Seluruh Moda Perjalanan Diwajibkan Gunakan Aplikasi Peduli Lindungi

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mewajibkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk pelaku perjalanan dalam negeri. Penggunaan PeduliLindungi menggantikan persyaratan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP).

Ketentuan ini tertuang dalam addendum Surat Edaran Nomor 17 Tahun 2021 tentang ketentuan perjalanan orang dalam negeri pada masa pandemi Covid-19. “Maksud addendum surat edaran ini adalah untuk mencabut ketentuan untuk melampirkan STRP dan menambahkan ketentuan bagi setiap pelaku perjalanan dalam negeri serta semua operator moda transportasi menggunakan aplikasi PeduliLindungi,” kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen Ganip Warsito, dalam keterangan tertulis, Senin (20/9).

Ganip Warsito mengatakan, tujuan addendum ini untuk melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi Covid-19 dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi guna memeriksa hasil tes RT-PCR atau swab antigen serta vaksinasi. Sesuai keputusan hasil rapat koordinasi terbatas tingkat menteri pada Selasa (31/8), kata Ganip, diperlukan penyesuaian mekanisme pengendalian terhadap perjalanan orang dalam negeri dalam rangka menindaklanjuti perkembangan situasi penanganan Covid-19.

Penyesuaian yang dimaksud Ganip terkait dengan pelaku perjalanan rutin dengan moda transportasi darat menggunakan kendaraan pribadi atau umum dan kereta api dalam satu wilayah/kawasan aglomerasi perkotaan. “Dalam addendum juga ditambahkan beberapa ketentuan, di antaranya setiap pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat melakukan perjalanan dalam negeri,” kata Ganip.

“Setiap operator moda transportasi diwajibkan menggunakan PeduliLindungi untuk memeriksa hasil tes RT-PCR atau swab antigen yang hasilnya menunjukkan negatif. Dan sudah melakukan vaksinasi dosis pertama atau dosis lengkap bagi setiap pelaku perjalanan dalam negeri sewaktu melakukan check-in,” katanya.

Ganip menambahkan, addendum berlaku sejak Sabtu (7/9) hingga waktu yang ditentukan kemudian. Aturan akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan perkembangan terakhir di lapangan ataupun hasil evaluasi dari kementerian/lembaga terkait.

sumber: republika.co.id

UIII Didorong Kerja Sama dengan Kampus Luar Negeri

DEPOK(Jurnalislam.com) — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri acara Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Academic Convocation yang menandai hari pertama tahun akademik 2021-2021, sekaligus tahun akademik pertama bagi UIII. JK berharap UIII membuahkan pemikiran-pemikiran yang baik dalam keislaman.

JK berharap kedepannya universitas di negara yang berpenduduk Muslim terbanyak yakni UIII dapat membuahkan pemikiran-pemikiran yang baik dalam keislaman. UIII diharapkan dapat memberikan pengetahuan salah satunya tentang ekonomi Islam, tapi yang moderat atau wasatiyah.

“Ini (pemikiran baik dalam keislaman yang dilahirkan UIII) penting untuk negara-negara barat,” kata JK usai menghadiri acara UIII Academic Convocation di Gedung Teater UIII, Senin (20/9).

JK juga menyampaikan, tidak ingin UIII bersaing dengan kampus manapun. Sebaliknya, UIII ingin bekerjasama. Untuk itu, UIII bekerjasama dengan kampus-kampus di luar negeri.

“Jadi tidak ada kata persaingan dalam perguruan tinggi, tapi kerjasama,” ujar JK.

Ia mengatakan, UIII sudah berbicara dengan kampus-kampus di Eropa, Timur Tengah dan Australia. Jadi beberapa universitas terbaik di luar negeri sudah diajak kerjasama.

