Ustadz Arnold Al-Gonzaga Berbagi Pengalaman Sebelum Masuk Islam

Ustadz Arnold Al-Gonzaga Berbagi Pengalaman Sebelum Masuk Islam

SEMARANG (Jurnalislam.com) – Mualaf Center Semarang (MCS) mengadakan Safari Dakwah selama dua hari mulai tanggal 29-30 September 2018 di Semarang dengan mengundang Ustadz Arnold Abdurrahaman Al-Gonzaga yang sekarang aktif menjadi pembina Mualaf Center Yogyakarta.

Ketua MCS, Agus Triyanto menyampaikan bahwa agenda safari dakwah yang diselenggarakan tersebut bertujuan untuk menguatkan akidah ummat Islam serta memotivasi kaum muslimin untuk belajar Islam dengan sungguh-sungguh

“Sengaja kami agendakan untuk penguatkan aqidah bahwa Islam adalah ajaran yg benar dan di ridhoi Allah sehingga banyak orang berbondong bondong masuk Islam sekaligus untuk motivasi umumnya kaum muslimin untuk lebih giat dalam belajar Islam,” ucapnya kepada Jurnalislam, Ahad (30/9/2018).

Safari dakwah tersebut diadakan di lima lokasi yaitu di Masjid Hotel Grasia Jl. S Parman No 29, Masjid Al-Ikhwan Delikrejo Tembalang, Masjid Miftahul Huda Tlogosari, Majid Muhajirin Pandaran Hills Sambiroto dan terakhir di Masjid Attaqwa Halmahera.

Dalam tausiahnya di Masjid Attaqwa Halmahera, ustadz yang memiliki nama asli Arnold Al Gonzaga ini menceritakan pengalamannya sebelum masuk Islam. Sebelum menjadi Islam, ia didoktrin dengan stigma negatif tentang Islam oleh keluarganya seperti Islam adalah agama yang terbelakang, miskin, tidak toleran hingga disebutkan Islam adalah agama pedang dan teroris.

“Sebelum menjadi muslim ditanamkan kepada kami bahwa Islam itu tidak peduli dengan orang lain, Islam itu penuh dengan kekerasan, Islam sama dengan teroris sama dengan pedang,” papar ustadz kelahiran Kupang, Nusa Tenggara Timur itu.

Tapi semua opini negatif tentang Islam akhirnya diketahuinya sendiri bahwa itu tidak benar. Hal itu diketahuinya saat berinteraksi langsung dengan ummat Islam di Yogyakarta.

“Maka ketika saya mengalami secara langsung, interaksi bersama dengan orang-orang muslim, saya menemukan Islam penuh dengan kedamaian, penuh dengan cinta kasih, jadi saya menyimpulkan bahwa Islam agama yang cinta kasih yang rohmatan lilalamin,” ucap mualaf yang masuk Islam di tahun 2000 itu.

Ia dikirim keluarga untuk dididik di Seminari Tinggi Misionaris keluarga Kudus Yogyakarta untuk menjadi pastor. Walaupun akhirnya ia keluar dari biara karena tidak sanggup menjadi pastor.

“Saya keluar dari biara karena saya gak sanggup, karena jika sudah menjadi pastor dilarang menikah,” katanya.

Ketika sudah memeluk Islam, berbagai ujianpun dialami seperti ditolak menjadi keluarga dan dicoret sebagai ahli waris. Selama 18 tahun menjadi muslim, Ustadz Arnold tidak pernah kembali di kampung kelahirannya. Saat ini ia menetap di Yogyakarta bersama keluarganya.

Terakhir, ayah dua anak ini menyampaikan pesan khusus kepada mualaf dimanapun berada untuk meningkatkan Iman dan taqwa. karena itu modal istiqomah sampai ajal menjemput.

“Yang pertama harus memperkuat keimanan kita , beriman bertawakkal mutlak kepada Allah, tuhan yang menjadi Rabb kita, tidak ada tuhan yang lain, dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita akan menjadi modal Istiqomah didalam Islam sampai akhir ayat kita,” jelasnya.

“Mudah-mudahan dengan iman yang kokoh, aqidah yang kuat ibadah yang taat istiqomah diatasNya, kita bisa meraih apa yang Allah janjikan, terbebas dari segala kekuatiran, rasa takut dengan persoalan yang terkait dengan dunia, tidak ada kesedihan terhadap masalalu kita , lalu kita bergembira dengan apa yang dijanjikan Allah yaitu surgaNya,” pungkasnya

Bagikan

One thought on “Ustadz Arnold Al-Gonzaga Berbagi Pengalaman Sebelum Masuk Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.