Pakar: Herd Immunity Tergantung Kecepatan Vaksinasi

Pakar: Herd Immunity Tergantung Kecepatan Vaksinasi

SLEMAN(Jurnalislam.com) — Epidemiolog UGM, dr Riris Andono Ahmad, mengatakan, herd immunity atas Covid-19 tercapai bila 70 persen populasi telah memiliki kekebalan. Kekebalan atas virus SARS Cov-2 dapat diperoleh lewat vaksinasi atau infeksi langsung.

“70 persen populasi harus miliki imunitas untuk mencapai herd immunity. Lalu, kapan Indonesia bisa mencapainya, itu tergantung kecepatan pemberian vaksin dan capai targetnya sebelum selesai di durasi imunitasnya,” kata Doni, Rabu (31/3).

Direktur Pusat Kajian Kedokteran Tropis UGM ini menjelaskan, sejauh ini belum pasti berapa lama kekebalan tubuh atas Covid-19 dapat bertahan di orang-orang yang sudah divaksinasi. Sebab, Covid-19 merupakan virus baru dan terus bermutasi.

Sehingga, ilmuwan dunia masih terus meneliti dan mengumpulkan berbagai data tentang virus ini. Sejumlah penelitian ada yang menyebut jika setelah tiga bulan imunitasnya menurun. Ada yang setelah enam bulan dan sudah 12 bulan.

“Yang menjadi acuan sekitar satu tahun, tapi sekali lagi memang belum ada kesimpulan pasti karena Covid-19 ini penyakit baru,” kata dosen FKKMK itu.

Melihat kondisi tersebut, Doni berharap, pemberian vaksin ke semua target di Tanah Air bisa dilakukan sesegara mungkin. Dengan begitu, diharapkan kekebalan komunal bisa terwujud sebelum penurunan kekebalan atas virus corona baru ini.

Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak perlu lagi ragu menerima vaksin. Saat ini, vaksinasi tela masuki tahap kedua bagi lansia dan pekerja publik, jadi masih tersisa tahap ketiga untuk bidang geospasial, ekonomi dan sosial.

Kemudian, tahap keempat masyarakat dan pelaku ekonomi lain dengan pendekatan kluster sesuai ketersediaan vaksin. Meski semua telah menerima vaksin, Doni meminta masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi prokes.

Sebab, ia mengingatkan, vaksinasi tidak lantas mampu menghentikan pandemi Covid-19. Pemberian vaksin dalam hal ini membantu mengendalikan pandemi Covid-19, yakni diharapkan bisa menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.

“Namun, penularan virus corona masih saja tetap berlangsung. Jadi, meski sudah vaksinasi harus tetap jaga 5M karena penularan masih bisa berlanjut. Hanya saja resiko untuk sakit jadi parah dan meninggal bisa diturunkan dengan divaksin,” ujar Doni.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.