Untuk diketahui, UIII mulai dirintis sejak tahun 2015. Pada 29 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia dengan status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

UIII dibangun di atas lahan seluas 142,5 hektare yang semula merupakan lahan LPP RRI di Komplek Pemancar RRI Cimanggis, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Setelah melalui proses konsultasi, koordinasi, dan administrasi yang intens antara Kementerian Agama, LPP RRI dan Kementerian Keuangan, akhirnya pimpinan RRI menyetujui penyerahan 142,5 hektare lahan untuk kepentingan pembangunan kampus UIII.

 

Sumber: republika.co.id

Muslimah Al Washiliyah London Kunjungi Masjid Cambridge

LONDON(Jurnalislam.com) — Pengajian Bulanan Muslimat London (PBML) dan Muslimat Al Washiliyah London, mengadakan acara dakwah ke Cambridge pada Sabtu (12/9). Di Cambridge, mereka juga berkunjung ke Masjid Turki, yang terbuat dari kayu.

Ketua Al-Washliyah Inggris, Maryati mengatakan, sesuai missi Al Washilyah yaitu pendidikan sosial, dan dakwah, Al Washliyah Inggris perlahan-lahan sudah menjalankan missi tersebut. Ini juga termasuk bekerja sama dengan Annisa Rebana.

Ketua rombongan, Ustazah Dra Afrahul Fadhilah berpesan kepada seluruh jamaah untuk tetap Istiqomah dalam kehidupan dan dalam ibadah, “Hidup hanya sebentar gunakan sebaik-baiknya, hablum minalloh wa hablum minannas,” kata dia dalam keterangan tertulisnya

Di sisi lain, sejumlah perempuan warga Indonesia di London, Inggris, mendirikan perkumpulan Rebana, yang bernama Annisaa Rebana London. Perkumpulan ini dibina Ustazah asal Medan, Sumatera Utara, Dra Afrahul Fadhilah yang lebih 15 tahun tinggal di London.

Perkumpulan Annisaa Rebana ini telah beberapa kali tampil unjuk kemampuan di sejumlah kota Inggris, di antaranya di Birmingham dan Cambridge. Rencananya, mereka akan tour ke Skotlandia dan juga tampil di London Food Festival.

“Insyaallah dalam waktu dekat ini kami akan tampil di London Food Festival,” kata Ustadzah Afrahul.

Sumber: republika.co.id

MUI Kutuk Penyerangan Ustaz, Minta Polisi Ungkap Maksudnya

BATAM(Jurnalislam.com)–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batam mengutuk keras peristiwa penyerangan kepada seorang pendakwah, Ustadz Abu Syahid Chaniago, Senin (20/9). Terlebih korban saat itu sedang berceramah di Masjid Baitul Syakur Batam, Kepulauan Riau.

“Mengutuk keras terjadinya peristiwa penyerangan kepada ustadz Abu Syahid Chaniago saat menyampaikan taushiyah di Masjid Baitul Syakur Jodoh Senin 20 September 2021,” jelas MUI Kota Batam dalam keterangan resminya, Senin (20/9).

Kendati demikian, MUI meminta agar masyarakat tetap tenang menanggapi peristiwa ini. “Mengharapkan kepada kaum muslimin dan seluruh masyarakat tetap tenang dan waspada serta mempercayakan penangan kasus ini kepada penegak hukum,” jelas keterangan tersebut.

Lembaga tersebut juga meminta agar mengusut peristiwa ini dan menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. Para pengurus masjid juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan sebagai respon atas peristiwa ini.

“Mengimbau kepada semua Pengurus DKM Masjid/Musholla untuk meningkatkan kewaspadaan keamanan terutama saat kegiatan keagamaan sedang berlangsung agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali di kemudian hari,” tulis keterangan tersebut.

Sebelumnya, beredar video di Youtube seorang ustadz yang sedang berceramah diserang oleh seorang pria. Dalam video tersebut, terlihat sang ustadz sedang berceramah di hadapan jamaah, kemudian ada seorang pria tidak berpeci, memakai celana jeans dan kemeja agak gelap, berlari ke arah ustadz Chaniago.

