Polisi Rezim Pemerintah Mesir Tewas Dalam Sebuah Ledakan di Dekat Kementerian Mesir

MESIR (jurnalislam.com) – Setidaknya dua polisi Mesir tewas dalam serangan bom di luar kementerian luar negeri di Kairo, kementerian dalam negeri dan kesehatan mengatakan, merevisi jumlah korban sebelumnya.

Sembilan orang terluka dalam ledakan yang menargetkan sebuah pos pemeriksaan polisi, asisten menteri dalam negeri Abdel Fattah Othman mengatakan kepada kantor berita resmi MENA, pada hari Minggu (21/9/2014).

Salah seorang petugas yang terbunuh, Mohamed Mahmud Abu Sarie, sebelumnya telah bersaksi dalam kasus pengadilan yang melibatkan presiden terguling Mohamed Morsi pada tahun 2011, kata seorang pejabat keamanan.

Tidak jelas apakah Abu Sarie ditargetkan atas perannya dalam persidangan tersebut.

Aktivis bersenjata Ajnad Misr mengklaim pemboman itu, dan mengatakan tindakan mereka itu untuk membela kelompok "tertindas" dan sebagai pembalasan atas tindakan biadab rezim pemerintah terhadap pendukung Morsi.

Pemboman menargetkan "kekuatan aparat keamanan pidana agar mereka merasakan apa yang mereka lakukan kepada umat Islam," kata aktivis itu dalam sebuah pernyataan di Twitter.

"Operasi Pembalasan yang dilakukan oleh kelompok kami yang diberkati kepada orang-orang sombong tidak akan berhenti."

Dalam insiden terpisah pada hari yang sama, enam tentara Mesir tewas ketika sebuah pesawat militer jatuh saat misi pelatihan selatan Kairo.

"Selama pelatihan militer, kegagalan teknis menyebabkan kecelakaan pesawat yang membawa pasukan di Kom Aushim di provinsi Fayoum … menewaskan enam tentara dan melukai seorang lainnya," kata militer dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Para aktivis perlawanan telah membunuh puluhan polisi dalam pemboman dan penembakan sejak militer Mesir menggulingkan Presiden Mohamed Morsi di Juli 2013.

Para aktivis perlawanan di masa lalu meledakkan beberapa bom berturut-turut.

Dua orang polisi, keduanya adalah ahli penjinak bom, tewas saat berusaha untuk menjinakkan bom di luar istana presiden pada bulan Juni. [ded412/Aljazeera]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.