Mujahidah, Istri Sang Mujahid

Mujahidah, Istri Sang Mujahid

Oleh Ummu Yahya

“Orang-orang yang adil seharusnya tidak membuatmu ternganggu selama kamu (telah) menjalankan apa yang menjadi tugasmu. Kebenaran itu sungguh agung dan mulia, namun hanya segelintir orang yang menjalankannya.”

Wahai para mujahidah! Wahai para Gharibah! Wahai orang-orang yang lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia! Wahai saudari seiman dan se-Islam! Wahai istri para mujahid, beserta sahabat karibnya… Segala puji bagi Allah SWT. Masya Allah, engkau sungguhlah berbeda dengan kebanyakan wanita pada umumnya. Engkaulah para  mujahidah, seperti halnya suamimu. Engkau pahlawan serta tentara Allah dan engkau memiliki hati yang teguh.

Engkau memiliki peran yang luar biasa, sebuah pesan pada kehidupan yang memang pilihan ini. Engkau senantiasa mendampingi suamimu menempuh jalan yang mulia, jauh dari dominasi kehidupan dunia yang telah banyak terkontaminasi pengaruh barat. Engkau telah mengerti bahwa menempuh jalan ini berarti mengikatkan diri pada sebuah komitmen, menghadapi resiko-resiko dan rintangan-rintangan yang mungkin muncul di depan. Sementara, para mujahid merupakan orang-orang yang paling berbahagia. Jihad bukanlah hal yang mudah; kehilangan harta, sebagian besar kawan, meninggalkan rumah dan keluarga. Kesabaranmu haruslah tak terhingga, sehingga nafsu tak mampu meruntuhkannya.  Senantiasalah berdoa kepada Allah dengan do’a “Yaa Muqallibal quluub Tsabbit Qalbi ‘Alaa Diinik.” (Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, cenderungkankanlah hatiku untuk tetap kokoh dalam Agama-Mu).

Jihad dikelilingi dengan berbagai kesukaran. Percayalah, tanpanya hidupmu akan sama halnya seperti bulir soda yang menguap oleh panas matahari, datar, pudar, dan hilang tak berarti.  Yang paling parah yang akan kamu hadapi adalah propaganda media yang memberitakan informasi dusta tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Jihad. Dan yang menyedihkan lagi, mungkin umat Islam di sekitar kita malah cenderung mempercayai berita yang datangnya dari media yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu, semua ada di tanganmu wahai saudariku, menjadi penguat fakta tentang kebenaran ini dari sekian dusta yang tersebar di media. Engkau harus teguh dan kuat supaya tidak terpengaruh dengan propaganda ini.

Suamimu, sang mujahid beserta para sahabatnya diburu oleh para tentara musuh dan para pengikutnya yang kebanyakan merupakan anggota masyarakat kita. Sungguh memalukan! Dalam peperangan ini, mereka bersembunyi dibalik kebohongan yang tersebar sehingga masyarakat malah cenderung antipati dan menjaga jarak terhadap upaya-upaya jihad yang dilakukan para Mujahid yang diberkahi. Hal semacam ini mengurangi akses untuk menghimpun dukungan dari generasi muda, sehingga gerakan jihad pun menjadi terbatas. Mereka berusaha meningkatkan jumlah pembelot yang tidak siap untuk membela agamanya. Sayangnya, propaganda murahan itu telah menyebar di kalangan kaum muslimin dan memporakporandakan keyakinan mereka. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka. Aamiin.

Semua ada di pundakmu wahai saudariku, untuk menyadarkan dan memberi pemahaman akan eksistensi perang media ini. Engkau harus memahami bahwa musuh kita akan merekrut siapapun untuk melawan agama Allah. Teramat menyedihkan lagi, umat Islam cenderung dijauhkan dari Jihad melalui perkuliahan-perkuliahan sesat dari para pakar yang tentunya telah terpengaruh oleh musuh-musuh kita; hanya dengan harga yang tak seberapa! Namun segala puji bagi Allah, Alhamdulillah, umat Islam saat ini telah sadar dan terbangun, materi-materi jihad telah secara bebas tersebar luas di internet. Untuk itu, marilah kita ambil bagian dan tebarkanlah kebenaran dimuka bumi ini.

Saudariku seiman dan se-Islam, istri para mujahid yang terhormat…

Serukanlah kepada orang-orang sekelilingmu yang memandang buruk mengenai jihad. Berikanlah nasihat kepada mereka supaya lebih bijak dan adil, tidak hanya menerima informasi dari satu sudut pandang dan menutup telinga terhadap sudut pandang yang lainnya. Sadarkan mereka bahwa sangat penting menyerap informasi/berita dari media sekuler untuk kemudian dikonfirmasikan dengan media Islam (para Mujahidin).

