Tokoh Sekte Syiah Iran: Hizbullah akan Tetap di Suriah

Tokoh Sekte Syiah Iran: Hizbullah akan Tetap di Suriah

TEHERAN (Jurnalislam.com) – Seorang tokoh kunci untuk Pemimpin Tertinggi sekte Syiah Iran, Ali Khamenei, mengatakan pada hari Selasa (03/01/2016) bahwa pasukan kelompok Syiah Hizbullah Libanon tidak akan meninggalkan Suriah meskipun terjadi kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Turki dan Rusia pekan lalu.

Anadolu Agency mengatakan, “Laporan bahwa Hizbullah akan meninggalkan Suriah setelah gencatan senjata hanyalah propaganda,” kata Ali Akbar Velayati pada konferensi pers di Teheran setelah bertemu Wakil Presiden Irak Nuri al-Maliki, menurut kantor berita Iran ISNA.

Velayati melanjutkan untuk menunjukkan bahwa pertemuan khusus membahas ke depan Suriah akan diselenggarakan akhir bulan ini di ibukota Kazakh, Astana, oleh pemerintah rezim Suriah dan sekutunya.

“Mereka yang berusaha menahan proses negosiasi tanpa persetujuan dari pemerintah Suriah tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan pembicaraan [di Astana],” katanya.

Seperti Rusia, Iran adalah pendukung setia rezim Assad Suriah, yang sejak tahun 2011 telah memerangi kelompok-kelompok oposisi bersenjata.

Selama lima tahun terakhir, pasukan Syiah Iran dan Syiah Hizbullah telah berperang bersama pasukan rezim Syiah Assad di Suriah. Selama periode ini, lebih dari 1.200 tentara Iran dan milisi pro-Iran diyakini telah tewas dalam pertempuran yang sedang berlangsung.

Velayati membuat pernyataan setelah kelompok oposisi Suriah mengumumkan sebelumnya hari Selasa bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan mendatang di Astana, yang sedang dipromosikan oleh Turki dan Rusia.

Dalam pernyataan bersama, kelompok oposisi mengatakan lanjutan agresi militer oleh rezim Assad dan sekutu Syiahnya di Suriah merupakan pelanggaran kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku Jumat lalu.

Menurut Velayati, Teheran dan Moskow terus berkoordinasi dengan rezm Suriah meskipun terdapat klaim bahwa Moskow mengabaikan kepentingan Iran di negara itu.

Suriah tetap terkunci dalam perang global yang merusak sejak awal 2011, ketika rezim Syiah Assad dukungan Iran menumpas protes unjuk rasa dengan keganasan militer yang tak terduga.

Sejak itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas – dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi – sebagai akibat langsung dari konflik, menurut angka PBB.

Bagikan