Sikap "Tawaquf Ukhuwah" Ustadz Abu Bakar Ba’asyir

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Berawal dari pemberitaan dari beberapa media islam online tentang dukungan ustadz Abu Bakar Ba'asyir terhadap kekhilafahan yang dideklarasikan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS), dan menghormati sikap tawaquf pengurus JAT. Kami mengadakan diskusi terbatas menjelang buka puasa, Jumat (5/7/2014) . Salah satu yang dibahas adalah bentuk sikap dan tawaquf yang dicontohkan oleh Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Lalu kami menyebutnya "Tawaquf Ukhuwah".

Apakah ini merupakan tawaquf model baru yang melahirkan syubhat atau konspirasi dan tidak berdasar Qur’an dan Sunnah sehingga layak disebut bid'ah? Tentu saja tidak. Tawaquf ukhuwah yang kami istilahkan ini adalah bentuk adab tawaquf dan cara tawaquf yang dicontohkan oleh ulama hanif Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Beliau dengan hanif dan bijak meski dengan sudut pandang sendiri mendukung kekhilafahan yang dideklarasikan awal Ramadhan itu. Apakah beliau telah berbai'at? Tentu bukan bahasan itu yang kami ungkapkan disini. Terlebih ketika membahas rukun bai'at terhadap orang yang ditawan musuh.

Kami hanya menggarisbawahi sikap seorang ulama yang meski belum berbai'at, namun mengungkapkannya dengan bahasa yang halus, yaitu dengan kata dukungan. Karena dukungan beliau itu bukanlah tanpa sebab. Dukungan tersebut kami yakini bukanlah dukungan tanpa ilmu. Dukungan itupun kami meyakini penuh dengan pertimbangan dan kebijakan beliau yang menjadi sorotan, panutan, dan rujukan umat Islam.

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir tidak secara frontal menghakimi dan tergesa-gesa mengatakan sah atau tidak sah tanpa proses keilmuwan dan tabayyun yang tentu memerlukan waktu. Ustadz Abu Bakar Ba'asyir tidak secara lugas menggembosi semangat dan tahridh umat Islam untuk beri'dad dan berjihad menyambut kebaikan. Ustadz Abu Bakar Ba'asyir tidak secara terang-terangan mengkritik di hadapan umat yang tentu akan menimbulkan kegaduhan dan kegelisahan di kalangan umat islam.

Tentu mungkin anggapan di sebagian orang, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir tidak bisa disamakan dengan ulama-ulama besar, ulama internasional, para masayikh yang memiliki gelar dan sanad yang lengkap. Ustadz Abu Bakar Ba'asyir "hanyalah" ustadz yang ucapan, tindakan, serta karyanya dijadikan rujukan para ulama, dan mujahid di negeri ini.

Sikap inilah yang sangat kami nantikan, di tengah kerisauan sebagian ikhwah yang tidak kunjung berakhir dalam perdebatan. Sikap inilah yang sangat kami harapkan, menjadi pemersatu ukhuwah di tengah penghakiman sebagian pihak yang menyatakan sah/tidak terkait deklarasi khilafah. Sikap inilah yang menjadi contoh tawaquf tanpa menghujat, menggurui, menghakimi, bahkan menggembosi perjuangan bahkan semangat dan harapan kaum muslimin.

Dengan segala hormat, dan rasa sayang kami kepada beliau -semoga Allah melindungi dan membebaskannya- kami selalu mencintai dan merindukan sosok ulama yang mampu ber“tawaquf ukhuwah". 

Editor : Amaif

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.