Dia berusaha untuk memukul ustadz. Namun, sang ustadz telah melihat orang itu sehingga tampak sang ustadz menghindar.

Kejadian itu membuat jamaah yang kebanyakan ibu-ibu berdiri dan berteriak. Masih dalam video itu, terlihat si pelaku ditangkap oleh sebagian orang, dan terlihat dia dipukul oleh beberapa orang ibu-ibu.

sumber: republika.co.id

 

PTKN Gelar Kemah Nasional Kuatkan Moderasi Beragama

PALEMBANG(Jurnalislam.com) — Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN-PTK) XV akan digelar 9-14 November 2021. Selaku tuan rumah, Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Nyayu Khodijah, mengatakan, PWN PTK akan didesain sebagai wahana memperkuat moderasi beragama dan semangat kebangsaan.

“PWN PTK sangat strategis untuk mendesiminasikan gagasan moderasi beragama untuk mahasiswa dan menguatkan solidaritas,” terang Nyayu Khadijah saat pembukaan Rapat Koordinasi Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN Se-Indonesia di Palembang, Selasa (14/9/2021).

PWN PTK XV akan berlangsung di Jakabaring Sport Center (JSC) dan UIN Raden Fatah Palembang. Giat ini akan dihadiri 450 pramuka penegah-pandega PTK se-Indonesia.

“UIN Palembang menjadi tempat dilaksanakan kegiatan, namun kesuksesan kegiatan menjadi tanggung jawab kita bersama,” ungkap Nyayu Khodijah di hadapan 58 WR/WK III PTKIN se-Indonesia.

Gubernur Sumatera Selatan yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan, Rosidin Hasan, mengatakan,  Provinsi Sumatera Selatan merasa bangga menjadi tuan rumah pelaksanaan PWN PTK XV.

“Kebanggaan ini dikarenakan atmosfer keberagaman moderasi beragama akan menyala di bumi Sriwijaya. Provinsi Sumatera Selatan menjadi poros keberagaman dalam agenda nasional tersebut,” ungkap Rosidin Hasan.

Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Direktorat Diktis Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan berbagai pendekatan dan metode tengah dilakukan untuk mendiseminasikan moderasi beragama, salah satunya melalui PWN PTK.

“Berbagai menu kegiatan PWN PTK diarahkan untuk meningkatkan wawasan dan sikap moderasi beragama, semangat kebangsaan dan Pendidikan anti korupsi,” kata mantan aktivis 1998 ini.

Ruchman menambahkan, dalam PWN juga akan dipecahkan Rekor MURI berupa pembuatan pantun moderasi beragama terbanyak, yang akan ditulis peserta perkemahan dan civitas akademika PTKIN.

Rakor ini dihadiri Wakil Rektor (WR) II UIN Palembang, Abdul Hadi, WR III Hamidah, Kepala Biro AUPK, Karo AAKK Mirwan Fasta, Ketua Forum WR/WK III PTKIN se-Indonesia Sumper Mulia Harahap, dan Waslitev PWN PTK XV 2021.

 

UIII Akan Mulai Kuliah 27 September 2021

DEPOK(Jurnalislam.com) — Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan memulai perkuliahan perdana pada Senin, 27 September 2021. Hal ini diungkapkan Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Sumber Daya Manusia UIII, Bahrul Hayat, di Kampus UIII Cimanggis, Depok.

“Upacara pembukaan perkuliahan, akan dilaksanakan sore ini, yang kita sebut dengan Academic Convocation. Ini akan jadi tradisi di UIII,” ungkap Bahrul Hayat, Senin (20/9/2021).

Turut hadir dalam Konferensi Pers, Rektor UIII Komaruddin Hidayat, Sekretaris Univ UIII Chaidir Bamualim, dan Head Asset and Building Management Team UIII Syafrizal.

Academic Convocation ini rencananya akan dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas  dan Ketua Majelis Wali Amanat  UIII Jusuf Kalla. “Sementara mahasiswa-mahasiswa ini akan mengikuti Academic Convocation secara daring,” kata Bahrul menjelaskan.

“Sengaja kita buat pembukaan ini sore, karena mahasiswa yang mengikuti ini bukan hanya dari Indonesia saja. Tapi ada yang dari Kanada, ada yang dari Mesir, dan sebagainya,” imbuhnya.

Bahrul menyampaikan,  pada awal Juni 2021, UIII membuka pendaftaran calon mahasiswa baru melalui program UIII Scholarship. Program ini terbuka untuk calon mahasiswa dari dalam maupun luar negeri.

“Selama masa pendaftaran dari tanggal 7 Juni 2021 sampai dengan 14 Juli 2021, sebanyak 1009 orang telah melamar UIII scholarship. Pelamar berasal dari 59 negara, dengan komposisi 45% persen berasal dari Indonesia dan 55% persen dari mancanegara,” jelas Bahrul.

“Ada yang dari Kanada, Arab Saudi, Mesir, Senegal, dan sebagainya. Ada juga dari negara-negara Asia lainnya. Yang terdekat, tetangga kita dari Malaysia, Singapura, juga ada,” sambungnya.

Berdasarkan hasil dari proses seleksi tersebut, UIII telah menetapkan sebanyak 98 orang mahasiswa dinyatakan layak dan diterima sebagai mahasiswa UIII untuk tahun akademik 2021-2022. Ini terdiri dari:

1.28 orang mahasiswa Program Magister Studi Islam Fakultas Studi Islam;
2.23 orang mahasiswa Program Magister Ilmu Politik Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial;
3.22 orang mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis; dan
4.25 orang mahasiswa Program Magister Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

Mahasiswa baru UIII terdiri atas 58% persen laki-laki dan 42% persen perempuan dengan rincian 66% persen warga negara Indonesia dan 34% persen warga negara asing.

“Saat ini, perkuliahan baru dibuka untuk program magister. Tahun depan, kita rencanakan akan membuka perkuliahan untuk program doktor pada empat fakultas yang ada,” jelas mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama tersebut.

 

UMK Pamerkan Produk Mereka Bersertifikat Halal

PALEMBANG(Jurnalislam.com)— Belakangan ini banyak pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di berbagai daerah memasang banner/spanduk untuk menginformasikan bahwa produk mereka telah memperoleh sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag. Banner tersebut dipasang di toko, kios atau rumah makan di mana mereka menjalankan usahanya.

Di Palembang, pelaku UMK bernama Ahmad Alfarisi, memasang standing banner di depan warung baksonya. Banner tersebut menerangkan bahwa produk baksonya telah bersertifikat halal dari BPJPH.

“Kami sengaja memasang banner ini untuk menginformasikan kepada konsumen bahwa produk kami telah bersertifikat halal dari BPJPH Kemenag,” kata Alfarisi di Palembang, Senin (20/9/2021).

Alfarisi juga mengatakan sangat bersyukur usahanya memperoleh fasilitasi sertifikasi halal gratis dari BPJPH pada tahun 2020 lalu. Sehingga, kini produk baksonya telah bersertifikat halal.

“Alhamdulillah saya sangat bersyukur, dan berterima kasih kepada pemerintah khususnya BPJPH Kementerian Agama yang telah memberikan fasilitasi sertifikasi halal gratis bagi usaha saya di akhir tahun 2020 lalu,” imbuh Alfarisi.

Di Yogyakarta, hal yang sama juga dilakukan pelaku UMK bernama Amalia. Amalia yang kesehariannya memproduksi dan menjual minuman kemasan itu juga memasang standing banner di depan tokonya. Banner itu juga bertuliskan nama produknya disertai keterangan bahwa produknya telah bersertifikat halal dari BPJPH.

Amalia mengaku sengaja memasang banner tersebut agar masyarakat sekitar dan konsumen mengetahui produknya kini telah bersertifikat halal.

“Alhamdulillah, di akhir tahun 2020 lalu kami mendapatkan fasilitasi sertifikasi halal dari BPJPH. Dan sertifikatnya sudah kami terima beberapa bulan yang lalu,” kata Amalia.

Selain merasa sangat bersyukur telah mengikuti sertifikasi halal gratis, baik Alfarisi maupun Amalia mengungkapkan rasa bangganya bahwa produknya kini telah bersertifikat halal. “Bangga dan senang sekali produk saya bersertifikat halal,” tandas Amalia.

Sementara di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Zuliana, pengusaha masakan khas Kampar yang juga memasang banner serupa, mengaku awalnya tak menyangka akan mendapat fasilitasi sertifikasi halal gratis.

“Sudah lama (saya) ingin sekali mempunyai sertifikat halal. Sekarang kami merasa bangga telah mendapatkan sertifikat halal secara gratis,” imbuh Zuliana yang telah menjalankan usahanya selama lebih dari 10 tahun itu.

MUI Dorong Gerakan Islam Saling Bersinergi

JAKARTA(Jurnalislam.com)—Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi, mengatakan gerakan umat Islam yang efektif adalah gerakan yang islahiyyah (perbaikan), terkoordinasi, tersinergikan, saling mendukung, dan tidak kontra produktif, tetapi islahiyyah tidak hanya berbicara tentang akhirat saja.

“Tetapi masalah keduniawian pun menjadi tugas para dai, sebab persoalan yang menimpa umat ini jika dibiarkan dan tidak diberikan solusi umat akan terjerumus dalam kemaksiatan,” kata dia dalam Webinar Bertemakan “Penguatan Peran dai Milenial dalam Kebangkitan dari Dampak Covid-19,” Sabtu, (18/9), hasil kerja sama MUI dan Kementerian Kominfo.

Kiai Zubaidi mengatakan gerakan keagamaan (harakah dinniyah) yang meliputi segala bidang seperti akidah, syariat, akhlak, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.

Menurut Kiai Zubaidi, dalam melakukan aktivitas lembaga keagamaan hendaknya selalu mendasarkan diri di atas prinsip niat yang baik untuk tercapainya gerakan yang efektif. MUI diharapkan dapat menjalankan fungsi-fungsi kordinasi, sinkronisasi, dan sinergi sehingga tercapainya tujuan gerakan bersama.

Lebih lanjut dia mengatakan, dai adalah orang yang menyampaikan dan mengajarkan agama Islam dan berusaha untuk melaksanakannya. Dai-dai memiliki beberapa tugas, hal ini sebagaimana pada keputusan Ijtima Ulama Se-Indonesia ke ll 2006.

“Dai harus menjadi program pemerintah yang penting, terutama yang sangat dibutuhkan umat dai harus menjadi teman pemerintah dan mitra pemerintah shadiq wa syarikul hukumah,” ujar Kiai Zubaidi.

 

Masjidil Haram Siapkan Jalur Khusus untuk Penyandang Disabilitas

MAKKAH(Jurnalislam.com) — Kepresidenan Umum Urusan Dua Masjid Suci mendedikasikan lereng utara, yang menghubungkan lantai dasar masjid dan lantai dasar gedung tawaf di perluasan Raja Abdullah, untuk difabel.

Dilansir di Saudi Gazette, Senin (20/9), koordinasi telah dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan, untuk memastikan kesiapan lereng tersebut sebelum dibuka untuk pengunjung Masjidil Haram.

Kepresidenan diketahui  meluncurkan proyek penasehat, untuk mempelajari dan mengembangkan kriteria aksesibilitas yang komprehensif di Masjidil Haram dan lingkungannya.

Fasilitas yang ada di dalam masjid juga ditinjau, untuk memungkinkan semua pengunjung, peziarah dan jamaah umrah bisa mengakses semua fasilitas maupun layanan dengan mudah.

