Serangan Ukraina Picu Pemadaman Listrik di Wilayah Pendudukan Rusia di Zaporizhzhia dan Kherson

Serangan Ukraina Picu Pemadaman Listrik di Wilayah Pendudukan Rusia di Zaporizhzhia dan Kherson

UKRAINA (jurnalislam.com)— Serangan Ukraina menggunakan penembakan dan pesawat tak berawak pada Selasa pagi (3/6) menyebabkan pemadaman listrik massal di wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, dua daerah di Ukraina selatan yang berada di bawah pendudukan Rusia.

Menurut pejabat Rusia yang ditunjuk di wilayah tersebut, serangan tersebut tidak berdampak pada operasional Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, yang merupakan fasilitas nuklir terbesar di Eropa. Fasilitas itu telah dikuasai Rusia sejak beberapa minggu setelah invasi dimulai pada Februari 2022.

Pejabat pengelola PLTN menyatakan bahwa tingkat radiasi di area tersebut tetap normal. PLTN tersebut saat ini beroperasi dalam mode mati dan tidak menghasilkan listrik.

Gubernur yang ditunjuk Rusia untuk wilayah Zaporizhzhia, Yevgeny Balitsky, menyampaikan bahwa seluruh wilayah yang berada di bawah kendali Rusia mengalami pemadaman listrik.

“Akibat penembakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, peralatan listrik bertegangan tinggi di wilayah barat laut Zaporizhzhia mengalami kerusakan,” kata Balitsky melalui Telegram.

“Seluruh wilayah kini tidak memiliki pasokan listrik. Kementerian Energi wilayah Zaporizhzhia telah diperintahkan untuk mengembangkan sumber daya listrik cadangan. Fasilitas kesehatan telah dialihkan ke sumber listrik darurat.”

Di wilayah Kherson yang berdekatan, Gubernur Vladimir Saldo menyatakan bahwa puing-puing dari pesawat nirawak Ukraina yang jatuh merusak dua gardu induk, memutus aliran listrik bagi lebih dari 100.000 warga di sekitar 150 kota dan desa yang dikuasai Rusia.

Tim darurat telah dikerahkan untuk memulihkan aliran listrik sesegera mungkin.

Selama musim dingin lalu, kota-kota di Ukraina juga sempat mengalami pemadaman listrik yang berulang akibat serangan Rusia yang menargetkan infrastruktur energi.

Baik Ukraina maupun Rusia telah saling menuduh satu sama lain atas serangan terhadap PLTN Zaporizhzhia, yang menimbulkan kekhawatiran akan potensi bencana nuklir.

Sementara itu, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengatakan minggu lalu bahwa pihaknya tidak menemukan tanda-tanda Rusia berencana mengaktifkan kembali PLTN tersebut dan menyambungkannya ke jaringan listrik Rusia, menanggapi kekhawatiran dari pihak Ukraina.

IAEA saat ini memiliki tim pemantau yang ditempatkan secara permanen di fasilitas tersebut serta di PLTN lain di Ukraina. (Bahry)

Sumber: Alarabiya

Bagikan