Malaysia Perketat Langkah-langkah Untuk Bendung ‘penyebaran militan’

MALAYSIA (jurnalislam.com) – Negara yang bisa dikatakan pelopor dan terdepan dalam hal  "Pergerakan Global Moderat" saat ini berupaya memerangi ancaman keamanan yang berkembang dari kelompok aktivis islam militan internasional yang akan menggunakan Negara tersebut sebagai markas dan rumah bagi militan, serta jalan masuk bagi pemberontak Filipina.

Negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut berusaha mengintensifkan tindakan keras melawan pertumbuhan sel-sel militan dan aktivis di negara itu, demikian dilaporkan The Malaysia Insider, Minggu (15/06/2014).
 

Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan kepada situs tersebut bahwa mereka akan merekrut petugas keamanan lebih banyak lagi untuk membantu pengumpulan data intelijen dan spionase.

Malaysia tidak akan pernah membiarkan dirinya dimanfaatkan sebagai tempat pelatihan bagi "kelompok islam militan," katanya.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, sejak mengambil alih kursi perdana menteri pada tahun 2009, telah melakukan pendekatan moderat terhadap semua ekstrimis, untuk memastikan perdamaian dan kemakmuran global.

Wan Junaidi mengatakan bahwa kepolisian negara itu, melalui divisi khusus the Special Branch Counter Terrorism, sedang memantau kegiatan yang diduga militan atau "teroris" di dalam negeri. Namun mereka baru akan beraksi setelah terdapat cukup bukti, ia menambahkan.

"Polisi bekerja sama dengan lembaga penegak hukum internasional, termasuk Interpol, untuk mengungkap kegiatan teror," katanya seperti dikutip.

Wan Junaidi bersumpah bahwa skuad anti-terorisme tidak akan berhenti sampai semua kegiatan militan di negara tersebut diakhiri.

Pada hari Sabtu, Wakil Kepala Polisi Mohd Bakri Zinin mengumumkan penangkapan tiga orang militant selama operasi kontra-terorisme di kota Sandakan negara timur Sabah.

Ketiga orang itu berusia antara 29 dan 31, dan ditahan karena menjadi bagian dari kelompok militer yang berencana untuk melakukan bom bunuh diri di Suriah dan Irak. Salah satu dari mereka dilaporkan telah menjadi seorang perwira Angkatan Laut Kerajaan Malaysia, dan diduga membantu dua militan lainnya masuk ke Sabah.

Ketiga tersangka terkait dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) di Timur Tengah dan Al-Qaeda Abu Sayyaf di Filipina selatan.

Satuan Anti-Terorisme Malaysia telah menangkap 15 anggota kelompok tersebut sejak 28 April.

Awal bulan ini, seorang pekerja pabrik Malaysia berusia 26 tahun, Ahmad Tarmimi Maliki, disebut sebagai pelaku bom istisyhadiyah pertama asal Malaysia yang sukses, setelah muncul video di website ISIS yang menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab atas peledakkan 25 tentara elit Syiah Irak di markas SWAT Irak di Al-Anbar pada tanggal 26 Mei.

Polisi Malaysia pada hari Jumat juga mengatakan mereka telah menangkap tiga orang yang diduga terlibat dalam kegiatan militan di Borneo Malaysia. Seorang pejabat mengatakan bahwa salah satunya adalah seorang pemimpin senior yang telah dilatih oleh kelompok ekstremis Filipina Abu Sayyaf.

Ketiganya dilaporkan telah menjadi warga negara Malaysia.

Pada tahun 2010, pemimpin Malaysia menyerukan pembentukan "Pergerakan Global Moderat" dari semua agama.

Gerakan ini dibangun oleh orang-orang yang "berkomitmen untuk bekerja sama memerangi dan menyingkirkan ekstrimis yang telah menyandera dunia dengan kefanatikan dan prasangka mereka," kata Razak. [ded412/news desk/MRB]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.