Ponpes Al-Ishlah Bondowoso Gelar Workshop Kristologi Bersama Hj. Irena Handono

BONDOWOSO (Jurnalislam.com) – Pondok Pesantren Al Ishlah Bondowoso, Jawa Timur menggelar Workshop Kristologi bersama Hj. Irena Handono. Kegiatan itu berlangsung selama tiga hari dari tanggal 1-3 Januari 2016.

Selama 16 jam, mantan biarawati yang kini menjadi kristolog internasional itu mengupas satu per satu warna-warni Kristologi yang membuat semua peserta geleng-geleng kepala, berdecak kagum, terbelalak dengan iringan tasbih, tahmid, takbir hingga gigit jari. Hati pun tergerak, pikir mulai tersadar setelah memahami apa yang beliau sampaikan dengan halus, sopan, tegas, jelas dan bijak.  

Workshop secara intensif berlangsung di Gedung Serba Guna dengan peserta yang dibatasi hanya seratus lima puluh orang dan dilanjut dengan orasi ilmiah pada Sabtu malam di masjid bersamaan dengan pengajian Tafsir Jalalain dan Yudisium Sarjana STIT Al-Ishlah yang menghadirkan dua ribuan jama'ah dari berbagai unsur gerakan Islam hingga organisasi kemahasiswaan dan jama'ah  dari dalam maupun luar Jawa Timur. Hampir tidak ada peserta yang mengantuk selama beliau menyampaikan materi. Sedikit saja berkedip, rasanya rugi melewatkan materi yang tersaji. 

Dengan bijak beliau menuturkan bahwa Kristologi sangatlah penting untuk dipelajari oleh kaum Muslim sebagai benteng dan senjata dalam memerangi kaum Kristiani yang terus gencar melakukan propaganda kristenisasi.

"Perang tidak harus dengan gencatan senjata. Tidak harus dengan kekerasan. Mereka memerangi kita dengan pemikiran, maka kita pun harus berperang melawannya dengan pemikiran kita. Bagaimana kita bisa mengalahkan mereka jika kita tidak tahu apa itu Kristen, jika kita tidak belajar Kristologi ? Mereka saja banyak yang mempelajari kitab suci Al-quran dan ajaran-ajaran Islam untuk menghancurkan kita," ungkapnya. 

Dalam pemaparannya, beliau dengan gamblang mengajak seluruh peserta memperdalam kajian Al-Quran dan membandingkan dengan kitab Injil versi Kristen dengan menunjukkan pembuktian-pembuktian yang semakin membangun kesadaran adanya bahaya apostasi (pemurtadan), kristenisasi berselubung identitas Islam, tanshiriyah, de-Islamisasi, de-imanisasi dengan praktek-praktek Maladaptasi dan Character Assasination hingga penghancuran yang kemudian semakin menyadarkan bahwa hanya Islam agama yang Haqq dan semua agama tidaklah sama. 

"Isyhaduu bi anna Muslimun, saksikan bahwa aku seorang Muslim." Bersyukur menjadi seorang Muslim, demikianlah yang saat itu banyak dirasakan. Tidak ada kekhawatiran dalam mempelajari Kristologi hingga secara bersama membuka dan menganalisis kitab Bible dan mendapatkan banyak pencerahan akan kebenaran yang telah dirasakan oleh seorang muallaf dengan pembuktian dan penjabaran yang terang. Sangat jelas kebenaran Al-quran saat satu per satu ayat Bible dan sejarah membuat geleng kepala.

Dengan mengutip beberapa statement kaum kafirin beliau menegaskan bahwa bagi mereka, Al-quran memang tidak bisa diotak-atik, tidak bisa dirubah, tetapi tafsirnya lah yang bisa dan selama ini telah diotak-atik. Inilah yang berbahaya dan harus diperangi. Beberapa pernyataan resmi para pejabat barat yang terang-terangan memusuhi Islam pun tersaji dengan jelas, mulai dari Islam yang dianggap sebagai ancaman bagi masa depan barat hingga pernyataan "mari kita tunjukkan perlawanan kita kepada Islam" yang jelas dimuat di media massa.

"Nah, kalau sudah tahu seperti ini, adakah yang ingin murtad ?" Tanya beliau.
"TIDAK…!!!" Dengan tegas para hadirin menjawab. Ada kesyukuran akan nikmat iman dan Islam yang terus mengalir kuat.

"Mari kita bersatu. Musuh kita ada di depan mata, untuk apa kita bersusah perang dengan sesama Muslim ? Seakan Muslim dengan gerakan yang berbeda adalah musuh besar," tegas beliau.

Bagi beliau, strategi dakwah bermacam-macam adanya, strategi yang ampuh adalah dengan pikir dan dzikir. Mereka memerangi kita di titik itu, maka kitapun menguatkan pada titik itu (khususnya di Indonesia). Tidak harus melumpuhkan lawan secara fisik, dengan kita paham betul akan agama kita serta tahu bagaimana ajaran serta strategi mereka, maka kita pun bisa membalikkannya. Insyaa Allah kita akan menang, saat ini kita memang diadu, maka kita harus bersatu.

"Belajarlah sejarah, dalami sejarah Islam dan Al-quran. Banyaklah bersyukur," pesan beliau saat diwawancarai di bandara sebelum kembali melakukan perjalanan dakwah Senin (4/1/2016) pagi.

Kontributor: Qurrota Qur'ani | Editor: Ally | Jurnalislam

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.