Menteri Urusan Wakaf Mesir Puji Akhlak Mahasiswa Indonesia

MESIR(Jurnalislam.com) – Saat tiba di Kairo, Republik Arab Mesir pada Jumat (04/11/2022), Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin disambut oleh Menteri Urusan Wakaf Mesir Mohamed Mokhtar Gomaa.

Pada momen penyambutan tersebut, tutur Wapres, Menteri Wakaf Mesir menyampaikan pujiannya terhadap mahasiswa Indonesia di Mesir yang dinilai memiliki akhlak dan kepribadian yang baik.

“Saya sebenarnya tadi malam bangga sekali, Menteri Wakaf Mesir bilang mahasiswa kita di sini itu akhlaknya baik, belajarnya tekun-tekun. Saya merasa tersanjung itu,” ungkap Wapres saat melakukan silaturahmi dan dialog dengan para mahasiswa Indonesia di Mesir, di Wisma Duta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo pada Sabtu malam (05/11/2022) waktu setempat.

Untuk itu, Wapres meminta kepada para mahasiswa juga terus mempromosikan Islam wasathiyah (moderat) yang toleran dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

“Dan yang untuk bagaimana mengembangkan Islam wasathiyah, saya minta coba membuat semacam tulisan, menurut mahasiswa dengan referensi yang banyak tentang Islam wasathiyah dan juga tentang bagaimana Indonesia menerapkan Islam wasathiyah,” pintanya.

Selain itu, pada kesempatan ini Wapres juga meminta mahasiswa Indonesia sebagai aset terbaik bangsa, agar terus berusaha menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meraih visi Indonesia Emas 2045.

“Karena untuk mencapai Indonesia Emas ini diperlukan SDM unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” tegasnya.

Lebih jauh, Wapres juga mengharapkan agar kelak para mahasiswa Indonesia dapat menjadi pemimpin yang transformatif, visioner, dan inovatif.

“Kalau bahasa santrinya itu bukan hanya menjaga yang lama yang baik tetapi juga mengambil yang baru yang lebih baik. Bahkan melakukan perbaikan ke arah yg lebih baik secara terus berkelanjutan. Itu yang kita perlukan, bukan hanya salih tetapi juga muslih,” harapnya.

Sebelumnya, pada kesempatan yang sama Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf melaporkan bahwa saat ini terdapat sekitar 12.000 mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Mesir.

“Sebagian besar di Universitas Al-Azhar dan di antaranya ada beberapa yang belajar di universitas lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Lutfi menyampaikan bahwa di antara para mahasiswa Indonesia di Mesir terdapat beberapa mahasiswa yang menuntut ilmu di bidang kedokteran. Menurutnya, mereka sangat berjasa karena turut membantu masyarakat Indonesia di Mesir saat terjadi hantaman pandemi Covid-19.

“Selama pandemi Covid-19 melanda, mereka banyak membantu warga kita di sini untuk memberikan konsultasi kesehatan pada saat situasi sulit,” tuturnya.

Selain Duta Besar RI untuk Mesir, hadir pada acara ini di antaranya Kepala BAZNAS Noor Ahmad, serta perwakilan mahasiswa dan diaspora Indonesia di Mesir.

Sementara, Wapres didampingi oleh Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi

 

Indonesian Muslim Fashion Week Diharap Bisa Digelar di Dubai

DUBAI(Jurnalislam.com) – Bank Syariah Indonesia (BSI) kini telah memiliki kantor cabang di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA). Selain menjalankan bisnis perbankan, BSI Dubai juga diharapkan turut mempromosikan produk-produk halal Indonesia, termasuk fesyen muslim.

Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat meninjau Kantor BSI Cabang Dubai di Unit 509, Gate District 3, Dubai International Financial Centre (DIFC), Syekh Zayed Road, Dubai, PEA, Jumat (04/11/2022).

“Kita bikin Indonesian Muslim Fashion Week di Dubai seperti Jakarta Muslim Fashion Week, yang tidak kalah dengan Paris Fashion Week,” pintanya.