Wahai istri mujahid, seperti yang telah engkau ketahui, tidaklah cukup meniti jalan ini hanya dengan balutan emosi dan keinginan untuk mengembalikan harga diri. Karenanya, adalah tugasmu pula mempersiapkan serta membekali diri dengan pengetahuan. Tingkatkan keilmuanmu dalam bidang-bidang yang mendukungmu semakin faham terhadap jalan yang ditempuh oleh Rosulullah SAW dan para Mujahid. Dalami ilmu wajib mengenai tauhid dan mengenai pentingnya agama.

Bacalah Al-Qur’an setiap hari dan berbondong-bondonglah mencari ilmu agama Islam. Biasakan diri membaca kisah-kisah teladan para Nabi dan Rosulullah SAW, menyelami bagaimana perjuangannya, kesabarannya dalam menghadapi kesulitan, serta memetik pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Baca dan fahami pula kisah-kisah para sahabat, jadikan mereka sebagai figur dan suri taudalan.

Para Mujahid – semoga Allah SWT melindungi – adalah penegak bendera tauhid, pengikut Syari’at Islam, pengikut jalan Rosul kita Muhammad SAW, pemersatu umat muslimin.

Wahai ibu para calon Mujahid, kewajiban dan tanggungjawab untuk mengajari dan memberikan penerangan kepada anak-anakmu berada dipundakmu. Mereka adalah permata berharga dalam hidupmu. Mereka adalah amanah dan tanggungjawabmu. Engkau harus mengajari mereka tentang Islam dan menceritakan sejarahnya sehingga mereka bisa belajar mencintai agama mereka dan siap berjuang dijalan-Nya. Yang tidak kalah penting dari semua itu adalah engkau juga harus mengebalkan anak-anakmu dari isu-isu fitnah dan dusta yang dituduhkan pada agama kita yang suci. Dukung mereka untuk memperdalam keilmuan yang akan memberikan banyak manfaat bagi umat.

Saudariku seiman dan se-Islam, orang-orang yang adil seharusnya tidak membuatmu terganggu kamu selama kamu telah menjalankan apa yang menjadi tugasmu. Kebenaran itu sungguh agung dan mulia, namun hanya segelintir orang yang menjalankannya. Allah berfirman, “Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)” [12:106] dan Nabi Ibrahim A.S. menyebutnya umat: bangsa. Saudariku tersayang, bila suatu ketika angin perjuangan menyapu hidupmu dan telingamu dipekakan oleh kerasnya suara bom dan misil, atau bahkan mendengar kabar bahwa salah satu mujahid yang tertangkap adalah suamimu, jangan pernah meninggalkannya pada saat-saat dia membutuhkanmu.

Setelah pertemuan pertamanya dengan Malakait Jibril ‘Alaihi Salam di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW gemetar ketakutan. Pada saat itu, beliau kembali kepada istrinya, Siti Khadijah,  dan bersabda “selimuti aku, selimuti aku”. Siti Khadijah menyelimuti Rosul sehingga beliau kembali merasa aman. Rosulullah SAW pun menceritakan peristiwa di Gua Hira yang baru saja menimpanya kepada Siti Khadijah dan menambahkan bahwa pada saat itu beliau benar-benar merasa ketakutan.

Apakah ia merasa takut, gelisah, dan kebingungan? Tentu saja tidak! Sebagai seorang istri, ia berusaha menenangkan dan meyakinkan Rosulullah SAW dengan berkata “Allah tidak akan mempermalukanmu; engkau telah menyatukan tali persaudaraan; engkau menanggung beban orang-orang yang lemah; engkau membantu orang miskin dan orang yang membutuhkan; engkau memuliakan tamu dan bersabar dalam memperjuangkan jalan kebenaran.”

Saudariku yang terkasih…

Suamimu mungkin berada di puncak daftar pencarian orang, atau suatu hari mungkin saja ia tertangkap, duka cita yang mendalam mungkin akan menghiasi hari-harinya. Pada saat itu, engkaulah yang seharusnya menjadi pundak tempatnya berkeluh kesah, menjadi pendukung dan sumber kekuatan untuknya. Kuatkan ia dan ketika sebuah cobaan berat menerpanya, katakan padanya, “Sayang, semuanya baik-baik saja, tidak akan apa-apa, karena sebelum engkau, Ammar pun dulu dihinakan, Bilal dulu tetap sabar, dan Shalahudin pun akhirnya berjaya. Dan Insya Allah, engkau pun akan menang; baik itu dengan sebuah kejayaan maupun dengan kesyahidan”. [Translated by Shaza]

Sumber : Majalah Inspire Edisi 12 | April 2014 | 1435 H

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.