Mahmoud Abbas Kirim Delegasi ke Negara Pemilik Hak Veto, China dan Rusia

Mahmoud Abbas Kirim Delegasi ke Negara Pemilik Hak Veto, China dan Rusia

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengirim delegasi ke China dan Rusia untuk meminta mereka mengambil peran lebih penting dalam proses perdamaian dengan Israel, kata seorang pejabat pada hari Selasa (19/12/2017), lansir Middle East Eye.

Upaya lobi tersebut dilakukan setelah Abbas mengatakan AS seharusnya tidak lagi menjadi penengah setelah pengakuan kontroversial Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Saleh Raafat, seorang anggota delegasi Palestina yang mengunjungi Moskow, mengatakan bahwa Abbas telah menugaskan para delegasi tersebut mendorong para pemimpin China dan Rusia untuk mendukung perundingan perdamaian.

“Kami sekarang berada di Rusia, dan beberapa dari kita akan pergi ke Beijing untuk menyampaikan pesan yang sama mengenai pentingnya mencari sponsor internasional untuk proses perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Raafat kepada AFP.

Erdogan Kembali Ajak Dunia untuk Dukung Palestina Lawan Veto AS

Pada hari Senin, Abbas menegaskan kembali tentangannya terhadap peran AS sebagai perantara antara kedua belah pihak. “Siapa pun yang mengizinkan Amerika Serikat untuk kembali sebagai mitra atau mediator dalam proses perdamaian itu gila,” katanya.

Amerika Serikat pada hari Senin adalah satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang memveto rancangan resolusi PBB yang menolak keputusan kontroversial Trump.

Seorang juru bicara Abbas mengatakan bahwa hak veto tersebut “tidak dapat diterima dan mengancam stabilitas masyarakat internasional karena tidak menghargainya.”

Dukung Resolusi DK PBB , PM Inggris dan Erdogan Lakukan Pembahasan Lanjutan

14 negara di dewan beranggotakan 15 negara tersebut memilih mendukung usulan Mesir termasuk sekutu utama AS, yaitu Inggris, Prancis, Italia, Jepang, dan Ukraina. Usulan tersebut tidak secara khusus menyebutkan AS atau Trump, namun menyatakan “penyesalan mendalam atas keputusan baru-baru ini mengenai status Yerusalem.”

Dalam sebuah sesi darurat Dewan Keamanan PBB mengenai Yerusalem awal bulan ini, Rusia mengatakan bahwa pihaknya berharap Mesir akan mengambil peran lebih besar dalam proses perdamaian.

Vasily Nebenzya, perwakilan tetap Rusia untuk PBB, mengatakan negaranya berharap proses perdamaian dapat difasilitasi melalui Mesir dan meminta Amerika untuk menjelaskan mengapa mereka membuat keputusan mengenai Yerusalem tersebut.

Abbas akan mengunjungi Moskow “segera”, menurut ajudannya Nabil Shaath.

“Kami bekerja secara aktif dengan Rusia, China dan Eropa untuk membentuk sebuah forum internasional yang akan mengawasi proses perdamaian di masa depan, karena kami tidak dapat menerima monopoli AS lagi,” kata Shaath seperti dikutip oleh situs berita Rusia, RT.

Perundingan damai antara Israel dan Palestina telah membeku sejak ambruk oleh agresi militer zionis ke Gaza pada 2014.

Bagikan