Menurut Wapres, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk fesyen muslimnya, karena didukung para desainer handal yang mampu menciptakan model-model pakaian yang menarik.

“Kita memiliki desainer-desainer muda yang bagus, model-model (pakaiannya) juga bagus, dan yang penting sesuai syariah,” ujarnya.

Lebih jauh, wapres menuturkan bahwa dirinya pernah didatangi Menteri Perdagangan lama, Muhammad Lutfi, bersama para desainer pakaian muslim untuk melaporkan rencana penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week.

Di antara para desainer yang datang tersebut, kata Wapres, ternyata bukan hanya desainer muslim tetapi juga desainer non muslim yang ingin turut berpartisipasi.

“Desainer-desainer itu sebagian bukan muslim, ada yang Katolik, tetapi mereka ingin berpartisipasi pada Jakarta Muslim Fashion Week yang baru terlaksana kemarin saat Menteri Perdagangan berganti ke Pak Zulkifli Hasan, karena pasarnya memang bagus sekali,” ungkapnya.

Untuk itu, Wapres meminta BSI Dubai memanfaatkan hubungan Indonesia dan PEA yang terjalin sangat baik, salah satunya untuk mempromosikan fesyen muslim Indonesia melalui penyelenggaraan Indonesian Muslim Fashion Week di Dubai.

“Ini saya kira kesempatan dan kebetulan sekali hubungan Indonesia – PEA sedang bagus-bagusnya,” ujarnya.

Menanggapi permintaan Wapres tersebut, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengakui bahwa potensi fasyen muslim Indonesia memang besar, tetapi di Dubai belum begitu populer. Bahkan pakaian batik saja hampir tidak ada yang menjual.

“Yang jualan batik belum ada di sini. Nanti mungkin kita bikin pameran busana muslim di sini bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI,” ungkapnya.

Untuk merealisasikannya, sambung Hery, ia juga mengharapkan adanya dukungan dari para pelaku bisnis busana muslim.

“Syukur-syukur kalau ada yang punya naluri bisnis dan punya butik batik (misalnya) di sini,” pungkasnya.

 

Diyakini Rekam Tidak Ada Tembak Menembak, Polisi Didesak Temukan CCTV KM 50

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Habib Rizieq menanggapi pernyataan Kapolri Jenderal Sigit soal kasus KM 50 laskar FPI. Menurutnya, novum atau bukti baru kasus KM 50 ini sangat banyak.

 

Habib Rizieq menyinggung saksi yang dihadirkan yaitu AKBP Ari Cahya alias Acay yang disebut JPU adalah tim CCTV kasus KM 50.

Menurutnya CCTV tersebut akan mengungkap bahwa laskar FPI masih hidup di KM 50. Dan CCTV akan mengungkap bahwa mobil polisi yang ada di KM 50 tidak ada satupun yang rusak ataupun tergores.

“CCTV itu kunci, tolong dicari Pak,” kata HRS lagi.

Menurut Habib Rizieq, pihak kepolisian harus menyelidiki keberadaan CCTV pada KM 50. Hal ini, kata dia, untuk menghindari prasangka terhadap institusi kepolisian.

Habib Rizieq mengklaim jika CCTV merekam siapa penumpang di dalam mobil Toyota Land Cruiser warna hitam, komandan lapangan pemberi arahan.

CCTV ini juga merekam saat laskar keluar dari tol Karawang Timur dan ditembaki di depan hotel Novotel.

“Dan di sepanjang tol ada CCTV, dan CCTV itu akan memperlihatkan siapa saja petugas yang hadir di KM 50,” katanya.

“Karena masih banyak polisi yang baik, masih banyak jenderal yang baik, jangan sampai kami curiga kepada semua polisi,” ujar Habib Rizieq Shihab soal kasus KM 50 ini.

Sumber:pojoksatu

 

Novum Baru Sangat Banyak, Habib Rizieq Dukung Kapolri Buka Kembali Kasus KM 50

 

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Habib Rizieq menanggapi pernyataan Kapolri Jenderal Sigit soal kasus KM 50 laskar FPI. Menurutnya, novum atau bukti baru kasus KM 50 ini sangat banyak.

