Malaysia Temukan Kuburan Massal Imigran

KUALA LUMPUR  (Jurnalislam.com) – Kementerian dalam negeri Malaysia pada hari Ahad (24/05/2015) mengkonfirmasi penemuan kuburan massal di dekat 17 kamp perdagangan manusia, setelah puluhan mayat ditemukan di perbatasan Thailand awal bulan ini.

Menteri Zahid Hamidi menyatakan keterkejutannya kepada wartawan, dengan mengatakan bahwa kamp-kamp di kota perbatasan Padang Besar, di negara bagian Perlis utara tersebut kemungkinan telah ada di daerah itu hingga sekitar lima tahun.

"Dalam satu kuburan mungkin terdapat tiga hingga empat mayat. Tapi kita tidak tahu pasti berapa banyak. Kita mungkin akan menemukan lebih banyak mayat," The Star Online mengutip pernyataannya.

Dia menambahkan bahwa pasukan keamanan yang telah menemukan kamp-kamp di Wang Kelian dan beberapa desa kecil dalam kondisi ditinggalkan, telah melakukan proses identifikasi dan verifikasi.

The Star sebelumnya mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kendaraan polisi forensik terlihat kembali dari Padang Besar saat tim komando dan forensik tiba Jumat malam di lokasi yang dipercaya terdapat sisa-sisa jasad migran termasuk Muslim Rohingya.

Lokasi kuburan yang tepat belum dikonfirmasi, namun petugas di kantor polisi kota yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa lokasi itu merupakan area terlarang yang tertutup untuk warga sipil. Dia menambahkan bahwa lokasi itu "telah ditutup dan terletak di wilayah yang berbukit."

Hamaidi mengatakan hari Ahad bahwa ada sedikit keraguan tentang keterlibatan warga negara Malaysia dalam perdagangan di daerah tersebut setelah ditemukannya kuburan.

"Pemerintah Malaysia tidak terlibat. Tapi warga Malaysia, kemungkinan benar terlibat! Saya mengakui hal itu sebagai fakta," tambahnya.

Kepala Kepolisian Khalid Abu Bakar diperkirakan akan mengadakan konferensi pers hari Senin.

Awal bulan ini, lebih dari 30 jasad migran ditemukan di Thailand selatan, diikuti tindakan keras yang menyebabkan para penyelundup melarikan diri dan menaikkan para migran ke dalam kapal kemudian kabur menuju pantai Thailand, Indonesia dan Malaysia, sementara banyak lainnya masih berada di laut.

Malaysia sebelumnya telah membantah tuduhan bahwa beberapa warga negaranya terkait dengan sindikat perdagangan manusia setelah ditemukannya kuburan massal di Thailand.

Deputi Menteri Dalam Negeri Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa a "belum" ada bukti untuk menunjukkan keterlibatan tersebut.

"Kami masih menunggu rincian masalah itu. Sampai rincian tersedia, kita tidak bisa membuat kesimpulan," katanya, mengacu pada serangan 1 Mei oleh otoritas Thailand.

Tahun lalu, status Malaysia dan Thailand diturunkan hingga ke Tier 3 dalam Laporan Departemen Perdagangan Manusia Luar Negeri AS karena tidak mematuhi "standar minimum" untuk menangani perdagangan manusia.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.