PBB Akhirnya Selidiki Serangan Gas Beracun Rezim Assad di Idlib dan Ghouta Timur

PBB Akhirnya Selidiki Serangan Gas Beracun Rezim Assad di Idlib dan Ghouta Timur

JENEWA (Jurnalislam.com) – Sebuah komisi PBB di Suriah pada hari Selasa (6/2/2018) membuka penyelidikan tentang laporan serangan klorin di Idlib dan Ghouta Timur.

Paulo Pinheiro, ketua Komisi Penyelidikan Internasional Independen mengenai Suriah, mengatakan bahwa mereka telah menerima banyak laporan bahwa bom yang mengandung klorin telah digunakan di kota Saraqeb di Idlib dan di Douma di Ghouta Timur, lansir Anadolu Agency.

Dia menambahkan bahwa komisi tersebut sedang menyelidiki laporan-laporan ini.

Mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai eskalasi kekerasan di Idlib dan di Ghouta Timur, Pinheiro mengatakan: “Sejak awal tahun, peningkatan kekerasan di Idlib telah mengakibatkan perpindahan internal lainnya dengan lebih dari seperempat juta warga sipil kabarnya menghindar dari pertempuran.”

Rezim Syiah Suriah Kembali Serang Warga Ghouta Timur dengan Gas Beracun

“Laporan ini sangat meresahkan, dan merupakan sebuah pelecehan atas zona de-eskalasi yang dimaksudkan untuk melindungi warga sipil dari pemboman tersebut,” tambahnya.

Dia mengatakan bahwa pihak-pihak yang menyerang zona tersebut melanggar undang-undang kemanusiaan internasional.

“Apa yang terjadi di Ghouta Timur bukan hanya sebuah krisis kemanusiaan karena pengiriman bantuan ditolak, pengepungan ini melibatkan kejahatan internasional dengan terus terjadinya pemboman tanpa pandang bulu dan kelaparan penduduk sipil yang disengaja,” kata Pinheiro.

Juga pada hari Selasa, PBB menyerukan gencatan senjata sedikitnya satu bulan di Suriah untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB dan Perwakilan PBB mengatakan: “Tim kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Suriah memperingatkan konsekuensi mengerikan dari krisis kemanusiaan gabungan di beberapa bagian negara ini.”

Fran Equiza, perwakilan UNICEF di Suriah, mengatakan dalam sebuah konferensi pers melalui telepon di Jenewa: “Anak-anak menanggung beban kekerasan yang meningkat di Ghouta Timur di mana mereka tinggal di bawah pengepungan sejak 2013. Sekitar 120 anak-anak memerlukan evakuasi medis yang mendesak.”

Langgar Perjanjian Astana, Jet Tempur Rusia Bombardir Zona de Eskalasi di Idlib

Sebagai rumah bagi sekitar 400.000 penduduk, Ghouta Timur tetap berada di bawah pengepungan rezim yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir.

Selama delapan bulan terakhir, rezim Syiah Assad telah meningkatkan pengepungannya terhadap Ghouta Timur, mencegah pengiriman makanan atau obat ke distrik tersebut dan menyebabkan ratusan pasien medis kehilangan perawatan.

Dalam 30 hari terakhir, pasukan rezim Syiah ini dilaporkan telah tiga kali meluncurkan serangan kimia di Ghouta Timur.

Ghouta Timur secara khusus berada dalam jaringan zona de-eskalasi – didukung oleh Turki, Rusia dan Iran – di mana tindakan agresi dilarang secara eksplisit.

Suriah telah dikepung dalam perang global yang menghancurkan sejak Maret 2011, ketika rezim Syiah Nushairiyah Assad membantai para aksi unjuk rasa dengan keganasan militer yang tak terduga.

Bagikan