 

Habib Rizieq Shihab (HRS) mendukung pernyataan Kapolri usai RDP bersama komisi III DPR RI yang menyatakan bakal membuka lagi kasus KM 50 laskar FPI jika terdapat novum alias bukti baru.

“Saya dukung pernyataan Kapolri, kalau ada novum baru kami akan buka kembali kasus KM 50. Nah sekarang, novum barunya sangat banyak pak, salah satunya tolong dicarikan dimana CCTV KM 50, karena yang menyitanya adalah orang bapak,” kata Habib Rizieq dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Senin malam (7/11).

“Dalam sidang Sambo, Jaksa menyebutkan bahwa orang yang menyita CCTV kasus Sambo adalah orang yang sama yang menyita CCTV di KM 50,” jelasnya.

“Kami meminta kepada bapak Kapolri pernyataan dari Jaksa Penutut Umum (JPU) kasus Sambo itu dijadikan sebagai masukan, sebagai modal. Digali terus periksa itu semua geng KM 50, cari itu CCTV-nya ada dimana,” pinta Rizieq.

Sumber:pojoksatu

 

Sebatik dan Nunukan Dicanangkan Jadi Pulau Sadar Zakat

SEBATIK(Jurnalislam.com) — Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mendeklarasikan Pulau Nunukan dan Sebatik di Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai Pulau Sadar Zakat. Deklarasi ditandai dengan penandatangan prasasti di Gedung Aztrada 88, Sebatik Timur, Sabtu (5/11/22).

Prof Kamar, sapaan akrab Dirjen, dengan yakin menulis di prasasti deklarasi itu: Dari Sebatik untuk Indonesia. Penetapan dua pulau yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia sebagai Pulau Sadar Zakat ini diharapkan Kamaruddin dapat menginspirasi masyarakat Indonesia.

“Kami berharap ini akan menjadi inspirasi bagi negeri ini hingga dapat menjadi Gerakan Sadar Zakat Nasional,” ujar Dirjen Kamarudin Amin yang didampingi Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Tarmizi Tohor.

Kehadiran Dirjen dan jajaran pejabat Kanwil Kemenag Kaltara pada malam Deklarasi Pulau Sadar Zakat bukan semata menyaksikan tari-tarian. Malam itu, puluhan orang tersenyum sumringah saat mendapatkan pembagian manfaat zakat, infak, dan sedekah.

Tidak kurang dari 77 juta rupiah dibagikan kepada ratusan masyarakat di Kecamatan Sebatik Timur, Sebatik Utara, Sebatik Induk, Sebatik Barat, dan Sebatik Tengah. “Selain bantuan langsung untuk keperluan sehari-hari kita berikan juga bantuan zakat produktif untuk kesehatan, modal usaha, biaya berobat, dan beasiswa pendidikan,” ungkap Kabid Bimas Islam dan Haji Kanwil Kemenag Kaltara, M. Saleh.

 

AICIS Diharap Dorong Islam Jadi Inspirasi Membangun Peradaban

BALI(Jurnalislam.com)— Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) ke-21 tahun 2022 di Bali ditutup Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid Sa’adi. Even tahunan ini telah menghasilkan sejumlah kesepakatan, antara lain pentingnya kontekstualisasi nilai-nilai dasar universal untuk kehidupan damai di masa depan.

“Saya harap AICIS tidak hanya melahirkan sebuah deklarasi formalitas belaka, namun diikuti dengan aksi dan tindakan nyata yang dapat menyentuh aspek kemaslahatan dan kedamaian untuk umat manusia,” pesan Wamenag di Bali, Kamis (3/11/2022) malam.

“Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia. Karena agama bukanlah aspirasi semata, melainkan inspirasi mulia untuk membangun peradaban dunia,” sambungnya.

