MILITANSI

MILITANSI

Oleh Ustadz Haris Amir Fallah

Militan adalah orang orang yang selalu siap, terlatih, aktif, agresif, tidak hanya berani untuk mati tapi  juga memiliki loyalitas dan perhitungan yang sangat tinggi.  Jadi seorang yang militan berani berjuang untuk mati karena mereka sudah terlatih.  Mereka bukanlah martir-martir yang hanya 'siap' dikorbankan saja tetapi juga memperhitungkan untuk apa kematian itu mereka hadapi, kalau bukan untuk kepada tujuannya .

Kisah Thalut melawan Jalut memberi pelajaran mengenai hal ini. Dengan dianugerahi tabut, peti yang didalamnya terdapat ketenangan dari Allah SWT dan sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan Harun, Thalut mendapat legitimasi memimpin pasukan Bani Israil.

Diriwiyatkan dari Ibnu Abbas dan Ash Shiddi, telah berkumpul 80.000 mukmin dibawah komando Thalut yang akan berperang  melawan pasukan Jalut.

Namun dari jumlah itu, apakah semuanya terlatih? Tentara terlatih artinya tentara yang memang sudah lulus ujian baik teori maupun praktek dilapangan. Lalu mereka  sangat disiplin terhadap tugas dan komando panglima atau atasannya.

Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ ۚ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku". Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya". Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Albaqarah: 249)

Dalam sebuah riwayat disebutkan, dari 80.000 orang pasukan itu hanya sekitar 315 yang taat dan disiplin terhadap komando Thalut. Sementara tentara Jalut yang mereka harus hadapi berjumlah 10.000 orang. Kemudian Allah SWT menurunkan ketenangan kepada mereka setelah mereka berdo'a.

“Namun nafsu menguasai sebagian besar pasukan Thalut. Mereka pun melanggar perintah pemimpin mereka dengan meminum air sungai tersebut sepuas-puasnya. Dari 80 ribu pasukan, hanya sekitar 300an orang saja yang mematuhi Thalut.

Mereka terdiri dari orang-orang shalih, salah satu diantara mereka ialah Daud yang saat itu belum diangkat sebagai seorang nabiyullah.

Dengan berat, Thalut pun melanjutkan perjalanan hanya dengan 315 orang prajurit. Pasukan lain yang tamak meminum air sebanyak-banyaknya tersebut menjadi pucat dan takut berperang. Dengan jumlah yang minim, mereka maju berperang melawan pasukan Jalut yang bertubuh besar dan perkasa.

Dibawah komando Thalut, pasukan tersebut pun berdoa agar diberikan kesabaran dan kemenangan, "Ya Rabb kami, berikanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir," panjat mereka sebelum terjun ke kancah pertempuran.

Dengan kehendak Allah, mereka pun mendapatkan kemenangan. Pemimpin Amaliqah, Jalut yang begitu hebat pun terbunuh. Namun bukan Thalut yang berhasil membunuhnya melainkan Daud. Dikisahkan, Daud muda membunuh Jalut dengan ketapel yang selalu dia bawa sebagai senjata. Tiga buah batu meluncur ke kepala Jalut hingga menewaskannya “.

Jadi kata kunci yang membuat mereka menang selain nashrum minalloh (pertolongan Allah) adalah karena mereka sudah terlatih, taat pada komando atau perintah atasannya dan SABAR.

Allah SWT berfirman:

وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (QS. Albaqarah : 250).

Mari kita ambil ibroh (pelajaran) dari peristiwa ini, bahwa sehebat apapun kekuatan kuffar pasti bisa dikalahkan oleh pasukan kaum mukminin dengan izin Allah. Dengan syarat mereka juga harus terlatih (i'dad yang teratur), taat terhadap garis komando dan selalu siap dalam berbagai kondisi serta sabar.

Wallohu a'lam. 

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.