NEW YORK (Jurnalislam.com) – Yaman berencana mengadu ke Dewan Keamanan PBB atas transfer senjata Iran kepada pemberontak Houthi untuk melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, kata menteri luar negeri pada hari Sabtu, lansir Al Arabiya News Channel, Ahad (25/09/2016).
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Abdel-Malek al-Mekhlafi juga mengatakan dia berharap gencatan senjata kemanusiaan 72 jam akan berlaku “awal pekan depan.”
Yaman dan Arab Saudi – yang campur tangan di Yaman sejak Maret 2015 untuk mencegah milisi Syiah Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden terguling mengambil alih – menyalahkan Republik Syiah Iran karena memasok senjata kepada Houthi.
Misi Iran di PBB tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar mengenai laporan terbaru itu.
“Ada senjata baru yang datang dari Iran,” kata Mekhlafi di New York di mana ia menghadiri pertemuan PBB tahunan para pemimpin dunia.
“Tidak mungkin untuk menyembunyikan bahwa penyelundupan senjata dari Iran masih berlangsung. Beberapa senjata itu telah ditemukan di perbatasan Saudi-Yaman dan mereka adalah senjata Iran,” katanya.
Mekhlafi mengatakan pemerintah sedang dalam proses mengajukan keluhan ke Dewan Keamanan, dengan membawa bukti-bukti termasuk dokumen dan gambar.
Pembicaraan yang disponsori PBB untuk mencoba mengakhiri pertempuran 18 bulan yang telah menewaskan sedikitnya 10.000 orang tersebut runtuh bulan lalu.
Menteri luar negeri mengatakan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi telah bertemu dengan para pejabat PBB dan AS pekan ini dan pada prinsipnya telah menyetujui gencatan senjata 72 jam.
“Dia (Hadi) meminta agar gencatan senjata dimanfaatkan dengan membongkar pengepungan yang tidak adil di Taiz dan mengizinkan makanan masuk secara bersamaan,” kata Mekhlafi, mengacu pada sebuah kota di dataran tinggi negara itu. Pemerintah sedang menunggu utusan PBB untuk berbicara dengan pihak pemberontak Houthi untuk mengamankan jaminan mereka, tambahnya.
Ketika ditanya tentang korban sipil, ia mengatakan, “Kami tidak mengatakan bahwa tidak ada korban dalam perang ini. Ini adalah perang, itu bukan perang malaikat, itu perang orang. Ada banyak korban dan ada kesalahan dan ini adalah wajar,” katanya, menambahkan bahwa serangan terhadap warga sipil oleh pihak Houthi kurang mendapat perhatian.
Mekhlafi membela langkah presiden Yaman yang menunjuk seorang gubernur bank sentral baru dan memindahkan kantor pusat bank ke Aden, di mana pemerintah Hadi bermarkas.
“Ini adalah langkah yang diperlukan … Bahkan sekutu kami, dan lembaga-lembaga internasional, telah mencapai kesimpulan bahwa itu adalah langkah terakhir yang diperlukan untuk menyelamatkan ekonomi Yaman,” katanya.
Dia mengatakan bank sentral di Sana’a yang dikuasai Houthi, turun ke cadangan devisa asing terakhir nya sejumlah $ 700 juta dan tidak ada lagi likuiditas mata uang lokal. Bank sentral juga tidak membayar bunga utang luar negeri sejak Mei, atau gaji sektor publik selama dua bulan terakhir.
Pemerintah di Aden mengatakan, pemberontak Houthi menyia-nyiakan sejumlah $ 4 miliar untuk perang dari cadangan bank sentral. Houthi mengatakan dana tersebut digunakan untuk membiayai impor makanan dan obat-obatan.
Mekhlafi mengatakan pemerintah telah menjelaskan kepada Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan pejabat Amerika dan Inggris bahwa bank sentral baru akan membayar gaji sektor publik untuk semua orang, termasuk orang-orang di daerah yang dikuasai pemberontak Houthi.
Dia mengatakan administrator baru bank itu dalam proses persetujuan dengan sebuah perusahaan Rusia untuk mencetak tambahan bank notes Yaman.