Pengiriman Senjata AS ke-800 Tiba di Israel, Gaza Dibombardir Tanpa Henti

Pengiriman Senjata AS ke-800 Tiba di Israel, Gaza Dibombardir Tanpa Henti

TEL AVIV (jurnalislam.com)– Amerika Serikat kembali mengirimkan bantuan militer ke Israel berupa pengiriman senjata ke-800 yang mendarat di Tel Aviv pada Selasa (27/5). Kementerian Pertahanan Israel menyebutkan bahwa sejak agresi militer ke Gaza dimulai pada Oktober 2023, Washington telah mengirimkan lebih dari 90.000 ton persenjataan dan peralatan militer.

Pemerintah Israel menilai pengiriman senjata dari AS secara terus-menerus melalui jalur laut dan udara merupakan “komponen penting” dalam menjaga keberlanjutan operasi militer yang kini telah memasuki hari ke-600.

Selama 19 bulan terakhir, pemerintah AS telah menyetujui penjualan senjata ke Israel senilai hampir Rp480 triliun, termasuk Rp118 triliun untuk rudal dan bom pada Februari lalu serta bantuan senjata “darurat” sebesar Rp48 triliun pada Maret.

Laporan dari Costs of War Project Universitas Brown menyebutkan bahwa AS menghabiskan setidaknya Rp364 triliun antara 7 Oktober 2023 hingga 30 September 2024 untuk mendukung operasi militer Israel di Gaza sekaligus memperluas konflik regional di Timur Tengah.

Departemen Luar Negeri AS tercatat kerap menggunakan otoritas darurat untuk mempercepat pengiriman senjata. Bahkan bulan lalu, Senat AS menolak dua resolusi yang menentang pengiriman senjata dalam jumlah besar ke Israel.

Dalam pernyataan pada Maret lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan:

“Donald Trump adalah sahabat terbaik Israel di Gedung Putih. Dia menunjukkannya dengan mengirimkan semua amunisi yang ditahan. Dengan cara ini, dia memberi Israel peralatan yang kita butuhkan untuk menyelesaikan tugas melawan poros teror Iran.”

Hingga Mei 2025, militer Israel telah menjatuhkan lebih dari 100.000 ton bahan peledak di Gaza—jauh lebih besar dari jumlah gabungan bom yang dijatuhkan di Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II yang totalnya mencapai 32.300 ton.

“Saya belum pernah melihat begitu banyak cedera akibat ledakan dalam hidup saya, dan saya belum pernah melihat begitu banyak cedera di Gaza dalam hidup saya. Kami juga melihat cedera ini pada anak-anak yang sangat kecil,” kata Dr. Victoria Rose, dokter bedah asal Inggris yang tergabung dalam tim medis ke Rumah Sakit Nasser, Khan Yunis, kepada wartawan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 54.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel. Studi dari The Lancet menyebut jumlah korban sebenarnya bisa mencapai 41 persen lebih tinggi dari angka resmi.

Pihak berwenang Gaza menambahkan bahwa sekitar 65 persen dari korban tewas adalah wanita, anak-anak, dan lansia, serta menyatakan bahwa lebih dari 2.180 keluarga Palestina telah dibasmi seluruh anggotanya dalam serangan brutal tersebut. (Bahry)

Sumber: Cradle

Bagikan