ANKARA (Jurnalislam.com) – Sejumlah 3.000 tentara NATO tambahan akan dikirim ke Afghanistan dalam “bulan-bulan mendatang”, Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Kamis (9/11/2017).
Pasukan tambahan, yang sebagian besar akan dipasok oleh AS, akan membawa kontingen NATO meningkat jumlahnya menjadi 16.000.
“Dua puluh tujuh negara lain juga telah berkomitmen untuk meningkatkan jumlah pasukan dalam beberapa bulan mendatang,” kata Stoltenberg dalam sebuah konferensi pers di Brussels, lansir Anadolu Agency.
Tidak Mampu Hadapi Taliban, AS Desak NATO Kirim Lebih Banyak Lagi Pasukannya
“Jadi, jumlah pasukan Resolute Support Mission kita akan meningkat, dari sekitar 13.000 menjadi sekitar 16.000 tentara.”
Misi Dukungan Tegas (Resolute Support Mission) NATO, yang menggantikan misi tempur Pasukan Bantuan Keamanan Internasional pada tahun 2015, berfokus pada pelatihan, konsultasi dan bantuan pasukan keamanan Afghanistan.
Stoltenberg menyambut baik komitmen baru tersebut dan mengatakan bahwa NATO akan terus mendukung pasukan keamanan Afghanistan secara finansial sampai setidaknya 2020.
Lebih dari 130.000 pasukan NATO berbasis di Afghanistan pada tahun 2011, tahun puncak penempatan.
Efektif Lawan AS dan NATO, Taliban Promosikan Unit Pasukan Khusus
Sepanjang tahun lalu Imarah Islam Afghanistan (Taliban) telah membuat keuntungan teritorial dan serangan yang signifikan telah mencapai tingkat tertinggi sejak 2007.
Berbicara setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan Afghanistan Tariq Shah Bahrami, Stoltenberg mengatakan bahwa NATO akan “terus mendukung proses perdamaian dan rekonsiliasi yang dipimpin Afghanistan dan dimiliki Afghanistan.
“Kami menyambut baik inisiatif proses Kabul yang diluncurkan oleh Presiden [Ashraf] Ghani awal tahun ini. Kami mendesak pemerintah untuk melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memastikan kondisi perdamaian di lapangan.”
Dia meminta Pakistan untuk memainkan “peran kunci” dalam membantu untuk mengalahkan Taliban karena “perdamaian dan stabilitas di Afghanistan berarti perdamaian dan stabilitas di seluruh wilayah.”
Uni Emirat Arab dan Qatar berusaha untuk berkontribusi dalam misi tersebut, Stoltenberg menambahkan.