Menurutnya, Kementrian agama memiliki tugas dan tanggungjawab untuk memajukan kehidupan beragama di Indonesia. Dengan berbagai pengalaman beragama yang dimiliki, Indonesia telah menjadi sorotan dunia Islam dalam berbagai aspeknya. Bahkan, Samuel Huntington pernah meyakini bahwa kebangkitan dunia Islam akan lahir dari Asia Tenggara. Dan itu adalah Indonesia.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya bahwa Indonesia ini menjadi laboratoriun dalam Islamic Studies dengan kompleksitas yang terjadi di dalamnya.

“Kementerian Agama yang menjadi leading sektor Studi Islam di Indonesia, menjadi institusi yang memiliki momemtum dalam mempromosikan hasil-hasil kajian Islam kepada masyarakat dunia,” jelasnya.

— Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) ke-21 tahun 2022 di Bali ditutup Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid Sa’adi. Even tahunan ini telah menghasilkan sejumlah kesepakatan, antara lain pentingnya kontekstualisasi nilai-nilai dasar universal untuk kehidupan damai di masa depan.

“Saya harap AICIS tidak hanya melahirkan sebuah deklarasi formalitas belaka, namun diikuti dengan aksi dan tindakan nyata yang dapat menyentuh aspek kemaslahatan dan kedamaian untuk umat manusia,” pesan Wamenag di Bali, Kamis (3/11/2022) malam.

“Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia. Karena agama bukanlah aspirasi semata, melainkan inspirasi mulia untuk membangun peradaban dunia,” sambungnya.

Menurutnya, Kementrian agama memiliki tugas dan tanggungjawab untuk memajukan kehidupan beragama di Indonesia. Dengan berbagai pengalaman beragama yang dimiliki, Indonesia telah menjadi sorotan dunia Islam dalam berbagai aspeknya. Bahkan, Samuel Huntington pernah meyakini bahwa kebangkitan dunia Islam akan lahir dari Asia Tenggara. Dan itu adalah Indonesia.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya bahwa Indonesia ini menjadi laboratoriun dalam Islamic Studies dengan kompleksitas yang terjadi di dalamnya.

“Kementerian Agama yang menjadi leading sektor Studi Islam di Indonesia, menjadi institusi yang memiliki momemtum dalam mempromosikan hasil-hasil kajian Islam kepada masyarakat dunia,” jelasnya.

 

Siswa Madrasah Raih Medali Emas di Kompetisi Sains Internasional

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan meraih medali emas International Science and Invention Fair (ISIF) 2022. Ajang ini diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Bali, 1 – 4 November 2022.

Even ini diikuti 112 peserta dari 32 negara, di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Korea, Kazakhstan, India, hingga Turki.

Siswa MAN 1 Medan menampilkan karya inovasi bertajuk “Smart Weather Prediction (Alat Bantu Prediksi Cuaca).” Inovasi ini diuji dan dipresentasikan di hadapan dewan juri dan seluruh partisipan. Selain medali emas, Siswa MAN 1 Medan juga memperoleh Special Award berupa Semi Grandprize dari Iran.

“Selamat atas predikat juara yang diraih siswa MAN 1 Medan. Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk terus berprestasi dan juga memotivasi madrasah lainnya untuk berprestasi di berbagai ajang perlombaan,” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani di Jakarta, Senin (07/11/2022)

Ali Ramdhani juga menyampaikan terima kasih karena MAN 1 Medan telah mengharumkan nama negara, sekaligus menunjukkan eksistensi madrasah di tingkat internasional.

Hal senada juga disampaikan Direktur Kurikulum, Saraa, Kelembagaa dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Moh Isom Yusqi. Menurutnya, capaian siswa MAN 1 Medan merupakan prestasi yang membanggakan. “Apalagi, ajang ini bersifat international yang diikuti banyak peserta dari negara lain. Kami berharap madrasah semakin kompetitif, berdaya saing tinggi dan siap melahirkan talenta-talenta berprestasi untuk negara tercinta,” ujar Isom.

