Pemerintah Suriah Rekrut Eks Pejuang HTS dan Uighur ke Divisi Militer Baru

Pemerintah Suriah Rekrut Eks Pejuang HTS dan Uighur ke Divisi Militer Baru

SURIAH (jurnalislam.com)- Amerika Serikat dilaporkan mendukung rencana pemerintah Suriah untuk mengasimilasi sekitar 3.500 pejuang asing, terutama dari etnis Uighur asal Tiongkok dan Asia Tengah ke dalam angkatan bersenjata Suriah. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan Washington terhadap konflik Suriah.

Menurut laporan Reuters pada Senin (2/6/2025), ribuan pejuang tersebut akan dimasukkan ke dalam Divisi ke-84 Angkatan Darat Suriah yang baru dibentuk, bersama pasukan lokal. Tiga pejabat pertahanan Suriah mengonfirmasi informasi ini.

Duta Besar AS untuk Turki sekaligus utusan khusus Presiden Donald Trump untuk Suriah, Tom Barrack, mengatakan bahwa Washington bersikap transparan dalam upaya tersebut dan mengakui adanya “kesepahaman” dengan pihak Suriah.

Dalam pertemuan di Istanbul pada Sabtu (31/5), Barrack memuji Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa atas langkah-langkah yang dinilai “bermakna” dalam mengelola pejuang asing. Ia menilai strategi untuk menahan dan mengintegrasikan mereka ke dalam struktur militer lebih efektif ketimbang mengecualikan mereka.

“Banyak dari mereka sangat loyal kepada pemerintahan baru,” ujar Barrack. Pernyataan ini bertolak belakang dengan sikap Washington sebelumnya yang menuntut agar pejuang asing dikeluarkan dari struktur kekuasaan pasca-Bashar al-Assad.

Perubahan pendekatan ini disebut-sebut sebagai dampak dari kunjungan Presiden Trump ke Timur Tengah pada Mei lalu. Dalam kunjungan itu, Trump disebut telah menyetujui pertemuan dengan pemimpin baru Suriah dan berencana mencabut sanksi ekonomi jangka panjang yang dijatuhkan kepada Damaskus sejak 1979, ketika Suriah dimasukkan dalam daftar negara sponsor terorisme.

Tom Barrack juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat akan mulai mengurangi kehadiran militernya di wilayah Suriah.

𝗣𝗲𝗷𝘂𝗮𝗻𝗴 𝗔𝘀𝗶𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗻 𝗜𝘀𝘂 𝗨𝗶𝗴𝗵𝘂𝗿

Sebagian besar pejuang asing yang akan direkrut berasal dari kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang berperan penting dalam menggulingkan Bashar al-Assad pada tahun lalu setelah perang selama 13 tahun. Banyak dari mereka adalah warga Uighur, etnis Muslim berbahasa Turki yang berasal dari Xinjiang, Tiongkok.

Mereka bergabung dengan kelompok-kelompok bersenjata selama perang Suriah, sebagian besar melalui Partai Islam Turkistan, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Tiongkok.

Menanggapi laporan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa negaranya berharap Suriah akan menolak segala bentuk terorisme dan ekstremisme demi menjaga stabilitas kawasan.

Tiongkok sendiri dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp di Xinjiang. Tuduhan yang mencakup penyiksaan dan pelanggaran hak asasi manusia itu telah dikategorikan sebagai “genosida” oleh sejumlah negara dan lembaga internasional. Namun pemerintah Tiongkok membantah semua tuduhan tersebut.

Sementara itu, Presiden Ahmed al-Sharaa mengatakan bahwa mengintegrasikan para pejuang asing ke dalam militer Suriah lebih aman ketimbang memulangkan mereka ke negara asal, karena mereka lebih rentan untuk direkrut kembali oleh kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS.

Menurut laporan The National, para pejuang asing tersebut bahkan akan diberikan kewarganegaraan Suriah sebagai bagian dari proses integrasi tersebut. (Bahry)

Sumber: MEE

Bagikan