Sentra Vaksinasi Masyarakat Diapresiasi

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meninjau pelaksanaan vaksiansi Covid-19 di Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat yang diadakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Selasa (14/09/2021).

Sebagaimana data yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal 13 September 2021, cakupan vaksinasi Covid-19 di wilayah DKI Jakarta sangat tinggi. Dari sasaran 8.395.427 orang, tercatat sebanyak 10.3 juta orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 7.1 juta orang telah mendapatkan dosis kedua. Namun, untuk lebih meningkatkan capaian tersebut, pemerintah bersama dengan seluruh jajaran terkait terus melakukan percepatan pemberian vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat di setiap jenjang usia yang diperbolehkan menerima vaksinasi.

Oleh karena itu, dalam peninjauan ini, Wapres yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, Ketua Umum ILUNI UI Andre Rahadian, dan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Vertikal Indonesia (ARVI) Lies Dina Liastuti, melihat langsung pemberian vaksinasi kepada masyarakat umum serta pemberian dosis ke-3 vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan yang mendapatkan undangan melalui P-Care.

“Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi atas kolaborasi pentahelix yang telah dibangun, terutama dukungan dari para donatur dan sponsor sehingga kegiatan sentra vaksinasi ini dapat terlaksana,” tutur Wapres.

Lebih lanjut Wapres pun menekankan bahwa program vaksinasi berperan penting dalam terwujudnya keberhasilan penanganan pandemic Covid-19. Sebab, vaksinasi dapat menciptakan kekebalan komunitas/herd immunity yang membantu menekan laju penyebaran virus. Namun, pelaksanaan vaksinasi juga harus ditunjang oleh kemampuan pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) serta ketangguhan masyarakat untuk disiplin menegakkan protokol kesehatan 3M.

Untuk itu, Wapres mengimbau agar pelaksanaan vaksinasi di Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat harus tetap menerapkan protokol kesehatan agar tidak terciptanya klater baru penyebaran Covid-19 dari klaster sentra vaksinasi.

“Saya harap pelaksanaan sentra vaksinasi Covid-19 yang diinisiasi ILUNI UI di The Media Hotel and Tower ini tetap memperhatikan dan mengutamakan protokol kesehatan, untuk menghindari terjadi klaster penularan baru,” pungkas Wapres.

Sebagai informasi, dalam rangka mendukung program percepatan vaksinasi, ILUNI UI bekerjasama dengan 10 ARVI yang terdiri dari RSCM, RS Fatmawati, RSPI Sulianti Saroso, RS PON, RS Soeharto Herdjaan, RSKO Jakarta, RS Persahabatan, RSJ Harapan Kita, RSAB Harapan Kita, dan RSK Dharmain, didukung Bakti Kominfo menyelenggarakan sentra vaksinasi dengan target 2.000 orang peserta per hari. Program ini dilaksanakan pada 22 Juli sampai dengan 17 September di The Media Hotel and Towers, Jakarta mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB.

BWI Siapkan Kurikulim Pelatihan Nazir

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Badan Wakaf Indonesia (BWI) mempersiapkan langkah strategis dalam mengatasi kelemahan nazir di Indonesia. Pelatihan asesor dan rumusan kurikulum pelatihan nazir diharapkan tuntas tahun ini.

“Karena nazir inilah yang akan menciptakan public trust bahwa wakaf itu dikelola secara benar oleh nazir. Apalagi ketika nazir sudah tersertifikasi, maka dia punya nilai plus selain mampu mencatat seluruh aset wakaf baik bergerak atau tidak bergerak,” tutur Komisioner BWI Susono Yusuf, Senin (13/9).

Dia menambahkan, BWI ingin menuntaskan proses sertifikasi profesi nazir. Sehingga, para nazir nantinya memenuhi kompetensi sesuai standar nasional yang dirumuskan bersama Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Ketenagakerjaan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Untuk itulah, sekarang ini tahapannya sudah sampai di pelatihan asesor agar para asesor bisa mengedukasi teman-teman nazir sekaligus mengajak nazir agar berminat mengikuti sertifikasi,” tutur dia.

Sumber: republika.co.id

Ketersediaan Vaksin Cukup untuk 77 Persen Masyarakat

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali telah mengalami penurunan level dari 4 menjadi 3. Syarat dari penurunan level PPKM ini, selain dipengaruhi oleh penerapan protokol kesehatan, data kasus harian Covid-19 dan positivity rate, juga ditentukan oleh terciptanya kekebalan kelompok di masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah mendukung percepatan pemberian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat kekebalan kelompok di Indonesia dapat terbentuk.

“Pemerintah ingin mempercepat proses vaksinasi terutama untuk yang [dosis] pertama dan yang [dosis] kedua, untuk mengejar kekebalan kelompok. Karena kita ingin kalau bisa akhir 2021 Desember ini, sudah semua tervaksin, sehingga kita bisa memperoleh immunity (imunitas),” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan keterangan pers usai meninjau Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat yang diinisiasi oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), di The Media Hotel and Towers, Jakarta, Selasa (14/09/2021).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bahwa pemerintah memiliki target dalam menentukan penurunan kembali level PPKM. Apabila PPKM akan diturunkan dari level 3 ke level 2, maka 50 persen dari jumlah populasi masyarakat di suatu daerah harus sudah tervaksin Covid-19. Sedangkan, untuk penurunan dari level 2 ke level 1, 70 persen dari total populasi harus sudah mendapatkan vaksinasi. Untuk itu, vaksinasi merupakan faktor penting dalam pengendalian PPKM di berbagai wilayah di Indonesia.

“Vaksin ini menjadi salah satu penentu untuk turunnya level,” terang Wapres.

Terkait ketersediaan vaksin, Wapres menjelaskan bahwa pemerintah telah mendatangkan jumlah yang cukup untuk diberikan kepada 77 persen dari total masyarakat. Namun, ia juga melihat bahwa proses pemberiannya memerlukan waktu yang tidak sedikit. Sehingga, sebagai upaya akselerasi pemberian vaksinasi ini, diperlukan kontribusi dari berbagai pihak selain dinas-dinas kesehatan.

“Tapi memang proses vaksinasinya itu memerlukan waktu. Sehingga, pemerintah mengerahkan disamping dinas-dinas dari kesehatan, kemudian TNI, kemudian Polri, BKKBN, dan dibantu juga oleh berbagai kalangan lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga lain seperti yang hari ini juga saya melihat itu oleh ILUNI UI kerja sama dengan Media Grup,” urai Wapres.

Taliban Perketat Perbatasan dengan Pakistan

ISLAMABAD(Jurnalislam.com) — Taliban pada Senin (13/9) menutup gerbang perbatasan Torkham, yang merupakan titik persimpangan utama antara Pakistan dan Afghanistan. Gerbang tersebut ditutup untuk pergerakan pejalan kaki.

Seorang pejabat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, penutupan dilakukan setelah Taliban mengizinkan warga Afghanistan untuk melintasi perbatasan dan masuk ke Pakistan.

 

Namun otoritas Pakistan menolak. Ratusan warga Afghanistan berkumpul di perbatasan, dan menunggu untuk dapat memasuki Pakistan. Islamabad telah membuka perbatasan yang sebelumnya ditutup sejak Juli, karena lonjakan kasus Covid-19.

 

“Kami memfasilitasi orang yang sakit dan mengizinkan mereka masuk untuk perawatan di rumah sakit Pakistan,” kata pejabat itu, dilansir Anadolu Agency, Selasa (14/9), seraya menambahkan bahwa Islamabad juga memfasilitasi para pengungsi yang pergi ke luar negeri.

Beberapa wartawan yang akan melakukan perjalanan ke Kabul dari perbatasan Torkham juga tersendat. Taliban menutup perbatasan untuk pejalan kaki dari Pakistan. Sementara aktivitas perdagangan berjalan lancar.

Sejak Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus, lebih dari 30 ribu warga Afghanistan kembali ke tanah air mereka melalui perbatasan Torkham dari Pakistan. Sementara sekitar 4.000 warga Afghanistan memasuki Pakistan.

Islamabad masih melarang warganya memasuki Kabul sejak Taliban kembali berkuasa. Pada 15 Agustus, pihak berwenang Pakistan menutup perbatasan selama berjam-jam, setelah provinsi Nangarhar jatuh ke tangan Taliban diikuti dengan jatuhnya Kabul dengan cepat.

Pakistan kembali membuka titik penyeberangan utama untuk perdagangan bilateral, setelah mencapai kesepahaman dengan para pemimpin  Taliban. Sebelumnya ratusan truk yang memuat buah-buahan segar dan makanan lainnya tertahan di perbatasan.

sumber: republika.co.id

 

Kontribusi ZISWAF dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

Oleh : Amirsyah Tambunan, Sekjen MUI

Belum ada yang dapat memastikan kapan Pandemi Covid-19 akan berakhir. Selama hampir dua tahun pandemi berlangsung di Indonesia sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Dampaknya tidak hanya negara berkembang seperti Indonesia, juga berdampak pada negara adidaya seperti Amerika Serikat, Eropa, China.

Pertumbuhan perekonomian negara maju seperti di Asia dan Pasifik pada tahun 2021 melambat 2,1 persen, skenario yang lebih buruk minus 0,5 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi tahun 2019 yang sebesar 5,8 persen.

Secara khusus di Indonesia mengalami permasalahan ekonomi yang krusial karena banyak faktor, antara lain; pertama, pertumbuhan perekomian berbasis pada utang (debt based growth).

Kedua, kemampuan sumber daya alam adan sumber daya manusia yang besar belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembayaran hutang. Ketiga, kemampuan negara untuk meningkatkan stimulus menggerakkan pemulihan ekonomi masih terbatas.

Berdasarkan tiga permasalahan tersebut diperlukan sikap yang extra hati-hati karena utang Indonesia setelah Covid-19 ini diperkirakan mencapai 60 persen dari PDB atau sekitar Rp 9.530 triliun.

 

Ironinya saat ini telah terjadi depresiasi karena kesulitan Indonesia dalam membayar kewajiban utangnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar ini akan menambah.

Indonesia harusnya belajar pada pengalaman ketika krisis moneter; pertama, pada 1998 tidak begitu berdampak pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kedua, pada 2008 terjadi krisis finansial global, sektor UMKM cenderung masih kuat menghadapi badai krisis tersebut mampu bertahan.

Sebab, saat itu yang terkena imbas terlibat dalam institusi microfinance bahkan UMKM menjadi penyanggah ekonomi nasional karena mayoritas mereka tidak masuk dalam sektor keuangan perbankan (unbankable) yang menjadi beban negara.

Permasalahan tersebut diatas berbeda ketika Pandemi Covid 19 sejak tahun 2020, UMKM justru menjadi sektor yang paling rentan dan terdampak krisis Covid-19, karena terbatasnya aktivitas sosial yang mengakibatkan terhambatnya transaksi ekonomi.

UMKM sulit memasarkan produknya melalui pasar online (market place) dan mahalnya bahan-bahan produksi serta daya beli masyarakat juga menurun. Karenya dalam pemulihan ekonomi harus “bersahabat” dengan pandemi Covid 19.

Kontribusi Ziswaf

Ketika Negara mengalami kesulitan, maka umat berjibaku mengatasi kesulitan ekonomi. Sektor keuangan sosial Islam berkomitmen menghadapi krisis ekonomi melalui Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf). Kontribusi zakat dapat meningkatkan stimulan konsumsi dan produksi mustahik yang menghasilkan permintaan (demand) yang seimbang dengan permintaan (supply) untuk mengembalikan transaksi ekonomi di masyarakat.

