Situasi Kemanusian Semakin Mengerikan di Ghouta, White Helmets Minta Bantuan PBB

Situasi Kemanusian Semakin Mengerikan di Ghouta, White Helmets Minta Bantuan PBB

ANKARA (Jurnalislam.com) – Badan pertahanan sipil The White Helmets telah meminta PBB mengambil “langkah-langkah yang diperlukan” untuk meredakan situasi kemanusiaan yang mengerikan di distrik Ghouta Timur yang dikepung rezim Suriah.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (7/3/2018), agensi tersebut mengatakan bahwa serangan oleh rezim Assad masih berlangsung meski baru-baru ini mengadopsi Resolusi 2401 Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan gencatan senjata 30 hari.

White Helmets: 200 Lebih Warga Sipil Ghouta Timur Dibantai Rezim Assad

The White Helmets melanjutkan dengan mengatakan bahwa 30 warga sipil telah terluka dalam serangan gas klorin pada hari Selasa, yang dilaporkan terjadi sesaat setelah konvoi bantuan PBB memasuki daerah tersebut.

Konvoi tersebut tidak dapat mendistribusikan pasokan medis yang menyelamatkan nyawa akibat serangan tersebut, kata agensi tersebut, menambahkan bahwa 42 warga sipil telah tewas pada hari yang sama dalam serangan terpisah oleh rezim Syiah Nushairiyah.

Hancurkan Masjid, Klinik, Pasar dan Sekolah, Pasukan Dukungan AS Lakukan Pelanggaran HAM

“Sejak 19 Februari, lebih dari 661 warga sipil terbunuh – dan 2.373 lainnya terluka – di Ghouta Timur,” baca pernyataan tersebut.

PBB pada hari Selasa mengumumkan bahwa pihaknya tidak dapat menurunkan muatan 14 dari 46 truk yang mengangkut bantuan ke Ghouta Timur karena meningkatnya kekerasan.

Penduduk Ghouta Timur “telah bertahan berbulan-bulan tanpa akses ke bantuan kemanusiaan,” Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Pasokan kakanan sangat kurang atau harganya mahal. Tingkat malnutrisi akut meningkat,” tambah Laerke.

Sevagai rumah bagi sekitar 400.000 orang, Ghouta Timur, pinggiran kota Damaskus, tetap berada di bawah pengepungan rezim Syiah Assad yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir.

Dalam delapan bulan terakhir, pasukan rezim telah meningkatkan pengepungan, sehingga hampir tidak mungkin makanan atau obat masuk ke distrik tersebut.

Bagikan