Seluruh Dunia Alami Gerhana Bulan Terlama Abad 21, Gerhana Bulan Darah

Seluruh Dunia Alami Gerhana Bulan Terlama Abad 21, Gerhana Bulan Darah

JURNALISLAM.COM – Di seluruh dunia, para pengamat bintang menatap langit pada Jumat (27/7/2018) malam atau Sabtu dini hari (28/7/2018) untuk melihat sekilas gerhana bulan terlama abad ke-21, yang mengubah bulan menjadi merah darah.

Gerhana bulan terjadi ketika Bumi terletak di antara matahari dan bulan. Ini berarti cahaya matahari terhalang oleh Bumi, dan bulan bergerak melewati bayangan bumi.

Munculnya kemiringan permukaan bulan – gambar bulan tidak menghilang sepenuhnya selama gerhana – adalah karena sinar matahari menembus atmosfer bumi saat bulan jatuh ke bayangan planet kita.

Tidak diperlukan filter khusus untuk melindungi mata Anda, karena menonton gerhana bulan berbeda dari menonton gerhana matahari, dan membuat gerhana bulan benar-benar aman untuk dilihat dengan mata telanjang.

Gerhana “bulan purnama (bulan penuh-blood moon)” terlihat dari Eropa, Rusia, Afrika, Timur Tengah, serta sebagian besar Asia dan Australia meskipun awan menghalangi bulan di beberapa tempat, sebagaimana dilaporkan Aljazeera.

Pada zaman kuno, fenomena ini dianggap pertanda buruk, tetapi sekarang dipahami bahwa itu hanya karena hamburan cahaya oleh udara di atmosfer kita.

Penyebaran cahaya adalah sesuatu yang terjadi setiap hari.

Cahaya biru tersebar paling efektif, dan ini menjelaskan mengapa langit berwarna biru.

Sedangkan cahaya merah tersebar paling sedikit, itulah sebabnya matahari terbenam menjadi merah.

Ketika matahari, Bumi dan bulan semuanya berbaris, sinar matahari menyinari tepi Bumi.

Ketika sinar matahari melewati atmosfer kita, mereka berbelok (dibiaskan), dan terfokus pada bulan.

Selain dibiaskan (berbelok), cahaya juga tersebar, terutama cahaya biru dan hijau, hanya menyisakan cahaya merah dan oranye.

Inilah kenapa bulan bercahaya merah yang aneh saat menghilang ke dalam bayangan Bumi.

Bagi umat Islam, gerhana bulan merupakan fenomena alam yang tidak seperti biasanya, maka Allah Ta’ala mensyariatkan atas kita melalui lisan Nabi-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam untuk melaksanakan shalat gerhana. Pada gerhana matahari biasanya disebut dengan shalat kusuf, sedangkan pada gerhana bulan dengan shalat khusuf. Namun terkadang kedua nama tersebut memiliki arti yang sama. Artinya kusuf bisa digunakan untuk gerhana matahari dan bulan, begitu juga khusuf.

Shalat Gerhana: Hukum, Waktu dan Tata Caranya

Bagikan