Kepala MAN 1 Medan Reza Faisal menjelaskan bahwa untuk mengikuti ajang ini, siswanya melakukan persiapan selama tiga bulan. Ada lima siswa yang terlibat dalam membuat karya inovasi ini, yaitu: Ahmad Surya Anshari, Nabila Rizki Matondang, Aisyah Noor Hakim, Nabila Putri Ammar Hasibuan dan Siti Viola Mayandrie.

“Kami sangat bersyukur dengan prestasi yang membanggakan ini, dan ini tentunya tidak lepas dari kerja keras anak-anak, bimbingan juga dukungan semua pihak, khususnya dari Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumut, Abdul Amri Siregar, Kepala Bidang Penmad Erwin Pinayungan Dasopang, serta doa guru dan orang tua,” tutur Reza.

Panitia pelaksana yang juga Wakil Rektor III Undiksha I Wayan Suastra menjelaskan, ISIF adalah kompetisi berlevel internasional yang dibalut dengan pameran. Para peserta melakukan presentasi di stan masing-masing. Undiksha menyiapkan 120 stan untuk pameran peserta ISIF.

“Ada 607 tim yang mengikuti ISIF secara daring dan luring. Dari jumlah tersebut, ada 112 tim yang datang secara luring dengan berisikan tiga hingga lima orang. Peserta berasal dari 32 negara yang mendaftar,” ujar Suastra.

Pada ajang internasional ini, seluruh peserta wajib melakukan presentasi atas karya inovasi yang mereka rancang dalam Bahasa Inggris. “Setiap peserta diberikan waktu presentasi sebanyak 15 menit, meliputi tujug menit presentasi dan delapan menit sesi tanya jawab,” ungkap Ahmad Zaki Mubarak selaku pelatih dan pembimbing riset.

“Siswa wajib meningkatkan skill berbicara dalam Bahasa Inggris. Presentasi yang baik dalam Bahasa Inggris mutlak harus dikuasai untuk menjelaskan kepada juri yang berasal dari India dan peserta lainnya dari berbagai negara,” jelas Zaki.

Gerhana Bulan 8 November, Umat Islam Diserukan Shalat Gerhana

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Gerhana Bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi pada 8 November 2022. Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa berdasarkan data astronomis, Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

“Insya Allah, pada 8 November 2022, akan terjadi Gerhana Bulan Total di seluruh wilayah Indonesia,” terang Kamaruddin Amin di Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Menurutnya, Gerhana Bulan Total di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu dapat dilihat pada kontak Umbra 3 (U3) pukul 18:42 WIB. Sementara masyarakat di Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat, dapat melihat GBT pada waktu puncak gerhana, yakni 17:59 WIB.

Untuk wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, GBT dapat dilihat pada kontak Umbra 2 (U2) pukul 17:16 WIB/18:16 WITA/19:16 WIT.

“Masyarakat Papua dan Papua Barat dapat melihat Gerhana Bulan Total pada kontak Umbra 1 (U1) pukul 18:08 WIT,” jelasnya.

Kamaruddin Amin mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana atau Salat Khusuf. Ditjen Bimas Islam telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag agar menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Pembimbing Syariah, Kepala Kemenag Kabupaten/Kota, dan Kepala KUA untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan Shalat Gerhana Bulan di wilayahnya masing-masing.

“Pelaksanaan shalat gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing,” katanya.

“Kami juga mengimbau masyarakat memperbanyak zikir, istighfar, sedekah dan amal saleh lainnya, serta mendoakan kesejahteraan dan kemajuan bangsa,” sambungnya.

Adapun tatacara Salat Gerhana Bulan adalah sebagai berikut:
a. Berniat di dalam hati;
b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa;
c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);

d. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya;
e. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;
f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
g. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;

h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal);
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
k. Salam.

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, bersedekah.

Pertumbuhan Bank Syariah Capai 9 %, Konvensional 91 %

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, mengajak ulama dan para dai untuk meningkatkan literasi keuangan syariah melalui jalur dakwah. Hal itu dia sampaikan saat mengisi kegiatan Standaridasi Da’i ke-17 Komisi Dakwah MUI.

