300.000 Warga Sipil Aleppo Berjuang Menahan Lapar

300.000 Warga Sipil Aleppo Berjuang Menahan Lapar

ALEPPO (Jurnalislam.com) – Di tengah pemboman sengit oleh rezim Suriah dan sekutu Rusia, hanya tiga toko pembuat roti yang tersisa untuk melayani 300.000 warga sipil di lingkungan timur yang dikuasai oposisi di timur laut kota Aleppo Suriah.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Sabtu (26/11/2016), Muhammad Mesleti, anggota dewan lokal Aleppo pro-oposisi, mengatakan warga sipil di lingkungan timur kota berjuang menahan rasa lapar.

“Toko roti kekurangan tepung dan beroperasi setiap hari sampai tengah malam karena pemboman,” kata Mesleti.

Pasukan rezim Syiah Assad telah memperketat pengepungan dan serangan terhadap wilayah yang dikuasai mujahidin dan para pejuang oposisi di Aleppo Timur dalam upaya untuk menguasi Aleppo dan maju ke Idlib, dari tangan mujahidin dan oposisi.

Terletak 40 kilometer jauhnya dari perbatasan Turki, Aleppo adalah kota terbesar kedua Suriah yang sebelumnya menjadi rumah bagi sekitar tiga juta orang, terutama orang-orang Arab termasuk 400.000 Turkmen dan 200.000 orang Kurdi.

Setahun setelah pecahnya revolusi Suriah pada tahun 2011, kekuatan oposisi dan mujahidin Suriah menguasai distrik timur Aleppo.

Pada tahun 2013, rezim Syiah Nushairiyah Assad memulai kampanye pemboman membabi buta di kota yang sarat dengan warga sipil sehingga memicu krisis kemanusiaan di kota yang hancur akibat kebrutalan serangan tersebut.

Intervensi militer Rusia tahun lalu di Suriah bersama rezim Assad telah meningkatkan situasi kemanusiaan di kota.

Pada bulan Februari, rezim Assad dan milisi Syiah yang didukung Iran memotong jalan Castello yang merupakan satusatunya jalan keluar bagi oposisi dari Aleppo timur ke kota Idlib dan perbatasan Turki.

Pasukan oposisi berhasil membuka jalan alternatif menuju Idlib pada bulan Agustus, namun kembali dikuasai rezim Assad dan koalisinya.

Lingkungan sipil timur Aleppo ini kondisinya sangat menderita di bawah pengepungan pasukan rezim Assad dan sekutunya – yang telah berlangsung selama lebih dari 90 hari namun mereka masih tetap bertahan disana, menurut sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh direktorat kesehatan dan dewan kota Aleppo pro-oposisi, bersama dengan aktivis dan pejabat pertahanan sipil setempat.

Lebih dari 508 warga sipil telah tewas dan 1.871 lainnya terluka dalam serangan udara rezim Assad dan Rusia di Aleppo timur sejak pertengahan November.

Dalam 10 hari terakhir, semua rumah sakit dan fasilitas medis berhenti beroperasi karena serangan udara. Sekolah juga diliburkan karena terganggu.

Bagikan