TURKI (jurnalislam.com)- Pejabat Amerika Serikat dilaporkan menyampaikan kepada Turki bahwa Israel tidak menginginkan Presiden Suriah Bashar al-Assad disingkirkan dari kekuasaan, bahkan setelah serangan kelompok pejuang yang berhasil merebut sejumlah kota strategis seperti Aleppo dan Hama. Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dalam wawancara dengan Al Hadath TV, Ahad (15/12/2024).
“Israel tidak pernah ingin Bashar pergi,” kata Fidan.
Menurut Fidan, meskipun Israel tidak menyukai pengaruh Iran di Suriah yang diberikan oleh Bashar al-Assad, mereka tetap memilih mempertahankan Assad di kursi kekuasaan. Bahkan ketika operasi kelompok pejuang meluas, Amerika Serikat secara tegas menyampaikan kepada Turki bahwa Israel tidak mendukung penggulingan Assad.
“Israel tidak senang dengan ruang yang diberikan Bashar kepada Iran. Bahkan setelah operasi pemberontakan dimulai, Amerika menyampaikan kepada kami bahwa Israel tidak ingin Bashar pergi.” terangnya.
Lebih lanjut, Fidan juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2016, dalam kunjungan ke Turki, utusan Presiden AS saat itu, Joe Biden, menyatakan bahwa Washington menentang penggulingan Assad.
“Ia memberi tahu kami bahwa AS tidak ingin Bashar pergi,” ujar Fidan.
Fidan menambahkan bahwa sikap tersebut bukan hanya murni kebijakan AS, melainkan cerminan dari kepentingan Israel.
“Kami memahami bahwa ini bukan benar-benar pendiriannya sendiri, melainkan posisi Israel,” tegasnya.
Pernyataan Hakan Fidan menyoroti dinamika geopolitik kompleks di Timur Tengah, di mana kepentingan negara-negara besar kerap memengaruhi kebijakan terkait konflik berkepanjangan di Suriah.
Sumber: Middle East Eye
Reporter: Bahri