JAKARTA (jurnalislam.com)– Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, kembali menegaskan keputusan pemberhentian Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam konferensi pers yang digelar di kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (29/11/2025).
Dalam keterangan resminya, KH Miftachul Akhyar menyampaikan bahwa keputusan tersebut merujuk pada Keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU tanggal 20 November 2025, yang sebelumnya telah dituangkan dalam Surat Edaran PBNU.
“Sebanyak 36 PWNU yang hadir telah memahami dengan baik latar belakang keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada Rais Aam untuk menindaklanjuti keputusan tersebut,” ujar KH Miftachul Akhyar dalam keterangan pers yang diterima NU Online, Sabtu (29/11/2025).
Surat itu kembali menegaskan bahwa terhitung sejak 26 November 2025 pukul 00.45 WIB, KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU.
“Dan sejak saat itu, kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sepenuhnya berada di tangan Rais Aam,” demikian isi keterangan resmi tersebut.
Dalam konferensi pers itu, KH Miftachul Akhyar menyampaikan enam poin penting terkait langkah-langkah yang akan ditempuh Syuriyah PBNU:
1. Latar belakang dan pertimbangan dalam Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU dinyatakan sepenuhnya faktual dan tidak memiliki motif lain selain yang tercantum dalam risalah resmi.
2. Untuk menjamin roda organisasi tetap berjalan normal, PBNU akan menggelar Rapat Pleno atau Muktamar dalam waktu dekat.
3. Mengingat maraknya dinamika dan opini publik di media arus utama maupun media sosial, PBNU akan membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk melakukan investigasi menyeluruh. TPF akan berada di bawah arahan KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir.
4. Untuk mendukung kerja TPF, implementasi Digdaya Persuratan tingkat PBNU ditangguhkan sementara, sedangkan tingkat PWNU dan PCNU tetap berjalan normal.
5. PBNU menegaskan pentingnya menjunjung nilai-nilai Khittah NU, termasuk mengutamakan kepentingan bersama, memuliakan akhlak, serta menjunjung tinggi kejujuran dalam tindakan dan sikap.
6. KH Miftachul Akhyar mengajak seluruh warga NU untuk bermunajat kepada Allah SWT agar diberikan jalan keluar terbaik bagi Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Konferensi pers ini menandai penegasan resmi Syuriyah PBNU mengenai status kepemimpinan organisasi, di tengah dinamika internal yang menjadi perhatian luas publik.
Sumber: NU online