BRUSSELS (jurnalislam.com)– Para pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (9/9/2025) mendesak Israel untuk menghentikan ancaman terhadap Armada Global Sumud dan memastikan misi kemanusiaan itu dapat melanjutkan perjalanan ke Jalur Gaza tanpa hambatan.
Dalam pernyataan resmi, para pakar menegaskan bahwa setiap upaya memblokir armada tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan. Mereka menilai misi ini lahir akibat kegagalan komunitas internasional mengakhiri blokade Israel terhadap Gaza, yang digambarkan sebagai tindakan melanggar hukum dan membawa bencana kemanusiaan.
“Aktivis masyarakat sipil tidak akan terpaksa mempertaruhkan nyawa mereka di laut jika Majelis Umum atau Dewan Keamanan telah mengambil langkah tegas untuk menjamin pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman ke Gaza,” ujar para pakar.
Kekhawatiran meningkat menyusul insiden serangan Israel terhadap kapal Madaleen pada Juni lalu, serta ancaman terbaru Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir yang mengusulkan penahanan peserta armada di penjara berkeamanan tinggi dan penyitaan kapal mereka.
“Langkah-langkah seperti itu jelas melanggar hukum dan merupakan bentuk hukuman kolektif, intimidasi, serta pembalasan terhadap pembela HAM. Negara-negara harus bertindak sekarang, atau berisiko turut serta dalam pelanggaran berat Israel terhadap hak-hak rakyat Palestina,” tegas mereka.
Pernyataan itu kembali menekankan bahwa Gaza tetap merupakan wilayah pendudukan berdasarkan hukum internasional. Blokade Israel selama 17 tahun disebut sebagai bentuk hukuman kolektif yang dilarang dalam hukum humaniter. Para pakar juga memperingatkan bahwa pembatasan yang disengaja terhadap makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan penting dapat dilihat dalam konteks pendudukan ilegal dan serangan yang lebih luas terhadap rakyat Palestina, yang oleh banyak lembaga telah diperingatkan bisa dikategorikan sebagai genosida.
“Negara-negara harus menegaskan bahwa mereka tidak akan menoleransi Israel yang memblokir bantuan kemanusiaan bagi penduduk yang menghadapi kelaparan dan genosida. Israel harus segera mencabut blokade yang menyesakkan dan mengizinkan bantuan masuk melalui semua penyeberangan ke Gaza,” lanjut mereka.
Armada Global Sumud yang namanya diambil dari kata Arab sumud yang berarti “keteguhan” terdiri dari lebih dari 50 kapal yang membawa sekitar 150 aktivis dari berbagai negara, termasuk dokter, jurnalis, dan relawan kemanusiaan. Peserta berasal dari Indonesia, Tunisia, Turki, serta sejumlah negara di Eropa, Afrika, dan Asia. Armada ini berlayar dari Barcelona pada akhir Agustus lalu dengan tujuan menyalurkan bantuan langsung ke Gaza. (Bahry)
Sumber: AA