Rahasia Keluarga Kompak

Rahasia Keluarga Kompak

Rumahku adalah syurgaku, mendengar kalimat ini mungkin yang terbersit difikiran orang yang mendengarnya adalah rumah yang menyenangkan, menenangkan dan membahagiakan penghuninya. Apakah karena kemegahan bangunan rumah yang akan membuat senang, tenang dan bahagia penghuninya ? jawabannya belum tentu. Bangunan rumah yang megah, indah dan tersedia berbagai fasilitas belum tentu membahagiakan penghuninya, sebaliknya dengan bangunan kecil belum tentu penghuninya menderita. Rupanya yang dimaksud adalah keluarga yang menentramkan yang membuat bahagia penghuninya, sehingga penghuni rumah merasa betah berada di rumah, rumahku adalah syurgaku yang membuat bahagia. Salah satu keluarga yang menentramkan adalah keluarga yang kompak.

Bagaimana agar keluarga menjadi kompak?

Dari buku “Istimewakan Setiap Anak” oleh Irawati Istadi, sebuah buku yang ditulis dari pengalaman-pengalaman hidupnya sebagai seorang ibu dengan 6 orang anak. Rahasia keluarga kompak adalah membiasakan beberapa metode yang bisa menumbuhkan kekuatan rasa kebersamaan.

Apakah itu?

  1. Saling menghargai (menghormati harga diri)

Tauladan orangtua sangat berperan dalam penerapan sikap saling menghargai. Tanamkan bahwa setiap anggota keluarga adalah berharga dan istimewa. Baik itu adik bayi, kakak, ibu, ayah ataupun asisten rumah tangga semua berharga dan istimewa. Orangtua memberi contoh bagaimana cara menghargai karena cara belajar setiap anak adalah “see and do” mereka melihat dan mereka melakukan. Bagaimana caranya ? orangtua memberikan penghargaan kepada setiap pribadi yang ada di rumah yaitu dengan pujian atas perilaku baik mereka. Boleh jadi, harus direkayasa sehingga tak seorangpun orang di rumah yang tidak mendapatkan pujian.

Pujian disampaikan dengan tulus dan tidak berlebih-lebihan, contoh : “Alhamdulillah, hari ini kakak sudah membantu mamah menjaga adik, terima kasih ya kak”

Setiap pujian harus disertakan dengan menyebutkan perilaku baik yang dilakukan. Jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh anak, orangtua bisa tetap memuji kebaikan yang lain yang pernah dilakukan anak, contoh “hari ini kakak sedang capek yah? Itu sebabnya cepat marah. Padahal biasanya kakak sabar sekali dan menjadi contoh buat adik”

  1. Menumbuhkan kepercayaan

Perselisihan antara kakak dan adik sering terjadi dikeluarga, misalkan kakak yang usil menggoda adiknya, adik yang merusak atau bahkan menghilangkan barang milik kakaknya, asisten rumah tangga yang lupa menyimpan barang milik kakak dsb. Agar keluarga tetap kompak, orangtua sebaiknya mencari cara agar kakak, adik atau anggota keluarga yang lain dapat saling mempercayai.

Contoh, kakak yang usil menggoda adiknya, orangtua bisa melakukan komunikasi seperti ini “sabar ya dik, sepertinya kakak butuh teman dan ingin bermain dengan adik, betulkan kak?” (orangtua tetap berusaha menumbuhkan kepercayaan adik kepada kakaknya)

  1. Tenggang rasa

Ketika si kakak menggoda adiknya hingga menangis, ini adalah kondisi yang wajar, karena kakak membutuhkan sarana untuk menunjukkan superiotasnya, kekuasaannya. Namun, tetap perlu untuk membatasinya agar tidak merugikan adik. Maka saatnya orangtua memberi pengertian dengan baik kepada kakak, mengingatkan perasaannya sendiri jika ia yang diganggu oleh teman-temannya. Sebaliknya saat adik sedang rewel, sampaikan kepada kakak begitulah tabiat anak kecil. Semua mau menang sendiri. Kita harus sabar dan mengalah. Dulu kakak waktu masih bayi pun seperti itu.

