Karena Alasan Ini, Pejabat Inggris Desak Saudi Dikeluarkan dari Dewan HAM PBB

Karena Alasan Ini, Pejabat Inggris Desak Saudi Dikeluarkan dari Dewan HAM PBB

LONDON (Jurnalislam.com) – Pengacara Inggris meminta agar Arab Saudi dikeluarkan dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, sambil menyatakan bahwa kerajaan tersebut menahan aktivis politik dan kebebasan berbicara tanpa tuduhan.

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Rabu (31/1/2018) di London, QC Rodney Dixon dan Lord Kenneth Donald John Macdonald mengatakan bahwa lebih dari 60 orang ditahan pada bulan September tahun lalu, “Banyak di antaranya diyakini sebagai pembela hak asasi manusia atau aktivis politik.”

“Rekomendasi utama kami adalah bahwa langkah-langkah harus diambil oleh Majelis Umum untuk menangguhkan pemerintah Arab Saudi dari Dewan HAM PBB,” Dixon mengatakan kepada Al Jazeera.

“Sangat kontradiktif dan ironis jika pemerintah dengan pola penyalahgunaan sistemik – seperti yang kami soroti dalam laporan – masih tetap duduk di dewan, dan sebelumnya malah memimpin dewan tersebut.

“Penangguhan itu akan bertindak sebagai tuas utama bagi pemerintah untuk membersihkan tindakan mereka dan membuat sebuah awal baru yang tepat.”

Begini Laporan PBB Tentang Pelanggaran HAM Koalisi Arab dan Houthi dalam Perang Yaman

Laporan tersebut, yang berjudul, “Terselubung dalam kerahasiaan: situasi hak asasi manusia di Arab Saudi setelah penangkapan pada bulan September 2017” (Shrouded in secrecy: the human rights situation in Saudi Arabia following arrests in September 2017), ditugaskan oleh keluarga tahanan dan akan diteruskan ke pihak berwenang Saudi.

Dixon mendesak Arab Saudi untuk membebaskan semua tahanan politik.

“Mereka yang ditahan belum dituduh melakukan pelanggaran, dan informasi tentang alasan penangkapan dan keadaan pemenjaraan mereka sangat terbatas,” kata laporan tersebut.

“Ada keprihatinan serius tentang perlakuan terhadap banyak orang yang ditahan, termasuk Salman Al-Awda yang baru saja dirawat di rumah sakit dan orang lain yang secara efektif hilang.”

Awda adalah salah satu pemimpin Muslim Saudi yang paling populer dengan hampir 150 juta pengikut di Twitter. Dia baru saja dirawat di rumah sakit setelah lima bulan kurungan isolasi. Masih belum jelas kenapa dia ditangkap.

Sonia Gallego dari Al Jazeera, yang melaporkan dari London, mengatakan: “Meskipun ada cukup banyak drama dalam penangkapan tokoh-tokoh yang sangat terkenal di Hotel Ritz-Carlton, yang menargetkan terutama para pangeran, politisi dan pengusaha, banyak yang mengkhawatirkan tentang penangkapan.

Jaksa Agung Saudi Sita $ 100 Milyar Lebih Hasil Korupsi dari Keluarga Kerajaan

“Menurut laporan tersebut, 30 orang ditahan sewenang-wenang dan 31 lainnya hilang begitu saja.”

Putra Mahkota Mohammad Bin Salman memimpin penahanan puluhan tokoh terkenal Saudi yang dituduh melakukan korupsi akhir tahun lalu. Mereka ditahan selama berbulan-bulan di Hotel Ritz-Carlton Riyadh. Kerajaan mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah menyita lebih dari $ 100 miliar sebagai bagian dari “pembersihan anti-korupsi.”

Keanggotaan Arab Saudi di Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa berakhir pada 2019.

“Penangguhan hak keanggotaan kemungkinan bukan sekadar hipotetis,” kata laporan tersebut.

Pada bulan Februari 2011, dewan meminta Libya untuk ditangguhkan karena pemerintah Muammar Gaddafi dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil selama pemberontakan. Sebulan kemudian, Majelis Umum mengadakan pemilihan untuk penghentian keanggotaan Libya – menandai pertama kalinya Majelis Umum menggunakan kekuatannya untuk mencabut keanggotaan sebuah negara.

Kelompok hak asasi manusia sebelumnya meminta pencabutan keanggotaan Saudi, dengan alasan keterlibatan kerajaan tersebut dalam perang di Yaman, yang telah menewaskan puluhan ribu orang.g.

Bagikan