Pesan Lengkap Abu Muhammad al Jaulani, "The Russian Intervention-The Last Arrow"

SURIAH (Jurnalislam.com) – Amir Jabhah Nusrah, Abu Muhammad al Jaulani, merilis pesan audio tentang peran Rusia dalam perang Suriah. Abu Muhammad al Jaulani menggambarkan Rusia sebagai "Tentara Salib Timur," menyerukan serangan balasan di dalam negara Rusia, mengatakan mujahidin harus menyerang desa-desa Syiah, dan mengatakan bahwa kelompok-kelompok yang memerangi rezim Assad tidak harus meminta bantuan dari Barat atau negara-negara di seluruh wilayah. Beliau juga menawarkan hadiah beberapa juta Euro untuk siapa saja yang berhasil membunuh  Bashar al Assad atau pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, lansir The Long War Journal.

Pesan audio pemimpin Jabhah Nusrah ini berdurasi 21 menit berjudul "The Russian Intervention – The Last Arrow", yang dirilis secara online kemarin (selasa, 13/10/2015) telah diterjemahkan oleh SITE Intelligence Group.

Abu Muhammad al Jaulani mengatakan bahwa Rusia datang bukan untuk melawan Islamic State (IS), sesuai klaim mereka, tetapi sebaliknya menargetkan aliansi Jaysh al Fateh, yang dipimpin oleh Jabhah Nusrah dan Ahrar al Sham. Jaysh al Fateh melontarkan gempuran berturut-turut untuk rezim Assad sejak awal tahun dan itu menjadi alasan Rusia untuk campur tangan, menurut al Jaulani.

Juga diketahui "bahwa Kelompok Islamic State tidak mengancam keberadaan rezim Assad, karena wilayah yang dikendalikan oleh kelompok IS tidak menyentuh kekuasaan rezim," kata al Jaulani, menurut terjemahan SITE ini.

"Tidak heran kemudian bahwa Rusia mulai pengeboman dengan target faksi Jaysh al Fateh dan faksi-faksi yang terlibat konfrontasi langsung dengan pasukan rezim, lalu menyerang desa-desa, membunuh wanita dan anak-anak, dan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh kriminal rezim."

Sebuah opini umum al Qaeda adalah bahwa AS merupakan bagian dari aliansi anti-Sunni dengan Syiah Iran dan seluruh Timur Tengah. Al Jaulani mengulangi pernyataan ini dalam sambutannya.

"Bukan rahasia bagi siapa pun bagaimana Iran dan pihak dari kalangan Rafidha (Syiah) Irak membantu Amerika dalam menduduki Irak, dan dengan cepat Amerika mengirimkan Irak dalam piring emas ke Iran," katanya.

Namun dukungan Rusia untuk sumbu ini tidak akan merubah keadaan,  menurutnya. Perang di Suriah  akan menjadikan Rusia lebih terpuruk dari perang melawan Afghanistan," al Jaulani mengancam, mengacu pada Perang Afghanistan tahun 1980-an. Beliau berpendapat bahwa serangan udara Rusia "tidak berbeda" dari rezim Assad dalam hal akurasi atau akibat.

Al Jaulani mendesak "mujahidin di Kaukasus untuk mengalihkan perhatian" Rusia dari perang di Suriah bila memungkinkan dengan membunuh Rusia di negara asal mereka, termasuk tentara.

"Jika tentara Rusia membunuh warga (Suriah), maka bunuhlah warga mereka. Dan jika mereka membunuh tentara kami, bunuh tentara mereka, "kata Julani, menurut SITE. "Satu untuk satu. Kami tidak akan menjadi orang-orang yang memulai."

Pertikaian antara berbagai faksi harus berhenti, al Jaulani berpendapat, sehingga jihad dapat fokus pada "melawan serangan Pasukan Salib Timur dan Barat." Dan jihad harus memobilisasi "semua front" di seluruh Suriah untuk merespon.

"Semua harus memulai pertempuran besar di daerah yang paling sensitif bagi rezim, dan pertempuran harus meningkat dan Nusayri [Syiah] di Latakia ditargetkan." Latakia adalah provinsi pesisir yang telah lama menjadi benteng bagi keluarga Assad.

"Saya menyerukan kepada semua faksi untuk mengumpulkan sejumlah besar granat dan roket dan menyerang desa Nusayri [Syiah] setiap hari dengan ratusan roket, seperti yang rezim terkutuk lakukan di kota-kota dan desa-desa Sunni," kata al Jaulani , menurut SITE.

"Buat mereka mencicipi beberapa penyiksaan terhadap orang-orang kami. Jika mereka meninggalkan desa-desa dan kota-kota Sunni, kita akan meninggalkan mereka juga dan tidak akan menyerang, karena ia yang memperlakukan orang lain sama seperti ia memperlakukan dirinya, tidak bisa disebut tidak adil. "

Abu Muhammad al Jaulani kemungkinan membahas strategi jihadis Sunni 'menyerang daerah Syiah untuk memaksa rezim Assad menahan diri menyerang wilayah mayoritas Sunni.

Jabhah Nusrah, Ahrar al Sham dan kelompok jihad Sunni lainnya telah melakukan strategi ini sepanjang tahun, misalnya, menyerang desa Syiah di Suriah utara sampai Assad, pasukan Iran, dan Syiah Hizbullah memberhentikan serangan di daerah di selatan di mana Sunni, termasuk jihadis, diserang.

Jaysh al Fateh telah efektif menggunakan rencana ini untuk membebaskan warga sipil dan beberapa pejuang ditempatkan di Zabadani, sebuah kota kecil dekat perbatasan dengan Lebanon.

Deddy | TLWJ | Jurniscom

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.