PALESTINA (Jurnalislam.com) – Kemenangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pemilihan presiden hari Ahad telah memicu kegembiraan rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diblokade.
“Kami mengucapkan selamat kepada Presiden Erdogan, partainya dan warga Turki yang agung untuk kemenangan ini,” Zakaria al-Shorbaji, 22, mengatakan kepada Anadolu Agency.
“Kami meminta Erdogan untuk terus memberikan lebih banyak dukungan kepada rakyat Palestina dan perjuangan mereka,” tambahnya.
Erdogan memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan presiden Turki pada hari Ahad (25/6/2018), menurut Dewan Pemilihan Tertinggi negara (YSK).
Dengan 99,2 persen suara yang dihitung, Erdogan memenangkan 52,5 persen suara sementara saingan utamanya Muharrem Ince tertinggal di belakang dengan 30,6 persen suara.
Petinggi LSM Muslim AS: Erdogan Bukan Pejabat Partai tapi Pemimpin Seluruh Negeri
“Kami sangat senang dengan kemenangan Erdogan dan partainya,” kata Inas Musabbah, 33 tahun.
Dia memuji pemimpin Turki itu untuk perjuangannya membela isu-isu negara Arab dan Islam dan untuk dukungannya kepada rakyat Palestina.
“Kami mengatakan kepada seluruh dunia bahwa kami mendukung Presiden Erdogan dan kami meminta dia untuk melanjutkan dukungannya untuk perjuangan kami,” kata Musabbah.
“Saya pribadi suka karakternya [Erdogan] terutama saat dia berdiri di sisi kami,” katanya.
“Erdogan adalah sosok yang hebat, kami mencintainya dan saya bangga padanya karena dia adalah presiden yang hebat.”
Eslam al-Amour, 22, juga gembira.
“Kami mengucapkan selamat kepada Erdogan dan orang-orang Turki yang agung untuk kemenangan pemilu,” katanya.
Turki telah menjadi pendukung setia rakyat Palestina dan telah menyediakan jutaan dolar bantuan untuk mendukung Jalur Gaza yang diblokir penjajah Israel.
Khususnya, banyak warga Palestina di Gaza memberi nama anak-anak mereka dengan nama pemimpin Turki tersebut sebagai cara untuk menunjukkan penghargaan atas dukungannya bagi daerah pantai itu.
Baru-baru ini, Turki telah menerima sejumlah warga Gaza, yang terluka oleh tembakan tentara penjajah Israel selama protes anti-pendudukan, untuk dirawat di rumah sakit Turki.