Pertemuan Ramallah: Abbas Bantah Keras Donald Trump

Pertemuan Ramallah: Abbas Bantah Keras Donald Trump

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Mahmoud Abbas dengan tajam membantah Donald Trump, mengatakan bahwa Otoritas Palestina (the Palestinian Authority-PA) tidak akan pernah menerima keputusan presiden AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Presiden PA itu membuat komentarnya pada hari Ahad (14/1/2018) di awal dua hari pertemuan dewan pusat Organisasi Pembebasan Palestina (the Palestine Liberation Organization-PLO) di Ramallah, lansir Aljazeera.

“Secara politis, Yerusalem adalah ibukota kita, dalam agama (Islam) kita, ini adalah ibukota kita, secara geografis, ini adalah ibukota kita,” kata Abbas.

“Tapi itu dihapus dari peta dengan tweet dari Mr Trump,” tambahnya.

“Sekarang kita mengatakan ‘Tidak’ kepada Trump, kita tidak akan menerima rencananya – kita mengatakan ‘kesepakatan abad ini’ adalah tamparan abad ini,” kata Abbas, mengacu pada janji presiden AS untuk mencapai “kesepakatan akhir “- perdamaian di Timur Tengah.

Diancam Tidak Bantu $ 300 Juta pada Rakyat Palestina, Ini Jawaban Abbas pada Trump

Pemimpin Palestina tersebut juga mengatakan bahwa Israel telah “mengakhiri” kesepakatan damai Oslo pada tahun 1990an dengan tindakannya, dan juga menyebut kedua duta besar AS untuk PBB dan untuk Israel – Nikki Haley dan David Friedman – sebagai sebuah “aib”.

“Itu adalah pidato yang sangat kuat oleh Abbas … yang menggunakan bahasa yang sangat kritis,” kata Imran Khan dari Jibril, melaporkan dari Ramallah.

Keputusan Trump pada 6 Desember secara luas dikutuk oleh masyarakat internasional dan memicu demonstrasi mematikan di wilayah Palestina yang dijajah dan hampir di seluruh penjuru dunia.

Abbas sebelumnya mengatakan bahwa AS tidak dapat lagi berperan dalam proses perdamaian Timur Tengah setelah Trump mengeluarkan pernyataan itu.

Mahmoud Abbas Desak EU Pimpin Upaya Perdamaian, Bukan AS lagi

Status Yerusalem sangat sensitif dan merupakan salah satu poin utama dalam upaya menyelesaikan konflik.

Para pemimpin Palestina ingin menduduki Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan, sementara Israel mengatakan bahwa kota tersebut tidak dapat dibagi. Israel menganggap seluruh kota sebagai ibukotanya.

Bagikan