BELANDA (Jurnalislam.com) – Ketegangan atas krisis migran Eropa bergejolak di sebuah kota Belanda pada hari Sabtu (23/01/2016) saat politisi sayap kanan Geert Wilders membagikan semprotan merica ilegal, mengatakan bahwa perempuan harus mempertahankan diri terhadap pria Muslim, World Bulletin melaporkan Sabtu.
Wilders dan Partai Kebebasan (PVV) yang hanya memegang 12 kursi dari 150 kursi majelis rendah Belanda, melihat bahwa popularitasnya melambung setelah perdebatan pengungsi memicu keinginannya untuk menjadi perdana menteri berikutnya.
Pada hari Sabtu berlatar belakang serangan pada wanita di Malam Tahun Baru di Cologne, Wilders menggunakan demo di kota Spijkenisse, Belanda barat, untuk kembali mendorong pesan melawan apa yang ia sebut sebagai "invasi Islam."
"Kita harus menutup perbatasan," kata Wilders sambil membagikan semprotan merica – yang ilegal di Belanda – yang diisi dengan cat merah.
Perempuan harus membawa semprotan merica, kata dia, untuk melindungi diri terhadap apa yang ia sebut "bom testosteron Islam."
Tapi retorikanya yang radikal menarik demonstrasi kontra dari selusin wanita yang berteriak: "Wilders adalah rasis, tidak ada feminis."
Sekitar 10 perempuan ditangkap dalam protes, kata media Belanda.
Belanda, negara berpenduduk 17 juta orang, mencatat rekor mengambil jumlah pencari suaka terbesar pada tahun 2015. Sekitar 54.000 dari satu juta pengungsi, yang telah melakukan perjalanan ke Eropa dari Timur Tengah dan Afrika, telah terdaftar di sini.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memperingatkan pekan ini bahwa Uni Eropa hanya memiliki sekitar dua bulan untuk mengatasi krisis sebelum lonjakan baru pengungsi di musim semi.
"Ijinkan aku untuk memperjelas: angka saat ini tidaklah tetap. Kita kehabisan waktu. Kita perlu penurunan tajam dalam jumlah kedatangan enam sampai delapan pekan mendatang," kata Rutte di depan Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Rabu.
Ketegangan telah mendidih di Belanda saat pemerintah berupaya bekerja dengan provinsi setempat untuk menemukan tempat berlindung bagi ribuan pengungsi.
Protes di beberapa kota terhadap pusat-pusat pengungsian yang direncanakan telah berkobar menjadi kerusuhan besar-besaran yang mengarah ke penangkapan dan beberapa kerusakan.
Harian Belanda The Trouw Sabtu mengatakan laporan yang bocor telah memperingatkan jumlah pengungsi bisa mencapai 93.000 tahun ini.
Dengan koalisi Rutte di bawah tekanan, Trouw melaporkan bahwa kabinet berencana untuk bertemu dengan provinsi lokal bulan depan untuk menyusun rencana perumahan pendatang baru.
Pemilihan tidak akan berlangsung sebelum tahun 2017, tapi menurut jajak pendapat yang dikumpulkan oleh penyiar nasional NOS jika mereka menunda, maka PVV Wilders bisa mengambil 36 kursi – cukup untuk meletakkannya di kursi pengemudi untuk pembicaraan koalisi.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam