TEL AVIV (jurnalislam.com)– Perintah militer terbaru Israel yang dikeluarkan pada Selasa (6/5/2025) menunjukkan bahwa pembebasan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza bukan menjadi prioritas utama, bahkan ditempatkan sebagai yang paling tidak penting. Hal ini diungkapkan oleh surat kabar Israel Haaretz.
Instruksi tersebut menjadi bagian dari peluncuran operasi militer baru Israel di Gaza yang diberi nama Kereta Perang Gideon (Gideon’s Chariots). Dalam dokumen tersebut, militer Israel menggunakan istilah “tawanan” alih-alih “sandera” yang selama ini banyak dipakai dalam retorika resmi.
Tujuan utama dari operasi tersebut, menurut perintah militer, mencakup: mengalahkan Hamas, menguasai wilayah Gaza secara operasional, melakukan demiliterisasi, menghancurkan infrastruktur pemerintahan Hamas, serta mengelola dan memobilisasi penduduk sipil. Sementara itu, “memastikan pembebasan tawanan” berada di posisi terakhir dalam daftar prioritas.
Otoritas militer Israel menyatakan bahwa operasi ini dirancang untuk memungkinkan pasukan Israel tetap berada di Jalur Gaza tanpa batas waktu. Rencana ini juga bertujuan untuk membatasi seluruh penduduk Gaza ke area kecil di wilayah selatan.
Media Israel melaporkan bahwa distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza akan dilakukan hanya sekali seminggu. Seorang juru bicara militer menyebutkan, “Setiap perwakilan keluarga Gaza akan menerima jumlah yang cukup bagi keluarganya untuk mencegah situasi kelaparan.”
Kebijakan tersebut menuai kekhawatiran luas dari komunitas internasional, yang menilai tindakan ini bisa mengarah pada praktik pembersihan etnis atau bahkan genosida terhadap warga Palestina.
Menteri Keuangan Israel yang berasal dari sayap ekstrem kanan, Bezalel Smotrich, memperkuat kekhawatiran tersebut dengan menyatakan bahwa Gaza akan “dihancurkan total.”
Diperkirakan hanya tersisa 21 tawanan Israel yang masih hidup di Gaza. Tiga di antaranya dilaporkan telah meninggal setelah Israel kembali melancarkan serangan ke wilayah tersebut, menyusul kegagalan gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat pada bulan Maret lalu. (Bahry)
Sumber: TNA