Besarnya kontribusi Ziswaf dapat difokuskan untuk pemulihan ekonomi diantarnya; pertama, fakir (ekstreme poor) hanya memiliki pendapatan kurang dari 50 persen kebutuhan hidup layak. Kedua, miskin (poor), kisaran pendapatan mereka sekitar 50-99 persen dari standar kebutuhan hidup layak (had kifayah).

Ketiga, fakir dan miskin (mustahik) ini adalah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Keempat, mendorong para muzaki di atas standar hidup layak (had kifayah) untuk mencapai garis nishob agar membayar zakat. Kelima, menggerakkan wakaf produktik melalui Bank Wakaf Mikro.

Dalam kondisi seperti ini Ziswaf telah berkontribusi yang signifikan. Kebijakan PSBB, PPKM yang berdampak pada aktivitas ekonomi, terutama pada kalangan pekerja rentan dan mustahik telah direspon dengan bijak oleh organisasi pengelola zakat dan wakaf seperti Baznas, BPKH, Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Pada tahun 2018 tercatat ZIS yang dikumpulkan Rp 8,1 triliun yang sebagian besarnya dihimpun dari zakat penghasilan sebesar 40,68 persen. Memang jika dibandingkan dengan potensi zakat sebesar Rp 233,8 triliun (Puskas BAZNAS) realisasinya masih sekitar 3,4 persen.

Masih tingginya gap realisasi dengan potensi tersebut bisa jadi memang karena kedasaran kolektif umat Islam mebayar zakat di Indonesia perlu diedukasi sehingga potensi Ziswaf secara ideal sejalan dengan potensi aktual.

Dari sejumlah hasil studi menunjukkan kurangnya literasi, edukasi untuk mengaktualisasikan poetensi Ziswaf baik penyaluran maupun pengumpulan dana ZIS dari sektor pertanian, peternakan, pertambangan, profesi dsb.
Secara konseptual zakat memang telah berkontribusi membantu mustahik-meningkatkan konsumsi dan penting di fokuskan agar Ziswaf produktif secara agregat meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya masa pandemi yakni;

Pertama, Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dikelola Ormas Islam dapat merealisasikan program bantuan sosial (social safety net) melalui program cash for work (CFW) yaitu memberikan uang tunai untuk sebuah pekerjaan kepada para pekerja rentan untuk pemulihan ekonomi.

Kedua, pada level UMKM hendaknya Baznas dan LAZ dapat menyalurkan dengan menggunakan voucher atau tiket kepada keluarga mustahik yang membutuhkan.

Ketiga, Baznas dapat melakukan konsolidasi program bersama organisasi pengelola zakat di Indonesia untuk merealokasi rencana kerja dan anggaran tahunan untuk penanganan dampak Covid-19 terhadap mustahik di seluruh Indonesia.

Keempat, Baznas mendapat mandat dalam UU. No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Nasional yang bertujuan salah satunya adalah meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Sementara wabah Covid-19 ini baik langsung maupun tidak langsung menyebabkan miskin baru (misbar).

Oleh karena itu MUI bersma Baznas, BPKH, Laznas-Ormas dan BWI telah aktif dalam percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi serta dapat menginisiasi kerjasama strategis pada level kementerian terutama kementerian agama, kementerian sosial, dan kementerian kesehatan melalui pengumpulan Ziswaf.

 

Ingin Sertifikasi Halal Gratis? Cek Sehati.Halal.go.id

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Program Sertifikasi Halal Gratis atau Program SEHATI bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) telah diresmikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pekan lalu. Sebagai tindak lanjut, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama telah merilis laman www.sehati.halal.go.id.

Laman ini secara khusus memberikan informasi lengkap tentang Program SEHATI. “Website atau laman www.sehati.halal.go.id ini sengaja kami develop dan kemudian kami rilis sebagai kanal informasi yang secara khusus menyediakan informasi lengkap mengenai Program SEHATI,” terang Pelaksana Tugas Kepala BPJPH Kemenag, Mastuki, di Jakarta, Selasa (14/9/2021).

