Mujahidin Suriah Bentuk Koalisi Anshar al Syariah untuk Pertempuran di Aleppo

SURIAH (Jurnalislam.com) – Sejumlah faksi jihad Suriah kembali membentuk koalisi untuk melawan pasukan rezim Bashar Asaad. Koalisi yang digagas Jabhah Nusrah itu bernama Anshar al Syariah, nama yang juga digunakan oleh afiliasi Al Qaeda di Timur Tengah dan Afrika Utara. Anggota Anshar al Syariah terdiri dari faksi-faksi jihad Suriah yang sebelumnya juga berjuang bersama di Idlib dalam koalisi Jaisyul Fath.

Koalisi tersebut terdiri dari 12 faksi jihad Suriah, diantaranya Ahrar Syam, Anshar al Din, Jaisyul Mujahidin al Islam, Brigade Al Tawhid Wal Jihad dan lain-lain. Faksi jihad Anshar al Khilafah juga bergabung dengan Anshar al Syariah. Sebuah faksi jihad dengan nama yang sama didirikan pada Desember 2012, ketika lima brigade, termasuk satu yang bernama Brigade Ansar al Syariah, digabung. Pada saat itu, sumber The Long War Journal mengidentifikasi lima kelompok konstituen Ansar al Khilafah sebagai unit lokal Jabhah Nusrah. Ansar al Khilafah dan Jabhah Nusrah bersama-sama menyerbu sebuah kota di provinsi Aleppo pada bulan Juli tahun 2013.

Fokus awal  Anshar al Syariah adalah wilayah Jamiyat al Zahra dari Aleppo, yang merupakan wilayah kunci rezim Syiah Assad, karena berisi beberapa aset militer rezim paling penting. Anshar al Syariah telah memposting peta pertempuran secara online.

Pada bulan Maret, Jabhah Nusrah dilaporkan meledakkan sebuah bangunan milik divisi intelijen Angkatan Udara rezim Suriah di Jamiyat al Zahra.

Pasukan rezim Syiah Assad mendapatkan berbagai serangan yang menggempur  pertahanannya di kota Aleppo.

Penciptaan operasi terkoordinasi bersama Anshar al Sharia terjadi hanya beberapa minggu setelah koalisi lain, yang dikenal sebagai "Fatah Halab," dibentuk. Fatah Halab terdiri lebih dari dua lusin faksi jihad.

Anshar al Syariah di Aleppo adalah kelompok koalisi terbaru yang terbentuk tahun ini yang mencakup Jabhah Nusrah dan Ahrar al Sham. Setiap aliansi memiliki simbol independen untuk media komunikasi.

Simbol tersebut digunakan bersama logo individual masing-masing koalisi. Logo Anshar al Syariah dapat dilihat di sebelah kanan, dan sudah digunakan oleh konstituennya.

Di bawah ini adalah sejarah singkat dari pembentukan koalisi penggabungan operasi  yang dipimpin oleh Jabhah Nusrah dan Ahrar al Sham di Suriah tahun ini. Dengan menggabungkan sumber daya mereka, bersama dengan para mujahidin dari berbagai faksi jihad, para jihadis telah mencapai keberhasilan penting di medan perang terutama di Idlib.

Jaysh al Fateh (Tentara Penaklukan) di provinsi Idlib adalah koalisi yang pertama kali dibentuk tahun ini. Hanya butuh beberapa hari bagi kelompok tersebut untuk melawan pasukan Syiah Bashar al Assad dari kota Idlib pada akhir Maret. Dan Jabhah Nusrah mempertunjukkan penggunaan rudal TOW buatan Amerika hasil ghanimah pada awal pertempuran saat mujahidin menghancurkan tank rezim Syiah Suriah di perimeter kota.

Selain Jabhah Nusrah dan Ahrar al Sham, organisasi pendiri asli Jaysh al Fateh termasuk Jund al Aqsa, Liwa al Haqq, Jaysh al Sunna, Ajnad al Sham, dan Faylaq al Sham. The Long War Journal telah mengidentifikasi Jund al Aqsa sebagai sebagai faksi jihad untuk al-Qaeda. Kelompok-kelompok lain bergabung dengan Jaysh al Fateh di Idlib juga.

Keberhasilan Jaysh al Fateh berlanjut berminggu-minggu setelah jatuhnya Idlib, saat berhasil merebut kamp militer Al Mastoumah dan kota Ariha, serta daerah lain yang sebelumnya dikendalikan rezim Syiah Assad.

Maarakat an-Nasr (Battle of Victory) adalah nama yang diberikan kepada kelompok gabungan yang menyerbu Jisr Al Shughur, sebuah kota utama di provinsi Idlib, pada bulan April. Aliansi tersebut mengikuti Jaysh al Fateh, tapi berisi konfigurasi anggota yang berbeda.

Jabhah Nusrah dan Ahrar al Sham bergabung dengan Jaysh al Islam, Ansar al Din, dan Ansar al Sham sebagai anggota pendiri aliansi. Faksi – faksi lain berpartisipasi dalam pertempuran untuk Jisr Al Shughur juga. Dan kota dengan cepat jatuh ke mujahidin.

Jaysh al Fateh (Tentara Penaklukan) Qalamoun dibentuk pada awal Mei untuk melawan Syiah Hizbullah, kelompok bersenjata Syiah yang didukung Iran yang mendukung rezim Bashar al Assad, dan Islamic State.

Jabhah Nusrah telah lama melawan Syiah  Hizbullah di pegunungan Qalamoun yang terletak strategis, yang berada di perbatasan antara Suriah dan Libanon. Mengendalikan pegunungan tersebut adalah kunci untuk Syiah Hizbullah, yang perlu bergerak bolak-balik antara basis di Lebanon dan Damaskus.

Dalam sebuah posting di Twitter resminya tak lama setelah didirikan, Jaysh al Fateh menulis bahwa "kesetiaan" di antara "faksi-faksi" menyebabkan banyak yang bergabung. Selain Jabhah Nusrah dan Ahrar al Sham, cabang Qalamoun dari Jaysh al Fateh dilaporkan mencakup beberapa pejuang dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang membelot. Aliansi kemungkinan bekerja sama dengan faksi-faksi jihad  lain yang menonjol di wilayah ini, termasuk Jaysh al Islam.

Jaysh al Haramun (Tentara Haramun) dibentuk pada pertengahan Juni dan dinamai Gunung Haramun, yang merupakan bagian dari pegunungan yang terjepit di antara Suriah, Lebanon dan bagian yang dikuasai Israel di Dataran Tinggi Golan. Haramun terletak di provinsi Quneitra di barat daya Suriah. Ajnad al Sham adalah salah satu anggota aliansi Jaysh al Haramun, seperti beberapa kelompok yang lebih kecil.

Salah satu pernyataan pertama Jaysh al Haramun ditujukan kepada warga di desa-desa Druze. Koalisi ini bertujuan untuk menjaga Druze dan tidak memaksa mereka ke dalam aliansi terbuka dengan rezim Assad. Media sosial aliansi mencakup gambar "ghanimah" yang dikuasai oleh pejuang, termasuk rudal yang ditembakkan dari bahu.

Seperti juga koalisi lainnya, Jabhah Nusrah dan Ahrar al Sham adalah anggota pendiri. Fatah al Sham dan berbagai faksi jihad lainnya telah bergabung juga.

Sumber : The Long War Journal | Editor : Deddy, Ally | Jurniscom

 

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.