SOLO (Jurnalislam.com) – Warganet dihebohkan dengan postingan di akun Instagram @pariwisata Solo yang menunjukkan adanya penampakan lambang seperti ‘salib’ di Jl. Jenderal Sudirman Solo (koridor Jensud). Mozaik Salib dari batu andesit itu tepat berada di depan Balaikota Solo.
Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono memberikan surat terbuka kepada Walikota Solo FX Hadi Rudiyatmo memprotes dugaan adanya bentuk Salib Raksasa tersebut.
“Beberapa Komunitas Muslim di Solo Raya mulai mempertanyakan kemiripan mozaik Salib di Tugu Pemandengan,” katanya kepada jurnalislam.com rabu, (16/1/2019).
“Nama jalan tersebut adalah jalan Jenderal Sudirman, tokoh Muhammadiyah, ahli perang gerilya dan pahlawan nasional,” imbuhnya.
Endro menyebut, Pemkot yang menyiapakan anggaran 40 Miliar guna renovasi itu justru dikeluhkan oleh warga, pergantian dari aspal hitam biasa menjadi paving batu andesit justru dirasa malah membuat pengendara tidak nyaman saat melintas
“Warga mengeluhkan perubahan aspal menjadi paving, jalan terasa nggronjal, kurang nyaman,” ujarnya.
Untuk itu, Endro berharap agar Walikota mendengarkan keluhan warga dan menjaga perasaan umat Islam terkait dugaan adanya lambang Salib Raksasa di koridor Jensud.
“Renovasi dan kreasi yang mengarah pada peningkatan pariwisata tidaklah harus berpolemik dan menciptakan isu sara yang akan berdampak pada kondusivitas dan kenyamanan kota Solo,” ungkapnya.
“Mengevaluasi dan mengganti mozaik mirip salib dengan motif lainnya yang sebisa mungkin tidak menimbulkan keresahan warga,” tandasnya.
Kontroversi adanya dugaan bentuk ‘Salib Raksasa’ sendiri bermula akun instagram @pariwisatasolo yang dikalim sebagai akun resmi milik dinas Pariwisata Solo memosting hasil pemasangan batu andesit pertama pada Senin (14/1/2019) yang kemudian di unggah ulang (repost) oleh @jelajahsolo yang membuat banyak dikomentari warga net.
Coba walikota nya muslim, tdk akan memasang lambang agama apapun di tempat2 yg umum spt itu..krn muslim tolerans