“Maka bagi para pelaku UMK yang ingin mengikuti Program Sertifikasi Halal Gratis melalui Program SEHATI ini, silahkan dapat membaca informasi lengkapnya pada laman ini,” sambungnya.

Menurut Mastuki,  laman www.sehati.halal.go.id  menyajikan keseluruhan informasi program yang penting untuk diketahui pelaku UMK. Informasi itu mulai dari penjelasan definisi dan tujuan Program SEHATI, persyaratan peserta, timeline pelaksanaan program, hingga jumlah kuota yang ditampilkan secara real time dari waktu ke waktu.

“BPJPH juga merancang sejumlah agenda kegiatan pembinaan Jaminan Produk Halal bagi para pelaku UMK seiring program SEHATI ini. Selain sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tugas dan fungsi BPJPH, pembinaan juga dimaksudkan untuk mengoptimalkan kemudahan pelaksanaan program sertifikat gratis ini bagi pelaku UMK. Implikasinya, target program SEHATI dapat tercapai secara efektif dan efisien,” lanjutnya.

Laman www.sehati.halal.go.id tersebut juga terkoneksi dengan aplikasi Sistem Informasi Halal atau SIHALAL yang merupakan web-based aplikasi layanan sertifikasi halal BPJPH. Dengan begitu, selain memudahkan pelaku UMK untuk memperoleh informasi lengkap tentang Program SEHATI, laman ini juga memudahkan pelaku UMK masuk ke aplikasi SIHALAL jika hendak mengajukan pendaftaran sertifikasi halal.

Pakar: Penangkapan Mahasiswa UMS yang Bentangkan Poster Tak Miliki Dasar Hukum

SOLO (Jurnalislam.com)– Pakar Hukum Dr Muhammad Taufik menyebut penangkapan terhadap mahasiswa yang dilakukan aparat kepolisian saat kunjungan kerja Presiden Jokowi di Universitas Sebelas Maret (UNS) tidak memiliki dasar hukum.

Sebelumnya, sebanyak 10 mahasiswa diamankan aparat kepolisian dan dibawa ke Mapolresta Surakarta usai membentangkan beberapa poster yang salah satunya bertuliskan ‘Pak Jokowi tolong benahi KPK’ saat Presiden Jokowi melintas di gerbang UNS pada senin, (13/9/2021).

“Wah itu ndak lucu, membentangkan spanduk kok ditangkap, itu ikut ikutan seperti yang di Blitar yang pada akhirnya dilepaskan, jadi saya pikir itu kelatahan yang yang kedua itu penjilat, dan yang ketiga mereka sama sekali tidak melihat undang undang 1998 penyampaian pendapat di muka umum itu belum dicabut,” katanya saat dihubungi jurnis.com pada senin, (13/9/2021) malam.

Lebih lanjut, Dr Taufik menjelaskan bahwa seandainya tulisan atau poster tersebut menyinggung Presiden atau siapapun, maka aparat tidak bisa langsung menangkap dikarenakan pasal 134 tentang penghinaan terhadap Presiden dan Wakil Presiden telah dihapus oleh Mahkamah Konstitusi.

“Pasal itu sudah tidak berlaku, pasal 134 itu oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tahun 2006 telah dibatalkan, artinya kalau ada pejabat negara termasuk presiden, yang tersinggung itu deliknya bukan lagi delik absolut, tapi delik aduan,” terangnya.

“Artinya aduan itu hanya bisa dituntut kalau orang yang merasa dirugikan mengadukan, jadi ndak bisa main tangkap,” tambah Dr Taufik.

Dr Taufik mengaku siap memberikan bantuan advokasi apabila para mahasiswa tersebut belum dilepaskan oleh aparat kepolisian dalam waktu 1 X 24 jam.

“Saya berharap mereka itu segera dilepaskan, kalau tidak segera dilepaskan saya atas nama pribadi dan organisasi IKADIN cabang Surakarta siap memberikan bantuan advokasi dan saya percaya, mereka 1X 24 jam akan dilepaskan karena itu bukan tindak pidana jadi tidak ada yang harus dipertanggungjawabkan,” pungkas Dr Taufik.

