Taliban Bantah Tugaskan Bocah-bocah Sebagai Martir

AFGHANISTAN (Jurnalislam.com) – Taliban Afghanistan telah merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa laporan mengenai anak-anak yang bertugas di unit garis depan atau brigade istisyhad itu dibuat-buat, The Long War Journal melansir laporan tersebut, Senin (30/11/2015)

Pernyataan yang berjudul "Pidato juru bicara Imarah Islam mengenai penggunaan anak-anak di jajaran Jihad Imarah Islam" itu diterbitkan hari ini di Voice of Jihad, situs media resmi Imarah Islam Afghanistan (Taliban). Taliban mengatakan bahwa lingkaran musuh telah membuat laporan bahwa para jihadis menggunakan anak-anak sebagai pelaku bom martir.

Taliban menanggapi pernyataan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan (Ministry of Interior/MoI), yang baru-baru ini menuduh bahwa Taliban di provinsi Faryab membeli seorang anak berusia 12 tahun dari keluarganya untuk sekitar $ 10.500 dan kemudian melatihnya, serta enam anak lainnya, untuk melakukan serangan bunuh diri terhadap pejabat Afghanistan.

Menurut MoI, anak itu melarikan diri dari kamp yang dijalankan oleh seorang komandan Taliban yang dikenal sebagai Mullah Qayum di distrik Ghormach provinsi Badghis.

Setelah MoI mengeluarkan pernyataannya, juru bicara Komisi HAM Independen Afghanistan (Afghanistan’s Independent Human Rights Commission/AIHRC) mengecam penggunaan anak dalam jajaran Taliban.

"Berdasarkan Konvensi Jenewa, kelompok yang berperang melawan pemerintah juga harus mematuhi hukum perang internasional. Hukum menentang penggunaan anak-anak sebagai pejuang," kata juru bicara AIHRC Rafiullah Bedar, menurut Afghanistan Times. Bedar juga mengatakan bahwa mempekerjakan anak dalam perang bertentangan dengan ajaran Islam.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menggugat balik, mengatakan bahwa buku kode etik Imarah Islam Afghanistan tidak mengizinkan anak-anak untuk operasi martir atau melakukan istisyhad (operasi syahid).

Mempekerjakan anak – anak di jajaran tempur dilarang oleh Syariah atau hukum Islam, pernyataan Mujahid tersebut mengatakan.

"Kode etik militer kitab Imarah Islam Afghanistan juga melarang penggunaan anak-anak dan yang paling penting, anak-anak tidak memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan militer."

Mujahid juga mengatakan bahwa ada ratusan orang dewasa yang siap melakukan serangan istisyhad di Afghanistan.

“Kami memiliki ratusan pencari kesyahidan dewasa yang telah dilatih dan sabar menunggu bertahun-tahun untuk bergantian melakukan tugas terhormat ini, jadi tidak pernah ada pikiran atau kebutuhan untuk melatih anak-anak dan kemudian menggunakannya dalam operasi di masa kecil mereka," tegasnya.

Taliban juga  menolak laporan adanya anak-anak yang lolos dari kamp Istisyhad  atau menyerahkan diri sebelum meluncurkan serangan mereka, hal tersebut sebagai propaganda yang digunakan oleh musuh untuk keburukan dengan nama Jihad.

 

Deddy | Voice of Jihad | TLWJ | Jurnalislam

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.