Kementerian Haji dan dan Umrah Saudi mengumumkan sebanyak 10 juta jamaah telah berhasil melakukan umrah sejak 4 Oktober 2020, Sabtu (18/9) lalu. Ibadah ini terlaksana menyusul peluncuran prosedur “umrah yang aman” dan pemulangan jamaah secara bertahap ke Dua Masjid Suci.

Kementerian juga mengungkapkan lebih dari 12.000 visa telah dikeluarkan sejak Kerajaan mulai menerima peziarah dari negara lain, pada 10 Agustus tahun ini.

sumber: republika.co.id

 

Kiai Cholil Nafis: Fatwa Bentuk Pendampingan Ulama terhadap Bangsa

JAKARTA(Jurnalislam.com) – Fatwa Majelis Ulama Indonesia adalah bentuk pendampingan terhadap masyarakat saat bangsa Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.

Pernyataan ini disampaikan Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis, M.A, Ph. D saat memberi sambutan dalam acara webinar Penguatan Peran Dai Milenial dalam Kebangkitan dari Dampak Covid 19, Sabtu (18/9).

Dalam webinar hasil kerjasama MUI dengan Kominfo itu, Kiai Cholil mengungkapkan alasan pentingnya melayani umat saat dilanda badai pandemi.

“Kondisi masyarakat ketika pandemi terbagi menjadi 3 golongan yaitu masyarakat yang percaya hanya dengan upaya artifical, kedua masyarakat yang percaya pada upaya langit dan bumi dan ketiga masyarakat yang tidak percaya dan hanya berlindung kepada Allah,” kata Kiai Cholil.

Merespons tiga golongan itu, Kiai Cholil menambahkan bahwa dengan adanya fatwa MUI di tengah masyarakat merupakan implementasi antara intelektualitas dan agama yang harus beriringan.

 

Apa yang dilakukan MUI, terang Pengasuh Ponpes Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini sesuai dengan perintah agama untuk terus memperdalam ilmu pengetahuan serta peningkatan akhlak yang tertuang dalam Surah Al-Alaq ayat 1.

“Secara moral agama, fatwa bisa menjadi wajib dilaksanakan sesuai dengan keyakinan keagamaan seseorang. Lebih dari itu, fatwa juga hadir sebagai pelayanan bagi umat,” tegas Kiai Cholil

Lebih lanjut, Kiai Cholil menjelaskan, selain hadirnya fatwa sebagai pelayanan yang diupayakan oleh MUI, masyarakat juga harus mengetahui kebutuhan menjalani vaksin di tengah pandemi. Alasannya, vaksin merupakan salah satu ikhtiyar mencegah penyebaran wabah Covid-19.

Ditambahkan Kiai Cholil, MUI sudah memfasilitasi data jenis vaksin yang telah terverifikasi halal. Dengan demikian informasi fatwa halal tersebut bisa digunakan oleh masyarakat luas.

Ditekankan Kiai Cholil, jika ternyata salah satu jenis vaksin memiliki kandungan dari unsur babi, maka dalam keadaan darurat boleh digunakan seperti pada vaksin jenis Astrazeneca.

 

“Di samping beberapa hal yang telah disinggung di atas. Umat muslim Indonesia yang mencapai 87,2 persen dari jumlah warga negara Indonesia harus mampu mengembangkan kreativitas untuk memperkuat perekonomian,” ujar Kiai Cholil.

“Terlebih umat muslim di Indonesia harus bisa mengkombinasikan antara pragmatisme dan idealisme atau antara maqashid syariah dan kejadian kontekstual yang terjadi pada masa kini,” lanjutnya.

Di akhir sambutan, Kiai Cholil menyampaikan bahwa media dakwah yang sudah melebar luas melalui media sosial harus diisi oleh Dai yang memiliki kapasitas keilmuan.

Kata Kiai Cholil, seorang Dai terlebih dahulu harus memenuhi tiga faktor penting dalam berusaha yaitu SDM yang berkualitas, jejaring sosial dan finansial yang memadai.  (mui)