Menurutnya, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, literasi keuangan syariah di Indonesia terbilang minim yaitu sebesar 8,93 persen. Itu berarti hanya Sembilan dari serratus orang dewasa Indonesia yang mengenal produk keuangan syariah dengan baik.

“Padahal Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Data Dukcapil Kemendagri pada Juni 2021 mengatakan jumlah penduduk Indonesia adalah 272,23 jiwa. Sekitar 86,88 persen atau sebanyak 236,53 juta jiwa adalah muslim, ” ujarnya Senin (31/10) di Wisma Mandiri, Jakarta.

Selain perbandingan jumlah muslim dan perkembangan bank syariah yang jomplang, Hery juga membandingkan dengan perkembangan bank konvensional yang drastis. Dia mengatakan, pertumbuhan bank syariah hanya 9,17 persen sementara bank konvensional yang bagus tumbuh sampai 91 persen.

Karena itu, dia berharap dai yang mulai mengangkat tema keuangan syariah bisa semakin mendorong pertumbuhan bank syariah di Indonesia.

Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi, menambahkan tujuan literasi keuangan syariah adalah memahamkan masyarakat mengenai manfaatnya. Maka, peran dai yang dikenal dekat dengan umat sangat efektif dalam mendorong gerakan literasi ini. Komisi Dakwah sendiri dalam beberapa kegiatan juga kerap menggandeng lembaga keuangan baik itu asuransi maupun pegadaian.

“Komisi Dakwah MUI sejak lama bekerjsama dengan lembaga keuangan syariah dalam meliterasikan keuangan syariah. Kami sadar perkembangan ekonomi syariah di satu sisi lumayan bagus namun dibandingkan perkembangan bank konvensional, masih sangat jauh tertinggal, ” ungkapnya.

 

Panduan EcoMasjid Akan Segera Disusun

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama tengah siapkan panduan pembentukan komunitas Eco-Masjid. Yaitu, mereka yang berkomitmen pada masjid hijau, melalui penanaman pohon di sekeling masjid, pengaturan ulang penggunaan air wudhu, pengelolaan sampah organik di lingkungan masjid, dan penggunaan tenaga surya pada masjid.

“Gerakan ini merupakan bagian dari kampanye Peduli Bumi yang menginginkan masjid sebagai cerminan rahmatan li alamin,” terang Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi saat memberikan sambutan pada Konferensi Nasional Masjid Ramah Lingkungan di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Konferensi ini diselenggarakan oleh Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI Pusat. Wamenag menilai kampanye Masjid Hijau di Indonesia masih menjadi isu elitis, belum menjadi gerakan yang massif dan populis.

Padahal, ide masjid ramah lingkungan bukanlah hal baru. Meskipun perubahan iklim bukan menjadi perhatian utama dalam sejarah awal Islam, namun masjid-masjid di era awal Islam semuanya dapat dianggap sebagai masjid ramah lingkungan.

Islam, kata Wamenag, punya alasan yang sangat kuat untuk mendukung upaya penyelesaian masalah lingkungan. Di samping karena melimpahnya ayat Al-Qur’an yang mengandung aksioma moral tentang pelestarian alam, historisitas Islam di masa awal juga menunjukkan keberpihakan itu.

“Masjid Nabawi yang menjadi pusat penyebaran ajaran Islam, misalnya, dibangun Rasulullah dari bahan-bahan lokal yang ramah lingkungan. Seperti yang diungkapkan gerakan global Ummah for Earth, sumber-sumber bangunan masjid Rasulullah itu memenuhi syarat-syarat metode berkelanjutan,” jelas Wamenag.

Saat ini, di beberapa negara juga sudah mulai melakukan kebijakan untuk menerapkan eco-Masjid, eco-friendly atau go green atau “Masjid Hijau”. Misalnya di Turki, Maroko, Chicago Amerika Serikat, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Paris-Perancis.

