JAKARTA(Jurnalislam.com)– Kepala sekolah SMAN 101 Satya Budi membantah adanya dugaan intoleran di sekolahnya. Satya juga memastikan tidak ada guru yang memaksakan muridnya menggunakan jilbab.
“Hoaks itu. Saya agama kristen. Masa murid saya disuruh pake jilbab. Anak saya juga pernah sekolah di sini, saya tanya dong. Anak saya kan kristen di sini, aman enggak ada cerita-cerita begitu,” ucap Satya Budi, Jumat (12/8/2022).
Satya mengatakan, dia baru tahu sekolahnya diduga melakukan tindakan intoleran pada Rabu, 10 Agustus 2022 lalu, sekitar pukul 12.00 WIB siang. Setelah mendapat kabar tersebut, Satya langsung mengumpulkan para guru untuk meminta keterangan lebih lanjut.
“Saya kumpulkan wakil-wakil, sampai guru agama kristen, kan yang kena sasaran katanya nonmuslim. Setelah saya kumpulkan, saya ngobrol dong dengan mereka. (Saya tanya) nih ada enggak nih kasusnya, kita dapat kayak gini. Mereka (jawab) engga Pak, saya ngga pernah nemuin Pak,” kata Satya.
Tidak berhenti di situ, Satya juga telah melakukan pembinaan kepada para pengajar terkait toleransi kebhinekaan dan mengumpulkan siswa/i nonislam untuk mendengarkan keluhan terkait tindakan intoleran.
Satya juga mengatakan, bagi yang ingin melihat kondisi SMAN 101 terkait dugaan ini, bisa langsung berkunjung ke sekolah.
“Liat sendiri lah. Itu kan ada yang pakai jilbab yang perempuan, (yang enggak pakai) tidak pernah ditegur kan. Ada kan yang nggak pakai jilbab, enggak pernah disinggung sama sekali,” ucap dia.
“Apakah semua harus pake jilbab? Kan engga,” kata Satya.
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo menuding, setidaknya ada 10 sekolah negeri di Ibu Kota DKI yang diduga terlibat dalam kasus diskriminasi terhadap siswa atau siswinya.
Rio menjelaskan adapun 10 sekolah tersebut dihimpun Fraksi PDIP DKI dari pengaduan masyarakat terkait intoleransi di lingkungan sekolah.