Menjelang Otopsi Siyono, Spanduk Liar Bernada Provokatif Bermunculan

KLATEN (Jurnaislam.com) – Menjelang dilaksanakannya otopsi jenazah Siyono, spanduk provokatif bermuncul di beberapa titik di kecamatan daerah Cawas, Klaten, Rabu (30/3/2106). Pantuan Jurnalislam di lapangan, ada beberapa spanduk bertuliskan "Ingat..!!! Klaten bukan sarang Teroris", "Klaten menolak teroris", “Klaten Anti Teroris”.

Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono menyanyangkan hal tersebut. Menurutnya, munculnya spanduk provokatif menjelang pemakaman terduga teroris kerap muncul.

"Spanduk liar yang beredar menjelang pemakaman jenazah yang diduga teroris sering muncul seiring dengan dukungan masyarakat terhadap pemakaman jenazah yang kebanyakan mereka adalah aktivis masjid setempat," ujar Endro.

Endro menilai, ada aktor intelektual di balik pemasangan spanduk provokatif tersebut.

"Kalau dilihat dari pola penolakan, pemasangan spanduk relatif terorganisasi dan ada aktor intekektualnya," katanya.

Endro menambahkan, motifnya sendiri sangat tendensius yaitu untuk menstigmakan bahwa agama Islam yang identik dengan kekerasan dan terorisme.

“Ini pola lama terjadi di Solo, Sragen dan kini di Klaten. Ada upaya dari pihak yang pihak tertentu yang ingin mempertahankan isu terorisme ini langgeng dan seolah-olah mendapat dukungan dari masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut Endro mengatakan, target lain dari fenomena tersebut adalah memunculkan gejolak serta menciptakan situasi tidak kondusif untuk memecah belah warga dan memancing konflik warga dengan aparat.

“Kita berharap Satpol PP, Polri dan TNI segera tanggap untuk menurunkan spanduk provokatif tersebut. Apalagi seiring dilakukan otopsi jenazah Siyono oleh Tim Dokter PP Muhammadiyah yang didukung lembaga negara Komnas HAM, KONTRAS dan elemen Muslim lainnya,” tutur Endro.

Reporter: Riyanto | Editor: Ally Muhammad Abduh | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.