ERBIL (Jurnalislam.com) – Sebuah operasi militer yang direncanakan untuk menyerang kota Mosul di utara Irak yang dikuasai kelompok Islamic State (IS) dapat menyebabkan perpindahan ratusan ribu warga kota, Gubernur Mosul Naufal Hamadi memperingatkan pada hari Selasa (12/07/2016).
Berbicara kepada Anadolu Agency, Selasa, Hamadi mengatakan operasi yang direncanakan tersebut sangat mungkin akan mendorong eksodus massal warga sipil Mosul ke wilayah semi-otonom Kurdi di Irak utara.
Dia melanjutkan untuk memperingatkan bahwa sebanyak satu juta orang – sekitar setengah dari penduduk kota – terpaksa akan melarikan diri di tengah pergerakan militer besar di Mosul.
“Beberapa langkah telah diambil untuk mengatasi situasi,” kata Hamadi, mencatat bahwa pemerintah telah membangun lima kamp dekat kota untuk mengakomodasi curahan pengungsi.
Menurut Atheel al-Nujaifi, mantan gubernur Mosul yang saat ini adalah komandan pasukan Syiah Hashd al-Watani Irak (yang akan ambil bagian dalam operasi mendatang), sekitar 4.000 tentara telah dikerahkan di kota Bashiqa di barat laut Mosul sementara beberapa pasukan militer sudah dikirim – secara diam-diam – ke Mosul.
“Kami [Hashd al-Watani] telah memiliki kekuatan di Mosul,” tegasnya. “Sedikitnya seribu tentara saat ini telah berada di dalam kota menunggu perintah kami.”
Pada hari Senin, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan Washington merencanakan mengirim tambahan 560 tentara ke Irak untuk membantu tentara Irak menyerang Mosul.
Menurut PBB, lebih dari 3,4 juta orang di Irak kini menjadi pengungsi – lebih dari setengahnya adalah anak-anak – sementara lebih dari 10 juta lainnya sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam