THAILAND (jurnalislam.com) – Pemerintah Thailand sedang membentuk sebuah tim perunding perdamaian pada akhir minggu untuk menghidupkan kembali pembicaraan dengan pejuang Muslim, dewan militer mengatakan pada hari Rabu (3/9/2014).
Udomdet Sitabutr, sekretaris jenderal Dewan Nasional untuk Ketentraman dan Ketertiban (NCPO), mengatakan bahwa pembicaraan kesepakatan, yang dimediatori oleh Malaysia, "pasti bergerak maju" dan bahwa Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha akan menunjuk anggota tim untuk memimpin delegasi Thailand.
"Akan ada perwakilan tentara, pengacara dan akademisi di tim kami," kata Udomdet kepada wartawan.
Kelompok ini berbasis di Pattani, Yala dan Narathiwat, yaitu provinsi-provinsi di Thailand yang disebut "Deep South."
Thailand adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah pusat di tiga provinsi mayoritas Muslim telah ada di Thailand selama beberapa dekade, dan meningkat lagi pada tahun 2004.
Lebih dari 6.000 orang tewas sejak itu, menurut Deep South Watch, yang memonitor konflik. Pemerintah selalu gagal memadamkan konflik.
Awal pembicaraan perdamaian pada tahun 2013 dipuji oleh beberapa kelompok hak asasi, dan akademisi. Orang lain yang skeptis, mengatakan bahwa pemerintah sedang berbicara dengan kelompok pejuang Muslim.
Pembicaraan terhenti sebelum pemerintahan sipil terakhir tumbang oleh protes jalanan akhir tahun lalu, dalam krisis politik yang memuncak dengan pengadilan yang memerintahkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk mundur pada 7 Mei.
Militer merebut kekuasaan dalam kudeta 22 Mei.
Udomdet mengatakan Malaysia telah mengidentifikasi kelompok yang tepat untuk membawa ke pembicaraan babak berikutnya.
"Malaysia telah menemukan orang-orang yang tepat di balik masalah ini, yang siap untuk berbicara dengan kami," katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. "Pembicaraan damai pasti akan berhasil." [ded412/ News Desk]