Saat mbak dirumah (asisten rumah tangga) sedang istirahat, kakak ingin mbak membantunya mengambilkan sesuatu didapur. Orangtua dapat mengingatkan mbak sedang istirahat, jika kakak bisa melakukan sendiri, lakukanlah sendiri dan mengingatkan bagaimana perasaan kakak jika ia sedang istirahat diganggu oleh mamah/ayah.

  1. Memaafkan dan minta maaf

Kakak menghabiskan makanan mereka, namun kakak tidak mau disalahkan. Orangtua bisa memberi pengertian pada adik “adik coba maafkan kakak, kakak mungkin khilaf dan lupa, biasanya kakak juga mau berbagi makanan dan menyisakan untuk adik, betul kan kak? nanti mama/ayah akan beri pengertian kepada kakak”.

Komunikasi seperti ini membuat kakak tidak tersinggung dan disalahkan, adikpun belajar mencoba memaafkan karena adik merasa puas mendapat dukungan dari mama/ayah. Selain itu untuk kakak, orangtua tetap membimbingnya agar mau meminta maaf dan hal ini sebelumnya sudah dicontohkan oleh orangtua untuk mudah meminta maaf kepada anak atas kesalahan sekecil apapun atau juga saat kesalahan itu bukan murni perbuatan mamah/ayah.

  1. Murahkan 2T

Biasakan dalam keluarga kata-kata 2T yaitu “tolong” dan “terima kasih”. Untuk hal sekecil apapun, biasakan untuk menyertakan kata 2T. Tentu saja harus tetap dimulai dari orangtua sebagai contoh. Rupanya dua kata sederhana ini bisa memberikan keajaiban yang besar yaitu sebuah penghargaan dan penghormatan.

Contoh, meminta bantuan dengan menyertakan kata tolong, baik itu pada anak ataupun pada asisten rumah tangga. Menyertakan kata terima kasih jika kita diberi bantuan, diberi sesuatu oleh siapapun atau menerima perlakukan baik.

  1. Menyelesaikan pertengkaran

Pertengkaran bisa terjadi pada anak, hal ini adalah sesuatu yang wajar karena secara naluri anak butuh mengembangkan sifat superiotasnya, sehingga ingin menguasai saudaranya. Dalam pertengkaran ini bisa jadi ada yang bersalah, bisa jadi tidak ada yang bersalah karena sama-sama mempertahankan haknya, dan bisa jadi keduanya sama bersalah.

Dalam pertengkaran orangtua bertindak sebagai penengah dan tidak berat sebelah, sebagai fasilitator untuk membantu anak menyelesaikan masalah. Setiap masalah diakhiri dengan memaafkan dan meminta maaf.

Untuk pertengkaran orangtua agar tidak diperlihatkan kepada anggota keluarga yang lain. Saling membuka komunikasi, kejujuran, dicari penyelesaian, memaafkan dan meminta maaf sebaiknya dilakukan.

Sederhana mungkin metode diatas, namun tak mudah pula dalam menerapkannya pada keluarga. Butuh waktu dan proses yang tidak sebentar, yang terpenting adalah 2K konsisten dan kontinyu. Sekali lagi, metode paling yahud adalah contoh yang baik dari orangtua. Kedua orangtua yang kompak, saling menghargai, peduli dan penuh kasih sayang akan menular pada anggota keluarga yang lain.

Sebagai orangtua, keluarga yang kompak untuk mewujudkan “rumahku syurgaku” pastilah sebuah impian, selain 2K konsisten dan kontinyu menjadi teladan yang baik, konsisten dan kontinyu pula berdoa kepada Allah agar dianugerahi keluarga penyejuk hati. Semoga Allah mudahkan.

*Penyusun: Jumi Yanti Sutisna

Bagikan