Misalnya di Maroko, sebut Wamenag, sudah mulai mengarusutamakan agenda proyek “Masjid Hijau”. Negara itu menginisiasi modifikasi desain panel surya dan LED ke dalam 600-an masjid. Dengan proyek itu, pada 2030 Maroko menargetkan untuk tidak mengimpor energinya, melainkan memproduksi 52% energi yang dihasilkan dengan sumber-sumber tebarukan.

“Bahkan Masjid Jami’a al-Kutubiyya di Marakesh yang dibangun pada abad ke-12, dengan penambahan panel surya, telah menjadi masjid energi-plus atau berhasil menciptakan lebih banyak energi dibandingkan mengonsumsinya,” paparnya.

Di Indonesia sendiri sejatinya sudah memiliki percontohan masjid hijau, seperti Masjid Istiqlal dan Masjid Raya Pondok Indah. Masjid Istiqlal Jakarta menjadi masjid pertama di dunia yang meraih sertifikat Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) sebagai rumah ibadah dengan bangunan ramah lingkungan atau green building. Masjid Istiqlal diberikan sertifikat EDGE karena telah dilakukan renovasi di beberapa bagian dengan konsep ramah lingkungan yang terbukti menurunkan jejak karbon secara signifikan.

Pelesteraian Lingkungan sebagai Basis Peradaban Pembahasan mengenai integrasi masjid terhadap lingkungan sudah saatnya dijadikan isu sentral peradaban. Untuk menjadikan gerakan yang massif dan populis, setidaknya ada dua faktor yang perlu dilakukan. Pertama, aspek kebudayaan yang menjadi basis inspirasi. Kedua peran negara melakukan objektivikasi terhadap kebudayaan tersebut.

“Kementerian Agama terus mendorong dan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk membudayakan hidup bersih melalui gerakan eco-Masjid. Sosialisasi dan edukasi tersebut dilakukan kepada ormas keagamaan, pondok pesantren, lembaga pendidikan maupun komunitas keagamaan untuk menjadi pelopor dalam melestarikan lingkungan berbasis masjid,” ujar Wamenag.

“Hal tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, FGD, perlombaan, lokakarya dan pelatihan-pelatihan kepada Dewan Kemakmuran Masjid untuk menciptakan lingkungan masjid yang hijau dan ramah polusi,” sambungnya.

Kementerian Agama, kata Wamenag, memberikan apresiasi kepada kelompok masyarakat yang membuat gerakan ecoMasjid yang berbasis pemberdayaan masjid untuk pelestarian lingkungan hidup. Misalnya gerakan masyarakat menghimpun 206 masjid untuk dijadikan ecoMasjid. Meski jumlahnya masih terbilang sedikit dibandingkan 741.991 masjid yang terdata, namun gerakan tersebut memiliki dampak positif bagi pengurus masjid yang lain, untuk meniru dan mengembangkan di lingkungannya.

“Gerakan ecoMasjid menginisiasi banyak inovasi seperti embung desa, kompor biomasa, tungku bakar sampah tanpa asap, penyediaan air bersih desa dari pengelolaan air wudhu, dan listrik surya. Salah satu inovasi mereka 300 Keran Hemat Air yang menekan penggunaan air hingga 50%, dan masih banyak inovasi yang lain,” terangnya.

Terakhir, Wamenag berpandangan bahwa krisis lingkungan hidup dengan berbagai manisfestasinya seperti perubahan iklim dan pemanasan global, sejatinya adalah krisis moral. Karena manusia memandang alam sebagai obyek bukan subjek dalam kehidupan semesta. Penanggulangan terhadap masalah lingkungan dan perubahan iklim haruslah dengan pendekatan moral. Pada titik inilah agama harus tampil berperan melalui kolaborasi lintas agama, dan perlu dimulai dari rumah ibadah masing-masing.

“Keberhasilan menciptakan rumah ibadah yang ramah lingkungan adalah penjelmaan dari hati bersih dan pikiran jernih umat beragama dan merupakan titik-tolak upaya menciptakan negeri yang asri, nyaman, aman sentosa,” tandasnya.