Masjid Salman ITB Jadi Sentra Vaksinasi

BANDUNG(Jurnalislam.com)— Masjid Salman ITB resmi menjadi tempat sentra vaksinasi. Ketua Umum YPM Salman ITB, Prof Suwarno mengatakan sudah beberapa kali menggelar vaksinasi massal.

“Kami resmi jadi sentra vaksinasi karena, kami dinilai berhasil tak ada kerumunan pada pelaksanaan vaksinasi massal pada Juni-Juli. Kami berhasil memvakain 2 ribu orang. Nah dari penilain itu, kami jadi sentra vaksin,” ujar Ketua Umum YPM Salman ITB, Prof Dr Ir  Suwarno.

Prof Suwarno mengatakan, Masjid Salman menggelar vaksinasi massal karena ingin bersama-sama dengan pemerintah mewujudkan herd imunity. Vaksinasi kali ini menyasar masyarakat yang beraktivitas di sekitaran Masjid Salman serperti PKL dan warga Kota Bandung.

“Nanti, kalau masyarakat daerah ini sudah semua divaksin maka bisa membantu yang lain juga. Targetnya, sehari 200 orang. Jadi sepekan 1.000 kalau sebulan menjadi 4 ribu,” paparnya.

Sebelumnya, sekitar bulan Juni hingga Agustus, Salman ITB berkolaborasi bersama banyak pihak melaksanakan tes swab dan vaksinasi gratis. Pihak-pihak tersebut meliputi Wakaf Salman ITB, Rumah Amal Salman, Dinas Kesehatan Kota Bandung, PT Bio Farma (Persero), PERSIB,  HIPMI Jawa Barat, IA ITB, D/Joom, Jabar Quick Response, Telkom Indonesia, dan Dewan Masjid Indonesia. Adapun tenaga kesehatan yang bertugas dibantu oleh Fakultas Kedokteran UNPAD, Poltekkes, dan UPTD Puskesmas Dago. Sekitar dua ribu orang telah menerima vaksinasi di Salman ITB.

 

Prof Suwarno menjelaskan, kegiatan vaksinasi massal Masjid Salman ITB ini diperuntukkan untuk masyarakat umum, mulai dari usia produktif hingga lansia. Secara khusus, vaksinasi ini juga ditujukan untuk para petugas rumah ibadah dan mereka yang bertugas di ruang publik, yang rentan menjadi titik penyebaran virus. Inilah wujud manfaat yang diberikan Masjid Salman ITB #DariMasjidUntukSemua.

sumber: ihram

 

Siswa MAN 1 Surakarta Ciptakan Robot Pembantu Apoteker

SURAKARTA(Jurnalislam.com)— Pandemi Covid-19 tak menyurutkan kreativitas siswa madrasah untuk berkarya. Melalui berbagai adaptasi, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta Mufti Muammarul dan Tiara Vania Wijaya Putri berhasil menciptakan robot pembantu untuk apoteker.

Robot ini diberi nama De Pharmacist. Keberadaan robot ini diklaim dapat meminimalisir penularan Covid-19 di tengah masyarakat karena bekerja untuk meminimalisir interaksi antara apoteker dan pembeli.

Menurut pembina robotik MAN 1 Surakarta Prihantoro Eko Sulistyo, robot De Pharmacist pada awalnya dibuat untuk mengikuti kompetisi robotik madrasah tahun 2021. Saat ini robot De Pharmacist telah lolos ke tahap final.

“Bulan Oktober nanti, kami ikut final robot. Kemarin lombanya hanya lewat daring. Siswa membuat video presentasi De Pharmacist, kemudian dikirimkan untuk dilombakan,” ujarnya di Surakarta, Senin (13/9/2021).

