kabupaten di bagian timur Aleppo yang dikepung oleh pasukan rezim.

Sementara itu. selama pertemuan tingkat menteri dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, dan Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni, di Medford, Massachusetts, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan kekerasan di Aleppo sangat “tidak dapat diterima.”

“Ini sudah di luar batas,” kata Kerry. “Jika mereka serius menginginkan hasil yang damai untuk perang ini, maka mereka harus menahan dan berhenti membom perempuan dan anak-anak, berhenti memotong aliran air dan mengepung seperti jaman abad pertengahan untuk seluruh masyarakat.”

Kerry menyerukan kepada masyarakat internasional untuk membawa perdamaian bagi “orang-orang yang kelaparan. Kelaparan dalam arti harfiah, tetapi juga kelaparan akan kepastian masa depan tanpa klorin yang dijatuhkan bagi mereka dari langit, bom barel, dan pengeboman tanpa pandang bulu.”

“Rusia harus memberi contoh, bukan preseden – sebuah preseden yang tidak dapat diterima, saya bisa menambahkan, untuk seluruh dunia,” tambah diplomat Amerika atas.

Suriah telah terkunci dalam perang global yang merusak sejak 2011, ketika rezim Syiah Nushairiyah Assad menumpas aksi unjuk rasa – yang meletus sebagai bagian dari gerakan Musim Semi Arab – dengan keganasan militer tak terduga.

Pusat Penelitian Kebijakan Suriah, sebuah organisasi non pemerintah yang berbasis di Beirut, melaporkan bahwa korban tewas akibat konflik enam tahun di Suriah berjumlah lebih dari 470.000.

Bagikan