KONGGO (Jurnalislam.com) – Republik Demokratik Kongo (DRC) pada hari Rabu (23/1/2019) mengkonfirmasi 14 kasus baru virus Ebola di perbatasan timur. Angka ini merupakan peningkatan terbesar dalam satu hari sejak wabah Ebola terbaru diumumkan pada bulan Agustus.
Secara keseluruhan, wabah ini diyakini telah menewaskan 439 orang dan menginfeksi 274 lainnya di provinsi timur Kivu Utara dan Ituri.
Epidemi di bagian DRC adalah yang terburuk kedua, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (the World Health Organization-WHO).
Wabah terbesar terjadi pada 2013-2016 di Afrika Barat. Lebih dari 28.000 kasus telah dikonfirmasi.
Upaya DRC untuk melawan Ebola dilanjutkan di Beni setelah kekerasan mematikan
Berita itu muncul tak lama setelah produsen obat Merck mengatakan akan mengirimkan sekitar 120.000 dosis vaksin Ebola eksperimental ke Kongo pada akhir bulan depan.
Baca juga:
-
Korban Tewas Akibat Virus Ebola Meningkat di Konggo
-
Konflik di Kongo Berpotensi Virus Ebola Menyebar
-
Serangan Mematikan Virus Ebola Makin Mengganas di Guinea
Wakil Presiden Asosiasi Lydia Ogden mengatakan kepada World Economic Forum bahwa perusahaan berkomitmen untuk memiliki persediaan 300.000 dosis dan sudah mengirimkan 100.000 ke WHO.
Pejabat kesehatan menyebut vaksin eksperimental sangat efektif melawan virus.
Kementerian kesehatan DRC mengatakan lebih dari 63.000 orang telah menerima vaksin dalam wabah yang dinyatakan pada 1 Agustus di timur laut negara berpenduduk padat di dekat Uganda dan Rwanda.
Pemberian vaksinasi diperumit oleh serangan pemberontak, infrastruktur yang buruk dan dalam beberapa kasus penentangan dari masyarakat yang belum pernah menghadapi wabah Ebola sebelumnya.
Kelompok-kelompok bantuan telah dipaksa untuk menghentikan kegiatan pencegahan Ebola di masa lalu karena konflik dalam negeri.