Prihantoro menambahkan, robot De Pharmacist memang didesain khusus untuk pencegahan penularan Covid-19. Pada badan robot terdapat tiga loker atau slot jenis penyakit. Pemilihan slot obat penyakit juga disesuaikan dengan gejala Covid-19 yang saat ini sedang melanda. Ketiga penyakit tersebut sering dialami manusia, yakni batuk, demam, dan pusing.

“Cara kerja robot sangat sederhana. Dilengkapi dengan sensor Ultrasonic HCSR-05, pembeli hanya perlu memasukkan kartu identitas ke dalam slot sesuai dengan kebutuhan. Kemudian secara otomatis obat akan keluar tanpa harus berinteraksi dengan apoteker,” jelas Prihantoro.

“Secara otomatis, robot akan menerima instruksi untuk memutar papan obat sesuai program yang telah dibuat dengan aplikasi Arduino IDE. Ketika letak obat sudah berada di pintu keluar, botol obat akan didorong keluar oleh Motor Servo SG90 menuju keranjang obat sehinga bisa diambil oleh pembeli,” sambungnya.

Mufti Muammarul mengatakan, pembuatan desain dan perakitan robot hanya membutuhkan waktu satu bulan. Bersama guru pembina robotik, penggarapan robot dikerjakan secara daring dan luring. Khusus untuk perakitan robot dilaksanakan di sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

“Kesulitannya kemarin harus bolak balik madrasah dan asrama. Kami juga menggunakan zoom meeting untuk mendapatkan pembinaan dari guru pendaping selama prose pembuatan robot. Kadang itu, kurang maksimal kalau secara daring,” teranganya.

Banyak kelebihan yang dimiliki oleh robot Robot De Pharmacist . Salah satunya, robot ini dapat diaplikasikan di apotik, sekolah, dan di rumah. Biaya pembuatan robot juga sangat terjangakau. Satu rabot hanya menelan biaya sekitar Rp400 ribu. Robot ini terbuat dari akrilik, sehingga ringan dan kokoh. Penggunaannya juga sangat mudah dan bisa dijalankan oleh siapa saja. Energi untuk mengoperasikan robot cukup minim, hanya memerlukan tegangan 5-7 Volt. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan, robot De Pharmacist dapat dengan mudah diluncurkan ke masyarakat.

“Selain di apotik, Robot ini juga dapat digunakan di UKS sekolah. Ditambah saat ini sudaah mulai PTM terbatas. Sehingga sekolah perlu menghidupkan kembali UKS. Bantuan De Pharmacist di sekolah dapat memudahkan dan juga meminimalisir penularan covid-19 di sekolah,” imbuhnya.

Adapun kekurangan dari robot De Pharmacist yaitu, ruang penyimpanan obat masih terbatas, saat ini robot hanya mampu menampung sekitar 3-4 botol obat ukuran sedang. Namun, hal tersebut akan terus dikembangkan hingga dapat menampung beberapa jenis obat sekaligus.

Robot ini diharapkan dapat terus dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan, De Pharmacist dapat diproduksi secara masal. Dengan begitu, secara tidak langsung inovasi ini dapat mengurangai penularan covid-19. “Tentu kami harap robot ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Bahkan bisa diproduksi secara massal. Sehingga, dapat memutus rantai penularan covid-19 di lingkup apoteker dan masyarakat pada umumnya,” harapnya.

Kepala MAN 1 Surakarta Slamet Budiyono mengapresiasi karya siswanya ini. Hal itu sesuai dengan visinya menjadikan MAN 1 Surakarta sebagai madrasahnya para juara.

“Tentu saya sangat mengapresiasi karya siswa kami. Terlepas nanti bisa memenangkan kompetisi atau tidak, karya ini sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Tentu ini menjadi sumbangan madrasah khususnya berkontribusi dalam pencegahan virus covid-19,” pungkasnya.

Warga Sambangi DPRD Solo, Laporkan Dugaan Manipulasi Pendirian Gereja GVI EFATA

SOLO (Jurnalislam.com)- Menindaklanjuti akan adanya dugaan manipulasi data dalam rencana pendirian Gereja GVI EFATA di RT 03 RW 13, Tirtoyoso, Manahan, Solo, sejumlah warga mendatangi Gedung DPRD Surakarta untuk melakukan audensi dengan pihak terkait.

Kedatangan perwakilan warga yang didampingi Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono diterima oleh wakil Ketua DPRD fraksi PAN Achmad Safari dan fraksi Golkar Taufiqurahman.

Dalam audensi tersebut, turut hadir Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Solo Hidayat Maskur, Kepala Kesbangpol Indradi, perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultan dan perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Surakarta Sunar Bowo.

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan warga Prabowo Santoso menjelaskan pihak Gereja merasa dibohongi saat diminta membubuhkan tanda tangan untuk dukungan terhadap pendirian Gereja GVI EFATA tersebut.

“Dalam pencarian tanda tangan dan foto copy KTP warga. banyak warga melihat bahwa kertas berkolom tersebut tidak ada kop Gereja dan keterangan mencari dukungan atas pendirian Gereja GVI EFATA yang berada di lingkungan warga Tirtoyoso RT 03 RW 13 Kelurahan Manahan,” katanya.

“Saat itu saya yang bahkan sedang tidur siang dibangunkan untuk diminta tanda tangan, saat itu saya tidak mau karena ketika ditanya untuk apa mereka tidak menjelaskan secara rinci,” imbuh Prabowo.

Dalam audensi tersebut, sempat terjadi adu argumen antara perwakilan warga Prabowo dan perwakilan FKUB Sunar Bowo.

Saat itu Sunar menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan kunjungan ke lokasi guna memastikan tidak ada konflik dan permasalahan atas pendirian Gereja tersebut guna menerbitkan surat rekomendasi pada juli 2021 yang lalu.

“Kemarin sudah mendatangkan warga sekitar, dan pak lurah itu datang dan kita sudah tanya tanya dan mereka menyatakan tidak keberatan dan itu dari jadi pertimbangan kita,” ungkapnya.

Namun keterangan tersebut dibantah oleh perwakilan warga Tirtoyoso Prabowo, ia menegaskan bahwa pada saat itu Lurah Tirtoyoso tidak hadir dan seharusnya pihak FKUB untuk lebih teliti lagi dalam mencari fakta dan data terkait pendirian Gereja tersebut.

“Kalau sudah mendapatkan dukungan dan tidak bermasalah, kenapa tidak pada tahun 2019 yang lalu yang saat itu mengaku mendapat tanda tangan dari warga. Dan setahu warga yang akan direnovasi atau dibangun kembali untuk Gereja adalah rumah tempat kontrakan yang lama,” ungkapnya.

Sementara itu, Humas LUIS Endro Sudarsono menyebut temuannya adalah bahwa ini judulnya adalah rehab, bukan rehabilitasi tapi relokasi, maka ia sepakat dengan Kemenag maka perlu adanya aturan SKB dua menteri yakni dukungan 60 warga dan 90 jamaah.

“Kecuali kalau itu dibangun di tempat yang lama tidak ada masalah dan warga harus legowo. Ada penolakan warga sejak 2019, tepatnya 28 Agustus saat undangan dari Gereja ke warga dan mendapat penolakan dan ini ditangkap diatasa tidak masalah dan ini yang jadi masalah,” terang Endro.

Menanggapi soal permasalahan rencana Pendirian Gereja GVI EFATA tersebut, wakil ketua DPRD Surakarta Taufiqurahman meminta pihak Kesbangpol, Kemenag, DPMPTSP dan FKUB untuk kembali melakukan koordinasi dengan warga agar tak memunculkan konflik di kemudian hari.

“Mohon melakukan kordinasi kembali dan jangan dibangun dulu, dan FKUB kaki mohon tokohnya tidak hanya satu dan semua tokoh diajak berkordinasi lagi dan warga silahkan diajak dan harus segara ditindaklanjuti dan diselesaikan,” katanya.